Chapter 1

3.7K 286 9
                                    

Blackpink's Dorm, Seoul, South Korea

"Lisaaa! Ppalliwaaa!"

"Lisa Lisa Lisaaa!"

"Lalisa Manoban jika kau tidak keluar sekarang, maka.."

Mendengar teriakan yang seolah menggelegar seantero asrama, membuat gadis bernama Lalisa Manoban bergegas keluar dari kamar sembari menyeret kopernya yang besar. Ia menggerutu dalam hati karena sesungguhnya ia belum selesai merapikan barang bawaannya ketika tiga sahabatnya mulai meneriaki namanya dengan lantang. Mau tak mau, Lisa segera memasukkan semuanya dengan asal agar ia tidak tertinggal untuk kesekian kali.

"Ne ne ne! Aku keluar sekaㅡ Mwo?! Kalian dimana?" Kejut Lisa ketika mendapati ruang tengah asrama yang masih kosong dan batang hidung ketiga sahabatnya belum juga terlihat.

Lisa baru menyadari ketika ia mendengar kekehan dari penghuni masing-masing kamar.

"Mwo?! Kalian mengerjaiku?! What the f*ck unnie!"

"Yak Lalisa! Siapa yang mengajarimu mengumpat huh?!" Sahut gadis bersurai hitam panjang bernama Kim Jisoo yang kini keluar dari dalam kamarnya sambil menggosok gigi.

"Unnie? Kau bahkan belum siap?" Lisa tidak percaya ketika melihat Jisoo yang masih sibuk menggosok giginya. Ia bertaruh jika sang kakak juga belum menyisir rambutnya yang juga terlihat berantakan.

"Siapa yang belum siap? Aku hanya tinggal menyisir rambutku saja kok." Balasnya sembari mengibaskan rambut dan kembali melengang masuk ke dalam kamarnya. "Coba cek kamar Chaeng, kurasa dia bahkan masih telanjang."

Lisa terbelalak mendengar kalimat ambigu yang dilontarkan oleh Jisoo, lalu bergegas menuju kamar teman seumurannya yang berada di ujung lorong, dekat pintu masuk.

"Park Chaeyoung!"

Lisa sudah berencana untuk memarahi gadis bernama asli Park Chaeyoung atau yang biasa dipanggil Rosé itu jika yang dikatakan Jisoo memang benar. Namun ia hanya mendapati Rosé yang telah rapi dan melotot kepadanya. Seolah tahu apa yang akan dilakukan oleh Lisa.

"Mwo?"

"Ah, ku kira kau belum siap." Lisa tertawa canggung sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Aku sudah siap tahu! Hanya tinggal menunggu kalian saja." Jawab Rosé santai dan yerlihag menahan tawanya.

Kekesalan Lisa kembali muncul ketika mendengar tawa renyah dari dalam kamar Jisoo yang terletak tepat di samping kamar Rosé.

"Dasar unnie sialan." Kutuk Lisa dalam hati ketika ia menyadari jika lagi-lagi dirinya dikerjai oleh sang kakak.

"Jennie unnie mana?"

Rosé mengendikkan bahu. "Molla, mungkin masih di kamarnya."

Kemudian gadis kelahiran 97 itu berlari kecil menyusuri ruang tamu dan menuju kamar yang terletak di seberang kamarnya, tepatnya di samping dapur. Ketika ia membuka pintu, seorang gadis bernama Jennie Kim terlihat masih menggunakan jubah mandi sembari menjejerkan beberapa pakaian di atas ranjang.

"Lisa, bantu aku untuk memilih pakaian. Aku tidak ingin terlalu formal, hanya ingin terlihat simpel namun tetap chic." Jennie segera menarik tangan Lisa hingga berada tepat di depan ranjangnya.

Lisa menghela nafas. Niatnya yang ingin memarahi Jennie karena ikut mengerjai Lisa tadi, sepertinya gagal. Apalah daya jika ia selalu tidak berkutik jika berhadapan dengan gadis bermata kucing itu. Dibandingkan dengan Jisoo dan Rosé, Jennie adalah salah satu sahabat yang mempunyai ruang tersendiri di hati Lisa. Itu karena Jennie adalah teman pertamanya ketika ia baru menginjakkan kaki di Korea Selatan. Lisa yang belum bisa berbicara dan menulis hangul dengan lancar sangat terbantu oleh Jennie yang dengan sabar mengajarinya. Oleh karena itu, Lisa selalu 'tidak enakan' jika dengan Jennie dan cenderung tidak mau membuat masalah dengannya.

BRACELETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang