CHAPTER NINETEEN

1 0 0
                                    

"Sudah sampai pak," ucap sopir ojek itu kepada Willy.

"Baik, terima kasih" balas Willy sambil turun dari motor yang ia tumpangi.

Sopir ojek itu pun pergi menjauh meninggalkan Willy.

Willy sekarang berada di sebuah komplek perumahan yang sepi dan hawa disana yang cukup mencekam. Tidak terlihat dan terdengar lalu lalang orang atau kendaraan, ditambah suasana sore yang semakin menggelap akibat terbenamnya matahari membuat bulu kuduk siapapun yang ada disana menegang.

"Monitor..., Rakun masuk... Walabi memanggil.... Gantii..." ucap Willy ke HT yang ia pegang.

"Masuk... Disini Rakun...., Gantii..." balas Rio dari sebrang sana.

"Saya sudah di 10-2, Gantii..." sambung Willy memberi kabar.

"Baik, saya 10-8 pangkalan anak kijang, Ganti...." tutur Rio membalas.

"Segera..., Gantii..." singkat Willy.

"8-6, tema pancarkan? Gantii..." tanya Rio disebrang sana memastikan.

"Disini Timor Kupang Ambon...., Gantiii..." jawab Willy dengan jelas.

"Tetap berhati-hati....,  Gantii..." ucap Rio mengingatkan.

"8-6.... Silahkan dilanjutkan, Solo Bandung..."

"Siap dilaksanakan Walabi, Solo Bandung...." balas Rio mengerti dan mengakhiri obrolan itu.

Setelah selesai memberi kabar kepada Rio, Willy pun berkeliling komplek perumahan itu untuk melihat-lihat sekaligus mencari hal yang tampak mencurigakan.

Kemudian saat Willy berjalan tak jauh dari rumah bertingkat, terlihat semak-semak yang tampak mencurigakan bergoyang-goyang padahal saat itu tidak ada angin berhembus.

'Kresekk.... Kresekk...'
Suara semak-semak yang bergerak kasar seperti ada sesuatu dibaliknya.

Willy pun mengecek apa yang ada di semak itu. Saat sedang dicek...

'Wrebekk.... Wrebekkk....'
Seekor kodok yang lumayan besar keluar dari semak-semak.

"Astagaa.... Ternyata hanya kodok," ucap Willy kaget karna hal itu.

Setelah itu....
"Pak Willy..."

"Astagaaaaa Rioo, lu bisa pelan-pelan gak? Bikin kaget aja," ucap Willy kaget lagi untuk kedua kalinya.

"Ehh maaf pak," balas Rio merasa bersalah.

"Huhh... Iya, udah sampai dari tadi?"

"Baru 10 menitan, saya nyariin bapak gak ketemu-ketemu eh ternyata disini," ucap Rio menjelaskan.

"Tadi saya lagi ngecek sekitar siapa tau ada yang mencurigakan," jelas Willy.

"Ya sudah, mari kita lanjutkan tugas kita," lanjut Willy memberi arahan.

"8-1, 813" balas Rio dengan menggunakan kode Handy Talky (HT).

Mereka pun berjalan menuju ke suatu rumah yang dilacak Rio, rumah itu tampak sangat kumuh dan tidak ada tanda kehidupan sama sekali.

'Kreeeekk...'
Suara pintu itu karna engselnya yang sudah usang.

Pintu dibuka oleh Rio dan terlihat bagian dalam rumah yang gelap tanpa pencahayaan serta cat yang sudah luntur dan kotor menambah aksen menyeramkan dari rumah itu.

'Brakk....'
Suara bantingan pintu saat mereka sudah masuk ke dalam rumah itu.

Willy melompat sedikit karna kaget akibat bantingan pintu yang cukup keras.

TWO WORLDS | Project_RATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang