Cinta monyet(?)

7 2 0
                                    

Di kamar Adan....

Selesai mandi, Adan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dia tersenyum senyum sendiri sambil menatap langit kamarnya. Bagaimana tidak? Laki- laki yang selama 11 tahun ini bersarang di hatinya melamarnya.

Dimasalalu... Tepatnya saat mereka masih sekolah di bangku SMA. Adan selalu bersikap dingin kepada Lien. Sekeras apapun usaha Lien, Adan punya banyak cara untuk mengabaikannya.

Baca nya sambil dengerin lagu why don't you stay - jeff satur guyss biar tambah syahdu dudu...
Selamat mebaca jangan lupa vote and comment
Awas!!! Banyak typo bertebaran

Flashback on...

Malam itu mungkin bintang-bintang tidak terlihat oleh mata karena kalah dengan cahaya lampu kota, namun langit gelap di keramaian kota tidak kalah indah.

Banyak anak-anak dan orang tua sedang bermain di tengah lapangan taman kota, muda mudi yang ashik duduk bercengkrama di tepi lapangan pun ada. Ya... Malam ini adalah malam minggu, taman kota ramai pengunjung saat ini. Banyak juga pedagang kaki lima atau angkringan lesehan di sana. Sejauh mata memandang hanya senyuman dan suara tawa yang ada.

Begitu juga Adan dan lien yang masih asik bermain sepatu roda yang mereka sewa 30 menit yang lalu...

"Lien ayo kita berhenti di sana!" Ajak Adan menunjuk ke salah satu warung lesehan yang tidak terlaku ramai pengunjung. Lien pun mengangguk, mereka pun menggayuh sapatu roda mereka sambil bergandeng tangan.

"Ternyata kita bermain baru 30 menit masih ada setengah jan lagi Adan." Ucap Lien setibanya di warung yang Adan tunjuk.

"Ah aku lelah Lien. Sudah lama tidak bermain seperti ini " ucap Adan dengan napas sedikit terengah-engah.

"Baiklah. Kita berhenti saja__

__lepaskan sepatu rodanya, aku akan mengembalikan nya." Tanpa menjawab Adan mulai melepaskan sepatu rodanya. Setelah selesai Adan memberikan sepatu itu pada Lien.

Lien pun bangkit dari tempat duduknya.

"Lien." Panggil Adan. Lien menghentikan langkahnya lalu menengok ke belakang.

"Ada apa?" Tanya Lien sedikit keras karena ia berdiri lumayan jauh untuk bisa bercakap di tengah keramaian dan alunan musik yang menggema.

"Kamu mau pesan apa?" Tawar Adan ikut meninggikan suaranya. "Apa aja" jawab Lien diikuti oleh angkatan jempol Adan... Oke... Lien berbalik dan mulai menjauh dari kawasan.

"Aku pesankan susu hangat dan beberapa camilan." Ucap Adan begitu Lien kembali dan ikut duduk bersila di samping Adan.

"Tau aja apa yang aku suka." Goda Lien. "Iyalah aku kan peka." Balas Adan jumawa. "Iya iya si paling peka__ tapi si ga harus susu asal kamu yang pesen pasti aku minum kok." Lanjut ngegombal.

"Yaudah kita tukeran. Aku minum susu kamu , kamu minum kopiku." Tawar Adan sambil menyunggingkan senyum mengejek, dia tau Lien akan menolak tawarannya karena Lien tidak suka kopi.

"Eh... Kamu mau minum susuku?" Tanya Lien sambil menyilangkan tangan menutupi dadanya sambil bermimik cemas yang dibuat-buat. Loh? Seketika wajah adan cengo.

"Adan kenapa kamu blak-blakan gini__" tutur Lien masih mempertahankan mimiknya.

__lagian gaada air susunya."

Adan menepuk jidatnya pelan. Tak hati pikir dengan tingkah ajaib Lien. Niat hati ingin balas menggoda namun ia malah mendapat kata-kata yang mengusik telinganya.

We Best Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang