CHAPTER FIFTEEN

0 0 0
                                    


"Mungkin sebentar lagi mereka bakal cari kalian! Kalo kalian ditangkap jangan ada yang berani-berani mengakui kalau gua yang suruh,"

"Kalau kalian berani mengakui! NYAWA KALIAN BAYARANNYA!! NGERTII!" Ancam wanita yang sudah berumur itu dengan berteriak.

"N-ngerrtiii b-boss," jawab beberapa pria yang ada di ruangan itu. Mereka tampak ketakutan karna ancaman dari wanita itu.

  _Disisi lain_

"Gimana yo? Sudah di cek cctv yang itu?" Tanya Willy sambil menunjuk-nunjuk cctv yang menempel pada tiang listrik di sisi jalan.

"Sudah semua pak," jawab Rio sambil memberikan tablet yang ada di tangannya ke Willy. Tablet itu berisikan semua rekaman layar cctv yang ada di
area itu, ini semua hasil kerja Rio sebagai seorang hacker handal yang ada di perusahaan pak Anderson.

"Dan kami sudah menemukan seluruh identitas dari semua pelaku," lanjut Rio menjelaskan.

"Baiklah, kita harus langsung bergegas ke tempat tinggal mereka untuk menangkap dan setelahnya meringkus mereka," ucap Willy memberi perintah untuk segera menangkap penculik itu.

Willy dan Rio beserta tim nya pun bergegas berangkat untuk menuju tempat tujuan mereka yaitu tempat tinggal dari semua penculiknya.

Dalam perjalanan, mereka cukup tak terkendali karena adanya kemacetan disebabkan oleh kecelakaan tabrakan mobil dengan truk hingga seluruh body mobil itu ringsek dan mengalami rusak parah. Alhasil Willy harus mengambil tindakan agar apa yang mereka tuju terlaksanakan dengan baik dan cepat; Willy dan Rio serta salah satu timnya turun dari mobil untuk memutuskan berjalan beberapa meter sambil memberikan informasi pada tim yang lain untuk menjemput mereka bertiga, untuk tim yang terjebak macet akan menyusul secepatnya.

===================

"Sudah membaik?"

"Yaa.... begini lah," jawabnya singkat. Terlihat pada bagian tangan kanannya membesar karna balutan perban akibat kecelakaan kemarin yang menyebabkan dia terpukul oleh kayu.

"Udah engga kan berarti haha," lanjut Zia sambil mendekat ke arah Air yang sedang memegangi tangannya itu.

"Bel..."

Plak.....

Sebuah pukulan kecil mendarat pada tangan kanan Air yang sedang terluka itu.

"Aaaaa...." pekik Air kesakitan.

"Ziaaaaaaaaa, lo ini yaaa" kesal Air sambil merasakan sakit dari pukulan kecil itu. Meski tidak begitu kencang tapi itu cukup membuat sakit.

"Hehehehehe," Zia cengengesan dibuat Air.

"Malah cengengesann....." balas Air dengan wajah datar.

"Ya udah, maaf-maaf" lanjut Zia memohon.

Air tak menjawab lagi melainkan langsung pergi meninggalkan Zia.

"Ihhhhh ko marahhh," sebal Zia sambil mengejar Air.

"Maaf ihh, Airrr..." Zia masih memohon kepada Air sambil berlari juga agar menyamakan langkah keduanya supaya Air dengar apa yang ia bicarakan.

BRUKKK....

Karna mata Air tidak fokus akhirnya ia pun terjatuh "Hahahahhaa emang enak, fokus makanya dan jangan lari-larian," Zia tertawa puas dibuat Air.

"Malah diketawain bukannya bantuin," sebal Air lagi-lagi dibuat Zia.

"Iya-iya maaf," Zia menjulurkan tangannya untuk membantu Air bangun dari jatuhnya itu.

"Terima kasih,"

"Ya," singkat Zia.

"Maafin ya yang tadiii....," Zia masih memohon.

TWO WORLDS | Project_RATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang