Nice day

4 1 0
                                    

Lien berjalan dari mengambil jus jeruk di dapur menuju ke ruang tengah. Terlihat Adan sedang mondar-mandir sambil membawa buku dan menggaruk-garuk pelipisnya dengan pena. Sudah dua hari ini Adan giat sekali belajar bahasa mandarin.

"Adan. Duduklah dulu!." Panggil Lien sambil duduk di sebuah sofa. Adan yang dipanggil pun segera menghampiri Lien dan ikut duduk.

"Aku buatkan jus jeruk,... Minumlah." Adan menerima segelas jus jeruk dari Lien. "Terimakasih." Ucap Adan kemudian meneguk jus itu seperti orang yang belum minum seharian, ya memang seharian ini Adan belum makan ataupun minum karena terlalu fokus dengan belajarnya.

Begitulah Adan, jika dia sedang fokus dengan pekerjaannya dia akan lupa dengan sekitar. Karena itu harus ada orang lain untuk mengingatkan dia untuk beristirahat dan makan. Dan Lien lah orangnya.

"Pelan-pelan sayang." ingat Lien lembut. Adan pun memelankan tegukannya. Ya dia sangat kehausan sekali.

"Lien. Ini bacanya apa?" Tanya Adan antusias.

"Makan dulu." Adan membuka mulut karena Lien menyuapinya roti panggang selai coklat salah satu makanan kesukaan Adan.

Lien mengambil buku dan pena Adan kemudian lanjut menyuapi Adan. Dengan tenang tanpa protes Adan menikmati makanannya.

"Lien. Aku sangat gugup.... Besok adalah hari pertamaku masuk kerja."

"Kenapa gugup? Kamu sudah terbiasa berbicara di depan umum kan?."

"Iya, tapi yang ini berbeda. Aku tidak lagi di Indonesia.... Aku takut kalau-kalau salah bicara." Ucap Adan sambil memainkan tangannya. Melihat itu Lien menggenggam kedua tangan Adan.

"Semua akan baik-baik saja." Lien tersenyum tulus pada Adan.

Pukul 08.00 pagi Adan telah sampai di perusahaan Papa Lien. Adan masih duduk kursi samping pengemudi sambil menunduk meremat-remat tangannya lagi. Adan sedang menetralkan kegugupannya. Melihat itu, Lien menarik tangan Adan untuk digenggamnya. Adan memiringkan kepalanya menghadap Lien.

"Lakukan seperti yang sudah pernah kamu lakukan... Di sana maupun di sini sama saja." Ucap Lien sambil mengambil sesuatu kemudian diberikan kepada Adan.

"Apa ini?"

"Jika kamu gugup pegang ini. Anggap saja itu sebuah jimat yang akan menghilangkan kegugupan dan kecemasanmu." Adan pun mengangguk sambil menatap sebuah kalung berbandul bunga Mei Hwa atau plum blossom. Bunga ini memiliki makna keberuntungan, harapan, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Lien berharap Adan bahagia dan sukses dalam menggapai cita-citanya.

 Lien berharap Adan bahagia dan sukses dalam menggapai cita-citanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bantu pakaikan." Lien mengambil kalung itu lalu ia lingkarkan ke leher Adan.

"Cantik." Puji Lien dengan senyum tulusnya. Adan ikut tersenyum tipis.

Lien sengaja memesan desain kalung yang sederhana, terlihat cocok untuk Adan yang tidak suka berpenampilan mencolok. Dan jujur saja Lien selalu terpesona dengan penampilan sederhananya, penampilan sederhana Adan malah membuat kecantikan Adan terpancar. Itulah pendapat pribadi Lien.

We Best Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang