Kejutan

4 1 0
                                    

Nihao!!
Terimakasih sudah terus mengikuti cerita ini, hati-hati ada banyak typo.
Selamat membaca🤗
O ya aku saranin bacanya sambil dengerin lagunya Pricilla Ahn- I can't hide.

Sudah satu jam berlalu Lien tak bosan-bosannya memandangi wajah Adan yang masih terlelap. Duduk berleseh di samping Chuang sambil bertumpu tangan. Tersenyum-senyum seperti orang gila, sesekali ia akan mengecup wajah Adan saking gemasnya.

"Kau sudah bangun sayang?" Tanya Lien melihat Adan mulai membuka matanya. Dan mengusak-usak matanya seperti anak kecil yang yang terbangun menahan kantuk.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Adan dengan suara khasnya bangun tidur. Btw suara Adan setelah bangun tidur tu enak banget, serak-serak basah gitu... Tapi kalau udah lama ya agak cempreng tapi tegas dan ketus .

"Sembilan."

"What the hell.. Kenapa ga bangunin aku?" Protes Adan. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia bangun kesiangan, se siang-siang nya Adan bangun ga sampai lewat pukul enam pagi.

"Aku sudah membangunkanmu tadi, tapi kau tidak mau bangun." Jawab Lien jujur dengan wajah memelas. Adan tidak menanggapi nya lagi.

Adan mendesis saat mencoba bangkit dari tidurnya,  ingin bangun tapi dia merasakan sekujur tubuhnya remuk dan letih. Ada beberapa part tubuhnya yang terasa perih. Lien yang paham dengan kondisi Adan pun segera bangkit untuk membatu Adan.

"Mari ku bantu" Lien perlahan membatu Adan duduk. Ia duduk sambil memeluk selimut karena sekarang ini tubuhnya naked.

"Ini semua gara-gara kamu." Tuduh Adan.Lien tersenyum, wajah kesal bercampur lelah Adan terlihat menggemaskan. "Maaf, aku akan menggendongmu ke kamar mandi." Dengan hati-hati Lien mengangkat tubuh ringan Adan. Menggendong ala bridal menuju bath up.

Lien sudah mandi, namun melihat Adan masih lemas tak berdaya ia pun bersimpati ingin memandikan Adan. "Aku akan memandikan mu." Tawar Lien.

Adan menggeleng lemas. "Aku mandi sendiri." Baiklah Lien tidak akan memaksa. "Oke. Aku akan memesan sarapan untuk kita." Lien pun keluar dari kamar mandi setelah menyiapkan keperluan Adan. "Panggil aku jika sudah selesai." Ucap Lien sebelum menutup pintu. Adan hanya mengangguk sebagai jawaban.

Makanan yang Lien pesan sudah datang  setengah jam yang lalu. Namun, Adan belum juga memanggilnya. Lien menjadi khawatir.

Tok tok tok

"Adan kenapa mandimu lama sekali?" Tidak ada jawaban, bahkan Lien tidak mendengar gemercik air. Lien semakin khawatir. Dia mengetuk pintu kamar mandi nya lagi.

"Adan, Adan, apa kau perlu sesuatu?" Dia mendekatkan telinganya pada pintu. Sunyi...

"Adan apa kau baik-baik saja?" Masih tidak ada jawaban.

"Jawab aku Adan!" Lien semakin takut. tidak ada jawaban lagi... Ia sudah bersiap-siap untuk membuka pintunya. Namun ia urungkan saat pintu terbuka dari dalam. Menampilkan sosok Adan dengan rambutnya tergerai basah. Wajahnya sedikit tertutup handuk rambut.

"Adan, kenapa tidak menjawab panggilanku, aku khawatir." Ucap Lien terdengar khawatir. Adan berjalan tertatih mengabaikan Lien.

Lien mengikuti Adan, sambil menjaganya dari belakang. "Kau marah padaku?" Lien tak berhenti berusaha membuat Adan membuka mulutnya.

"Adannn.... Jawab aku. Apa kau mar__" ucap Lien terpotong.

"Tidak bertenaga untuk membuka mulutku." Hah alasan macam apa itu. Adan menghela napas lesu...

"kenapa tubuhku selemah ini__

__ Apa karena faktor usia, ah tidak tidak.... Lien lebih tua dariku, tapi staminanya di atas rata-rata." Monolog Adan membuat Lien diam-diam tertawa.

We Best Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang