02. Hogwarts

213 23 0
                                    

Rainy sudah terbaring di atas ranjang Hospital Wings dengan tangan kirinya yang diberi gips untuk menahan segala macam benturan yang bisa saja membuat tangan itu semakin parah.

Madam Pomfrey —pengurus Hospital Wings— sudah memberikan obat untuk tangan Rainy dan meletakan sebuah botol yang isinya adalah ramuan untuk menyembuhkan tangannya.

"Maafkan aku, aku tidak tau kalau kalian akan kaget ketika aku menyapa seperti tadi." ujar si pria besar itu sambil menatap Rainy lalu berpindah ke Peter.

"Tidak apa-apa, lagipula ini pertama kalinya kami melihat orang sepertimu." ujar Susan, senyumnya terukir dengan manis.

"Melihat orang sepertiku? Apa kalian bukan murid Hogwarts?" tanya pria itu.

Para Pevensie menggeleng pelan, karena nyatanya mereka memang tidak tau sedang ada dimana saat ini. 

"Apa itu Hogwarts?" tanya Lucy, dia menatap pria besar itu dengan penuh minat menunggu penjelasannya.

"Hogwarts itu tempat kita sekarang ini, sebuah sekolah sihir besar yang ada di Inggris. Namaku Rubeus Hagrid, omong-omong siapa nama kalian?" tanya pria besar itu.

"Aku Peter, Peter Pevensie, aku yang paling tua di antara mereka." jawab Peter.

"Aku Susan, Susan Pevensie, satu tahun di bawah Peter." 

"Edmund Pevensie."

"Aku Lucy, aku yang paling muda di antara mereka." sahut Lucy sambil senyum menunjukkan giginya.

"Dan yang terbaring itu?" tanya Hagrid, tangannya menunjuk Rainy yang sepertinya masih sedikit kesakitan.

"Rainy Pevensie, sir, aku kembarannya Edmund." jawab Rainy, tangan kanannya memukul pelan tangan saudara kembarnya yang jahil.

"Sakit Rai." adu Edmund, dia berkata demikian sambil mengusap tangannya yang terasa perih. Saudara kembarnya itu memang tidak main-main jika urusan pukul memukul.

"Sudah tau sakit, tapi masih saja menyentuh tanganku." Rainy membuang mukanya, dia sedikit marah sekarang.

Susan hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adik kembarnya yang memang tak bisa diprediksi kadang.

"Sudah Edmund, Rainy, sudah cukup bertengkarnya. Tidak malu kalian?" tegur Susan, Hagrid menanggapinya dengan tertawa.

"Mereka lucu, Susan. Jarang aku melihat momen seperti ini." papar Hagrid sambil tersenyum menatap mereka semua.

"Hagrid, apa mereka disini?" seseorang lain dengan rambut dan janggut panjang masuk Hospital Wings, bedanya dengan Hagrid, rambut dan janggut orang ini berwarna putih.

"Oh iya sir, mereka disini, aku harus keluar sebentar, kepala sekolah ingin berbicara dengan kalian." Hagrid melambaikan tangannya lalu pergi meninggalkan para Pevensie dan pria berjanggut putih itu.

Pria itu mendekati para Pevensie dan menatap mereka satu persatu, suasananya jadi hening seketika.

"Aku Albus Dumbledore, setidaknya mereka memanggilku begitu." ujar Pria berjanggut putih tersebut.

Para Pevensie mengangguk tanda mengerti, hening kembali menghampiri mereka beberapa saat.

"Kalian ingin menjelaskan bagaimana kalian sampai ke sini?" tanya Dumbledore tiba-tiba.

"Yah itu jika anda mau mendengar opini gila kami." Rainy menghela nafas setelah mengucapkannya.

"Tentu saja, kenapa tidak? Jadi Rainy, bisa kau jelaskan?" tanya Dumbledore, dia tersenyum menatap para Pevensie yang memperhatikan saudara mereka.

We Lost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang