Chapter 8

1.6K 240 9
                                    

Blackpink's Dorm, Seoul, South Korea

Lisa baru saja membuka mata ketika seseorang menggedor pintunya dengan kencang.

"Lisa-ya ireona! Ini sudah pukul empat sore, jika kau tidak bangun juga akan ku siram air!"

Rupanya Rosé, si pemilik pipi chipmunk itu juga berusaha membuka pintu kamar Lisa yang sayangnya terkunci. Gadis Thailand itu pun mendudukkan diri, meregangkan otot lalu melirik jam beker di atas nakas yang menunjukkan pukul empat sore. Ternyata ia benar-benar berkomitmen tentang kegiatan hibernasi-nya.

"Lisa?!" Teriak Rosé untuk kesekian kali.

"Iya Chaeng! Aku sudah bangun!" Balas Lisa dengan suara serak.

"Aku menunggu di ruang makan."

"Eung~"

Jadi, Blackpink baru saja menyelesaikan world tour mereka di Jepang dua hari yang lalu, sehingga Jisoo, Jennie, Rosè dan Lisa benar-benar memanfaatkan waktu untuk beristirahat di dorm demi mengembalikan tenaga yang terkuras selama hampir satu tahun itu. Walau begitu, semua rasa lelah terbayarkan ketika mereka bertemu dengan Blink, dan bersenang-senang bersama.

"Chaeyoung-ah, kau ikut kan?" Tanya Lisa segera setelah melihat presensi sang sahabat yang sedang duduk di pantry.

"Eoh, wae?" Angguknya sambil menuang sereal dan segelas susu ke dalam mangkuk.

Lisa menggeleng. "Ani. Aku tidak akan ikut jika kau tidak ikut."

"Ah kau baru ikut pertama kali ini ya? Seru sekali tahu! Berteman dengan teman baru di luar grup." Ucap Rosé bersemangat.

"Kau tahu kan jika aku orangnya pemalu."

Rosé memicingkan mata, menatap penuh tidak percaya kepada sang sahabat yang tiba-tiba berakting malu-malu kucing. "Pemalu my ass! Kau bahkan punya teman pria lebih banyak daripada aku yang hanya dikelilingi oleh June, June dan June sampai bosan."

Lisa lantas tertawa mendengar gerutuan Rosé lalu tanpa sungkan menyuapkan sereal milik sang sahabat.

"Bikin sendiri Lisa!" Protes si gadis Australia sambil menepuk tangan Lisa.

"Hehe.. Aku malas.." Lisa tersenyum manis, memnuat Rosé memutar bola matanya. "Tapi kau jangan begitu, June itu menyayangimu makanya ia ingin menjagamu." Lanjutnya, mengalihkan perhatian agar Lisa bisa memakan sereal milik Rosé dengan tenang.

"Tapi kan aku jadi tidak bisa berteman bebas. Kau tahu, ketika aku ikut berkumpul untuk pertama kalinya, June menempeliku seperti ulat. Ketika aku ingin bertanya kepada teman-teman yang lain, dia yang akan menjawab semua pertanyaanku. Dia bahkan repot-repot menjadi juru bicaraku dengan menjawab semua pertanyaan yang harusnya ditujukan untukku, Lisa! Jinjja, aku jadi tidak bisa berbicara santai kepada teman-teman yang lain. Bisa kau bayangkan betapa kesalnya aku?!"

Lisa tertawa terbahak-bahak, paham sekali bagaimana Rosé yang selalu kesal jika bercerita tentang June. Mereka memang bagaikan pinang dibelah dua, maksudnya bukan dari segi wajah, namun tingkah mereka yang seperti saudara kandung membuat keduanya terlihat mirip. Pernah suatu ketika Lisa bertanya kepada June apakah pemuda itu menyukai Rosé mengingat sikapnya sudah seperti kekasih yang over protective, namun June hanya menggeleng. Ia hanya mengatakan jika akan melindungi Rosé sampai Rosé bertemu dengan kekasih yang bisa melindunginya melebihi dirinya. Walau Lisa tak paham, namun ia dapat merasakan ketulusan June kepada Rosé sehingga Lisa hanya membiarkannya saja.

"Tapi June adalah orang yang paling kau percayai kan?"

Rosé mendengus, hatinya memang membenarkan namun jika mengingat kejadian kala itu membuatnya sedikit kesal. Hubungan Rosé dan June adalah tipikal love-hate relationship yang telah menjadi rahasia internal di agensi.

BRACELETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang