CHAPTER TEN

4 20 0
                                    

Waktu pulang sekolah pun telah tiba,bu Rivta menyuruh Zia untuk melanjutkan belajarnya dirumah dan membawa beberapa buku matematika untuk dipelajarinya.

*Zia menunggu di depan gerbang sekolah
"Air mana ya,tumben dia ga kesini"tanya Zia didalam hati sambil menengok kearah kanan dan kiri.

"Nah itu dia,loh dia sama siapa tuh,kayaknya cewe,mana asik banget lagi ngobrolnya biasanya dia cuek" ujar Zia yang sedang ngedumel melihat Air dengan teman lainnya.

"Dihh apaan banget si gw ngapain gw peduliin mau dia ngobrol sama siapa ke bodoamat dah lah gw nunggu Pa Handri aja"

Sesampainya Zia dirumah,ia melanjutkan belajarnya untuk mengikuti OSN minggu depan.

*tringg (telepon masuk dari Air)

"Haiiii Ziaaa lo pasti lagi belajar ya hahahaha semangadd" ujar Air.

"Hai iya lah" jawab singkat Zia.

"Ko gw tadi galiat lo nunggu depan gerbang deh" tanya Air.

"Hah? Oh iyalah,kan lo lagi asik banget tuh ngobrol sama temen cewe lo itu" jawab Zia dengan ketus.

"Lo cemburu yaa hahahahaha" sambung Air.

"Idihhh nggak ya ngapain banget gw cemburu sama lo,emang tu cewe siapa sih gw cuma nanya doang ya!" Ujar Zia.

"Owalah nanya nihh...ya dia temen gw waktu kelas 11 kita sempet sekelas cuma kan karena kita kelas 12 di acak jadi kita ke pisah Tapi kita cuma temenan biasa kok" jawab Air.

"Yaudah deh Air gw mau lanjut belajar lagi ya byee" ujar Zia.

"Aduh Zia ben...yah oke deh bye" sambung Air yang belum selesai bicara.

Zia pun melanjutkan belajarnya.

*malam pun tiba.

"Ziaa sini sayang makan malam sudah disiapkan" ujar Mamah di meja makan.

"Iya mahh,sebentar"

"Mah...Pah Zia disuruh bu Rivta untuk ikut OSN Matematika minggu depan..boleh kan" ucap Zia.

"Lohh kok dadakan banget sayang" tanya Mamah.

"Iya sayang" sambung Papah.

"Iya Mah...Pah soalnya bu Rivta baru ngabarin tadi,tapii boleh kan mah..pah" tanya Zia.

"Boleh dong sayang,asalkan tidak memberatkan kamu ya" jawab Papah.

"Iya sayang,,kamu jangan lupa untuk belajar ya" ucap Mamah.

"Iya mah..pah Makasih ya udah ngasih izin ke Zia" ujar Zia.

"Iya sama-sama sayang".

Setelah selesai makan malam,Zia kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

"Aduh lelah juga ya hari ini" ucap Zia sambil menatap langit-langit kamarnya.

Saat Zia sedang menutup matanya tiba-tiba saja di otaknya terlintas soal tragedi pembunuhan yang sangat sadis.

"Aarrghhhh............. sial kejadian apa itu,kenapa bisa ada di kepala gw,mana serem bangettt" ucap Zia yang sudah membuka mata.

Zia pun langsung menelpon Air.

*tringggggg(telepon berdering)

"Hallo Zia ada apaan,tadi lo yang matiin telepon gw ya" ujar Air.

"Haii,hehe maaf ya tadi gw mau lanjut belajar" sambung Zia.

"Iyee gapapa,and ada apa lo telpon gw malem-malem" tanya Air.

"Masa tadi gw kebayang soal tragedi pembunuhan si" jawab Zia.

"HAH? PEMBUNUHAN??" Tanya Air yang sangat syok.

"I-ya ko lu kayak syok dan gelisah gitu?" Jawab Zia.

"Hah e-enggak papa,gw cuma syok aja,bisa-bisanya lo kebayang kayak gitu" sambung Air.

"Gatau gw juga,mana kayak reel banget kayak di sebuah Rooftop gedung Besar gitu dan Gue merasa pernah ke gedung itu" ujar Zia.

"Di Rooftop??????" Tanya Air.

"Iya,lo ko kayak aneh gitu si Air" jawab Zia.

"Ah nggak yaudah udah dulu ya gw mau tidur" ujar Air.

*telepon dimatikan

"Nah sekarang dia yang matiin telepon,lagi dia kenapa si,biasanya juga begadang" ujar Zia kebingungan.

"Yaudahlah tidur aja deh"

Pagi hari pun tiba,Zia bergegas untuk berangkat ke sekolah,sesampainya di sekolah Zia dipanggil oleh bu Rivta.

"Iya ada apa bu,memanggil saya" Tanya Zia.

"Zia,sepertinya OSN matematika ini akan dimajukan" jawab bu Rivta.

"Loh,kenapa bu?" Tanya Zia.

"Iya karena dari pihak penyelenggara OSN matematika ini bilang banyak pihak yang minta dimajukan ya mau nggak mau pihak OSN ini harus ngikutin kemauannya banyak pihak, tapi untuk alasan pastinya Ibu nggak tahu yang Ibu tahu OSN ini hanya dimajukan kamu tetap bersedia kan Zia" jawab Bu rivta.

"Owalah yaudah bu,gapapa saya tetap bersedia kok bu" sambung Zia.

"Alhamdulillah syukur deh makasi ya nak" ucap bu Rivta.

"Iya bu,untuk tanggalnya,kapan ya bu?" Tanya Zia.

"Hari jum'at minggu ini nak tanggal 14 Agustus" jawab bu rivta.

"2 hari lagi berati bu?"tanya Zia.

"Iya nak, semangat ya" jawab bu Rivta.

"Iya bu"

Zia pun telah selesai berbicara dengan Bu Rivta dan sedang menuju ke kelasnya lagi.

"Air tau nggak sih Masa OSN matematika gue yang harusnya itu minggu depan malah dimajuin jadi hari Jumat ini coba kan gue jadi lier" ujar Zia kepada Air.

"Udah Malah tadi bu rivtanya dadakan banget manggilnya,gue aja nggak tahu tadi gue dipanggil Bu Rivta,tadi yang nyamperin Gue aja si Daniel katanya gue dipanggil Bu Rivta gua langsung tau nih Bu Rivta pasti bakal ngomong ke arah mana" ucap Zia.

"Eh Air lo tuh ya orang dari tadi lagi ngomong juga lu kenapa sih bengong bae dari tadi orang tuh kalau lagi ngomong tuh didengerin" ujar Zia sambil menepok bahu Air.

"Eh aduh Iya maaf maaf lu ngagetin gua aja sih Ya namanya orang nggak denger" sambung Air.

"Emang tadi lu ngomong apa Sorry gue nggak denger" ucap Air.

"Lo tuh kenapa sih Air hari ini lu tuh kayak nggak fokus banget gitu dan Lo tuh kayak bengong terus dan Semalam kenapa lu main matiin telepon gitu aja curiga gue sama lo" sambung Zia.

"Gue nggak papa kok gue semalam cuma kecapean aja habis latihan basket jadi maaf banget ya please lo maafin gue kan" ucap Air.

"Hmm iya deh" terus Zia.

Zia pun menceritakan perbincangan dirinya dengan Bu Rivta tadi kepada Air.

"Wah gila jadi maju bener dikira OSN kayak disuruh makan nasi padang kali Ya gampang nggak ada persiapan tinggal mangap tinggal telen Ya udahlah lo sih cuma perlu semangat aja dan lo harus yakin sama diri lo sendiri bawa lo tuh pasti bisa kalau harus buktiin tuh sama geng-geng dia kalau lo itu bisa Zia" ujar Air memberi semangat.

"Iya dong pasti,makasih ya Air" sambung Zia.

Jam pelajaran pun dimulai seperti biasa dan juga berakhir seperti biasa.

Salam hangat
Author cewe😊

TWO WORLDS | Project_RATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang