Hidung Ayyara mencium wangi familiar yang membawa kakinya ke dapur, disana dia melihat Aaron yang sedang menggoreng sesuatu yang Ayyara tebak dari aromanya adalah telur.
"Aar! Kamu bisa masak?" Ayyara melingkarkan tangannya di perut Aaron.
"Gini doang emang lu gak bisa?" Ayyara nyengir menggeleng pelan. Lengan Aaron melingkar di belakang leher Ayyara untuk mencubit pipi chubby nya.
Ia menaruh dua telur dadar di piring. "Lain kali gak usah keluar buat beli lauk matang."
"Kenapa?" Aaron melihat Ayyara dan gemas menguyel pipinya. "Nurut aja kenapa si." Ayyara malah tertawa pelan.
"Udah yuk makan," ajak nya membawa piring berisi telur itu. Ayyara tentu mengikutinya duduk di samping nya.
Selagi Ayyara menyendok nasi, Aaron menaruh telur dadar ke piring nya. "Btw Ay nanti gue pulang rada sore gak apa-apa?" Aaron menyuap nasi nya.
"Loh kenapa?" tanya Ayyara melihat nya. "Mau cari kerja." Kepalanya manggut-manggut memakan telur yang sudah dia potong.
"Sepulang sekolah? Gak ganti baju dulu?"
"Gak usah, nanti gue bawa Hoodie aja." Ayyara manggut-manggut lagi. "Ya udah, kabarin aku kalau ada apa-apa." Aaron mengusap gemas rambut Ayyara.
"Iyaaaaaa." Ayyara tersenyum menyuap nasinya. Masakan Aaron tidak buruk juga.
🐣
Ayyara berjalan jalan menggunakan jaket hitam kebesaran milik Aaron dengan rambut yang sedikit tidak terurus ah wajahnya juga.
Benar-benar tanpa make up tapi masing terlihat cantik dan sedikit mengenaskan. Ayyara melihat beberapa remaja berpakaian seragam sekolah di sekitar rumahnya.
Bercanda, tertawa, mengobrol dan lain lain nya. Ayyara iri tentu saja dulu dia Airuz, Gatha dan Zuzu selalu melakukan itu bersama-sama.
Jika kalian duga Ayyara tidak sedih tentu salah besar. Ayyara sangat sedih ingin marah sama takdir tapi semua juga kesalahan dia. Ingin ngamuk kaya apapun semua jawabannya tetap sama gak ada yang berubah.
Ayyara menghela nafas pelan menendang kerikil di jalan, melihat perutnya buat dia tersenyum. Setidaknya bayi di dalam perutnya, Aaron juga orang tua nya adalah sumber kekuatan dan kebahagiaannya saat ini.
Ini udah lebih dari cukup.
Suara gema sepatu terdengar mendekat, Ayyara mendongak dan mendadak berhenti saat seseorang mencegah jalannya dengan berdiri di hadapannya.
Mata mereka saling beradu, Ayyara sedikit mengingat wajah familiar di hadapannya. "Lo?!"
Ayyara membulatkan matanya menutup mulutnya, kakinya sedikit mundur. "Haha masing inget lo." Cowok itu dengan santai tertawa.
Tampilannya juga sedikit berbeda daripada di basecamp. Jika di basecamp menyeramkan tapi dengan pakaian seragam sekolah ternyata tidak juga.
"Lu ngapain di sekitar sini?" Rafi menoleh kesana kesini."Tinggal disini?" tanyanya. "Gak usah kepo!" jutek Ayyara berjalan melewatinya. Rafi mendengus pelan dan mengejarnya, menyamakan langkahnya.
"Ngomong-ngomong lu sama Aaron tuh apa?"
"Suami-istri." Rafi tertawa terbahak-bahak buat Ayyara melihatnya tidak suka. "Njir, halusinasi lu jauh amat."
"Gak percaya ya udah." Rafi geleng kepala pelan tidak percaya. "Suka banget lo sama si Aaron itu?" Ayyara tidak menjawab, males.
"Ngomong ngomong nama gue Rafi."
"Gak nanya!" Ayyara mempercepat langkahnya buat Rafi mendengus menatap punggungnya lamat-lamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby of a bad boy [END]
Teen FictionHamil di usia remaja. Ayyara Oceanna Paradista mencintai Aaron Renjana Erlangga adalah suatu hal yang buruk tapi manis. ⚠️ 17+ *** Cover by pinterest All pictures pinterest Start : 10 Juni 2023 Finish : 10 Agustus 2023