19. Sneak and Run

80 7 0
                                    

Oh ayo lah, siapa yang dikesal jika digemas-gemaskan oleh seseorang yang biasanya mengganggu dirinya? Itu yang dirasakan Rainy ketika diperlakukan seperti barang yang mudah pecah oleh Enzo.

Enzo mungkin statusnya adalah Pureblood, tapi dia sangat senang mendekati Rainy yang notabenenya adalah Muggleborn sejak tahun ke dua mereka.

Kini dia tengah mencari Harry untuk membicarakan kejadian aneh tadi pagi, tapi tiba-tiba seseorang datang dan menggendongnya seperti seorang pengantin. Dengan reflek si Pevensie langsung mengalungkan tangannya.

"Kak, kenapa kau tiba-tiba sekali sih?" dia protes kepada pemuda pirang yang tiba-tiba menggendongnya, Terence jarang terlihat sejak tidak menjadi Seeker Slytherin.

"Kau lama jalannya, ini agak mengejutkan." Terence kemudian menurunkan Rainy didepan hospital wings dan menariknya untuk masuk.

Disana tampak ada dua ranjang pasien yang terisi oleh satu siswi Gryffindor dan satu siswa Slytherin. Rainy mendekat untuk info yang lebih jelas.

"EDMUND?!"

Rainy langsung mendekatinya menggenggam tangan kembarannya itu, dia terlihat kaku dan mati.

"Kami menemukannya dan Hermione di dekat perpustakaan." ujar Professor McGonagall, bahkan Rainy tidak sadar jika ada Ron dan Harry di ranjang pasien sebelah.

"Yang lain sudah tau prof?" Rainy menanyakan keberadaan kakak dan adik bungsunya.

Professor McGonagall mengangguk, Rainy menggenggam tangan Edmund yang terkepal, ada sesuatu yang mengganjal disana, dia segera mengambilnya.

Si Pevensie kemudian melirik ranjang sebelah, "Oh there you are." Rainy mendekati Harry kemudian menariknya untuk berbicara di sudut hospital wings.

"Kau mencariku?" Rainy mengangguk.

"This morning, something weird was happen, in my room." Ujar si Pevensie, Potter menatapnya dengan rasa penasaran yang begitu terlihat.

"What was that?" tanya Harry, jarang ada yang mengalami hal aneh di Hogwarts, selain dirinya mungkin.

"Kamarku berantakan setelah terima buku dari Mrytle, bukunya juga hilang saat itu juga." Rainy menopang dagunya menatap ranjang tempat Edmund berbaring dari jauh.

Harry mengernyit heran,"How it can be?" Rainy mengangkat  bahunya, sungguh dia juga bingung bagaimana hal itu terjadi.

Harry terdiam saat itu juga. Ron menghampiri mereka berdua dan duduk di depan keduanya, "So, bagaimana rencana untuk menemui Hagrid nanti malam Harry?" tanyanya.

"What's? Where are you going?" Rainy mendekat pada keduanya untuk mendengar lebih jelas percakapannya.

"Kami berencana bertanya pada Hagrid tentang semua yang terjadi." jawab Harry dengan nada pelan, urusannya akan semakin rumit jika ada yang mendengar rencana mereka.

"Boleh aku ikut?" Rainy menatap keduanya dengan mata anak kucing yang meminta makan pada orang asing.

Ron dan Harry saling menatap satu sama lain, kemudian si Weasley menganggukkan kepalanya untuk tanda dia menyetujui jika Rainy ikut mereka nanti malam.

"Oke, kau bisa ikut, temuin kami di sebelah batu pilar yang menuju rumah Hagrid." balas Harry, Rainy mengangguk kemudian beranjak ketika melihat kakak dan adiknya sudah berada di samping Edmund.

—————————————

Rainy sudah menunggu hampir 10 menit didekat batu pilar yang dikatakan Harry tadi siang kepadanya, namun dia belum melihat tanda-tanda si Potter ataupun Weasley menampakan batang hidungnya.

We Lost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang