Pagi ini, Rainy berjalan sendirian menuju ruangan Professor Snape, katanya ada sesuatu yang akan dibicarakan oleh tim Quidditch Slytherin. Tadinya dia ingin pergi bersama Terence, tapi ternyata yang dicari sudah duluan ke tempat mereka akan berkumpul.
Ketika masuk ke ruangan Professor Snape, Rainy mengerutkan keningnya ketika melihat Draco dan ayahnya juga ada disana.
Dari seisi ruangan Professor Snape, hanya Rainy perempuan yang ada disana, matanya melirik satu-satu orang yang hadir. Ada Marcus, Adrian, dan anggota Quidditch lainnya.
"Apa yang dilakukan Muggle ini disini?" tanya Lucius menatap lurus ke depan tanpa mengalihkan perhatiannya, nada bicaranya terdengar sangat tidak enak didengar.
"Dia cukup berpotensi untuk menjadi Seeker, tapi aku menawarkan Chaser padanya." jawab Professor Snape lalu dia melihat ke arah Terence yang agak menunduk.
"Higgs, aku harap kau mengerti dengan keputusan yang sudahku bicarakan tadi." tambahnya, Terence hanya mengangguk lalu pamit keluar dari ruangan itu.
"Kenapa dia keluar? Dia kan Seeker tim kita prof." timpal Rainy keheranan.
"Dia akan diganti dengan Malfoy, Pevensie." jawab Professor Snape, "Tapi perjanjianmu denganku kemarin tetap berlaku." tambahnya.
Ruangan menjadi hening setelah Professor Snape membahas tentang perjanjian dengan Rainy. Draco mengernyit bingung melihat kepala asramanya, mengapa dia baik sekali dengan Muggle Slytherin ini? Apa ada sesuatu yang disimpannya?
"Sekarang pergi lah ke lapangan dan latihan, tunjukkan ini pada Wood jika kau bertemu dengannya, Flint. Kalau kalian tidak keberatan, latihan bersama saja dengan Gryffindor." usul Professor Snape, tangannya memberikan sebuah perkamen seukuran kertas gambar normal kepada Marcus.
—————————————
Rainy yang sudah selesai berganti pakaian langsung menghampiri Marcus untuk tanya di mana sapu mereka disimpan. Tapi, ketika Rainy menemuinya terlihat setumpuk sapu model terbaru di depan mereka semua.
"Nimbus 2001?" tanya Rainy entah kepada siapa lalu menatap siapapun yang bisa menjelaskan tentang sapu keluaran terbaru yang tiba-tiba sudah ada didepan mata mereka.
"Yeah, ayahnya Draco mendonasikan ini untuk tim kita." timpal Adrian yang masih menatapi sapu yang akan dia kenakan.
Rainy mengerti sekarang alasan Terence tidak lagi dalam tim mereka, wajahnya memurung diikuti dengan sebuah helaan nafas yang panjang menjadi akhir dari kata-katanya.
"I think this will be last for my Quidditch, and I think you will get more than me." ujar Rainy lalu mengambil salah satu sapu dan menunggu yang lain di luar ruang ganti.
"Why she say that? Dia gak akan jadi pemain tetap?" tanya Draco yang sedang menghadap cermin dan menyisir rambutnya yang klimis.
"Dia bakalan jadi pemain tetap, dengan catatan kalau dia suka formasi tim Slytherin." jawab Adrian yang sudah siap.
"So ..." Draco mulai mengumpulkan semua teori yang kemungkinan akan terjadi, "Dia tidak suka dengan formasi saat ini? Makanya dia berkata begitu?" tanyanya.
Miley mengangguk, "Kemungkinan begitu, tl setelah ini mungkin kita akan rekrut Mattheo mungkin." jawabnya.
"Ayo cepat, Pevensie itu tidak suka menunggu lama." desak Marcus lalu keluar dari ruang ganti.
——————————————
Benar dugaan Professor Snape tentang tim Gryffindor, mereka bertemu di Courtyard. Sampai Marcus dan Oliver—captain Gryffindor, berbincang sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Lost
FanfictionPertama kali ketika Lucy masuk ke dalam lemari, dia melihat sekelilingnya di penuhi oleh salju, namun kenapa tempatnya berubah menjadi hutan belantara yang tak mereka kenali sama sekali saat dia mengajak seluruh kakaknya untuk ikut? Ketika mereka me...