Chapter 4

1.8K 231 9
                                    

An Unknown Place, Tokyo, Japan

"Bagaimana dengan yang ini?" Tunjuk Lisa pada salah satu kamera yang terpajang di sebuah rak kaca.

Mingyu mengangguk. "Itu cukup bagus."

Lisa tersenyum, lalu mengambil kamera ㅡyang sedari awal sudah menarik perhatiannya itu, untuk diperhatikan lebih dekat. "Hoksii~ Selera Jiyong oppa memang tak perlu diragukan lagi."

"Oh, itu kamera yang dipakai GD sunbaenim?"

Lisa mengangguk. "Sepertinya iya."

"Apakah kau juga sering memotret bersamanya?" Tanya Mingyu penasaran.

"Tidak sering sih. Kami hanya sesekali bertemu karena Jiyong oppa super sibuk. Meski begitu ia selalu menyempatkan diri untuk menemaniku memotret walaupun hanya di dalam agensi." Jelas sang gadis sambil mencoba kamera tersebut dengan memotret Mingyu yang otomatis berpose.

"Mingyu tahu, seperti foto yang diambil secara random dan hasilnya malah terlihat aesthetic." Lanjut Lisa. Ia memperhatikan hasil jepretannya dan menunjukkan kepada Mingyu yang mendapat acungan jempol dari si pemuda.

"Well, yeah. Jiwa seni GD sunbaenim yang unik sudah tak perlu diragukan lagi. Apa yang ia lakukan selalu menjadi tren."

"Benar."

Mingyu yang masih penasaran kembali bertanya. "Lalu dengan siapa lagi?" Entah mengapa ia sangat yakin jika Lisa tidak hanya melakukan hobinya dengan G-Dragon saja.

"Ada Bobby oppa, kadang juga dengan June, dengan Hanbin oppa juga meskipun kami sudah beda agensi. Dan juga..

"Juga?" Sahut Mingyu.

"Jaewon oppa. Kau tahu? One?"

"Woah.." Tanpa sadar Mingyu ternganga, mulutnya membentuk huruf "O" besar karena terkejut mendengar nama-nama yang disebutkan oleh Lisa yang terlihat tanpa beban itu.

"Waeyo?"

"Ah tidak." Mingyu menggeleng cepat, berusaha menghilangkan semua pikiran anehnya. Ia lalu kembali fokus kepada gadis yang berdiri di sampingnya. "Jadi Lisa mau ambil yang mana?"

"Kalau menurut Mingyu?"

Mingyu memperhatikan beberapa benda berlensa yang terpajang di rak. Jika ditanya mengenai fotografi dan sejenisnya, pria bermarga Kim itu lumayan bisa diandalkan. Bahkan agensi mereka sering meminta Mingyu untuk membantu jika Seventeen sedang ada pemotretan. Entah Mingyu yang di manfaatkan atau memang kemampuannya yang bagus, tapi ia tidak peduli. Pria itu malah dengan senang hati melakukannya hitung-hitung mengembangkan bakatnya juga.

"Kamera ini memang bagus tapi karena kau masih baru memulainya lebih baik menggunakan yang ini." Jelas Mingyu sambil memberikan kamera lain. "Ini lebih sederhana dan mudah untuk di otak-atik, namun hasilnya tak kalah juga dengan yang tadi." Imbuhnya.

"Woah, film camera?"

Mingyu mengangguk. "Kau suka?"

"Tentu! Aku pernah mencobanya sekali. Baiklah. Kalau begitu aku ambil yang ini saja." Ucap Lisa dengan riang. Ia tak menyangka jika pemuda ini mempunyai selera yang bagus. Walau Lisa belum semahir senior-seniornya, namun ia sedikit mengerti tentang jenis kamera, cara pengambilan gambar, dan lain-lain. Ia juga ingin membuat vlog perjalanan sederhana yang rencana akan ia unggah pada Youtube channel-nya sendiri. Ngomong-ngomong Lisa telah memiliki channel sendiri namun belum sekalipun ia gunakan.

"Lho, tidak jadi mengambil yang seperti punya GD sunbaenim?"

Lisa menggeleng kemudian tersenyum manis. "Karena Mingyu yang memilihkan, jadi aku mengambil ini saja. Aku percaya pada Mingyu." Mendengar itu senyum Mingyu semakin lebar, bahkan jika ditarik sedikit lagi mungkin pipinya bisa robek. Saking lebarnya.

BRACELETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang