CHAPTER THIRTEEN

11 18 1
                                    

Kring! Suara pesan masuk dari handphone Zia.

Zia pun mengambil handphone yang ada di saku celananya, ketika dilihat ternyata pesan itu dari mamahnya.

"Zia kamu dimana? Tadi pa Hendri ke sekolah ga ada kamu. Mamah sama papah khawatir, sekarang sudah malam segera infokan mamah biar dijemput," isi pesan itu.

"Aku lagi di rumah sakit sejahtera mah," balas Zia.

Tak lama mamah pun menelpon Zia karena khawatir dengan keadaan anaknya.

"Ziaa kamu kenapa? Ko bisa di rumah sakit sejahtera? Apa yang sedang terjadi?" tanya mamah khawatir dari serbang sana.

"Zia gak apa-apa ko mah, aku temenin si Air karna dia luka-luka pas bantuin aku tadi mah," balas Zia sambil menoleh ke Air yang sedang tertidur dengan tatapan kasihan.

"Hah? Ko bisa sayang?" Tanya mamah lagi.

"Nanti aku ceritakan kalau mamah sudah disini,"

"Ya sudah mamah sama papah segera kesana, sebentar ya sayang"

"Iya mah, hati-hati ya?"

"Iyaa sayang,"

Mamah pun mengakhiri teleponnya dan ia pun segera bersiap-siap untuk ke rumah sakit sejahtera.

"Pah ayo ke rumah sakit sejahtera karna Zia ada disana," ajak mamah.

"Apaa?! Ko Zia disana? Apa yang terjadi mah?" Tanya papah terkejut, ia berfikir ada suatu hal yang terjadi.

"Kata Zia dia gak kenapa-kenapa tapi Air luka-luka karna bantuin Zia," jelas mamah.

"Bantuin?" Tanya papah lagi bingung sekaligus khawatir yang sangat terlihat dari mimik wajah nya.

"Zia belum menceritakan tentang itu pah, sebaiknya kita segera kesana pah," saran mamah sambil memegang tangan papah untuk ditarik.

"Ya sudah, ayo mah kita berangkat!" Balas papah mengikuti saran mamah.

Mereka berdua pun bergegas pergi meninggalkan rumah menuju ke rumah sakit sejahtera. Perjalanan mereka tidak begitu lancar karna sesekali macet, di sebabkan karena semakin malam.

Sementara itu di rumah sakit Zia sedang memandangi langit lewat jendela yang ada di ruangan itu, langit itu di penuh dengan bintang-bintang dan ada rembulan yang indah itu sangat memanjakan mata bagi orang yang melihatnya.

"Langit... Kau begitu indah, sampai- sampai membuat ku jatuh cinta akan pesona keindahan mu itu. Tuhan menciptakan mu tanpa kekurangan sedikit pun," ujar Zia samar-samar yang sangat terpesona oleh keindahan langit

'Langitt... Mengapa ini bisa terjadi? Siapa yang berani melakukan hal ini di kehidupan aku? Apa tujuan mereka melakukan ini?" Tanya Zia kepada langit, hingga tanpa di sadari pipinya telah di banjiri oleh cairan bening hasil dari kelenjar mata yang melewati proses lakrimasi yang biasa disebut air mata.

Tidak lama Air yang tadinya sedang tidur pun bangun dan matanya langsung tertuju pada Zia yang sedang terdiam di depan jendela sambil seraya mengatakan "Zia lu lagi ngapain?"

Zia yang mendengar suara itu pun langsung mengusap air mata nya itu.

"Eh lu dah bangun Air?" Balas Zia dengan pertanyaan juga.

"Lu nangis?" Tanya balik Air. Ia bertanya seperti itu karna wajahnya yang sangat terlihat habis nangis dan suara Zia sangat khas seperti orang habis menangis.

"E-engga," jawab Zia.

Air yang begitu peka sangat berceletuk "Udah gak usah dipikirin kejadian tadi? Nanti gua bantu cari pelakunya, ya?"

"Makasihh ya Airr lo udah banyak bantu gua, maaf ya merepotkan lu terus" jawab Zia dengan bola matanya yang mulai berkaca-kaca dan dengan spontan ia langsung memeluk Air.

Air yang mendapatkan pelukan itu pun langsung membalas pelukannya sambil mengusap-ngusap punggung Zia.

Pipi Air pun mulai merona akibat perlakuan itu, sambil seraya mengatakan "Iyaa santai aja, kan namanya juga sahabat," dengan spontan ia pun mengusap-ngusap kepala Zia

Zia yang mendapat perlakuan itu pun segera melepas pelukan itu dan membuat muka Air tampak kecewa.

"Terima kasih banyak yaa," ucap Zia sambil membuang muka karna pipinya mulai memanas.

Air yang melihat tingkah Zia yang lucu itu pun tertawa kecil.

Tok...
Tokk...

Zia pun segera membukakan pintu dan ketika dibuka terlihat sepasang suami istri yang sudah lumayan berumur sedang berpegangan tangan, ternyata itu orang tua Zia.

"Siapa Zia?" Tanya Air bingung karna ia tidak tau papah dan mamah Zia akan datang.

"Papah dan mamah gua," jawab Zia sambil menoleh.

"Gimana keadaan Air sekarang?" Tanya papah.

"Dia dah di tangani sama dokter sini pah, tanya langsung ke Airnya aja pah," jelas Zia sambil memindahkan badannya agar papah dan mamahnya bisa melihat Air.

"Halo om dan tante," sapa Air sambil mengangguk kecil.

"Gimana keadaan kamu sekarang Air?," tanya papah khawatir.

"Sudah baikkan kok om, lagi pula lukanya gak begitu besar," jelas Air.

"Ouhh syukurlah kalau begitu," sambung papah.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" Tanya mamah membuka suara yang tadi hanya diam.

Zia pun menjelaskan semua kronologi nya dari awal, saat ia di sekolah lalu datang mobil yang sama persis dengan pa Hendri dan saat itu dia di bekap oleh dua orang berbadan besar, setelah itu Air menyelamatkan dia hingga saat bertarung Air terkena pukulan dari salah satu orang menggunakan kayu dan berakhir Zia membawa Air ke rumah sakit sejahtera ini.

Papah dan mamah sangat terkejut dengan apa yang telah terjadi pada putri nya dan Air.

Papah yang mendengar penjelasan itu pun kesal hingga memukul tembok.

Bukkk...!!

"Arggg beraninya orang ituuu!! Ingin menculik putriku ini!" Kesal papah.

"Udah pah dari pada cuma mukul tembok buang-buang energi, mending suruh anak buah papah untuk mencari tahu dalang di balik semua ini, kita melacak cctv yang ada di sekitar situ" ucap mamah menenangkan dan memberikan saran ke papah.

"Aiss! Benar jugaa, pinter sekali istri papah," ucap papah sambil mengusap-ngusap kepala mamah yang sedang duduk.

Mamah yang mendapat perlakuan itu sontak menginjak kaki papah. "Pahh!" wajah mamah mulai merona dan matanya membesar.

Mereka yang melihatnya tertawa kecil melihat tingkah lucu sepasang suami istri itu.

_Di sisi lain_

Terlihat ada sesosok perempuan yang tampak asing sedang menerima telepon yang entah dari siapa.

'M-maaf boss kita gak berhasil mendapatkan anak itu,' suara dari sebrang sana yang terdengar suara pria.

'Hah? Gagal?! Sialannn,' balas perempuan itu dengan kesal.

'Ia bos, ada anak laki laki lain yang bantuin dia lolos bahkan kami pun kewalahan bos,' jelas pria itu.

'Arghhh.... gak becus banget kalian kerjaa!!,'

'Gua bayar kalian bukan buat gagal seperti ini!! Masa kalian kalah sama anak SMA, memalukan!!' Sambungnya.

'M-maaf bos Clar,'

.
.
.
.
.
.

Wah makin serukann... Tetap stay tune yaa. Maap yaa upnya telat hehe.

Salam hangat
- author cowo

TWO WORLDS | Project_RATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang