11. The Burrow and Floo powder

96 8 0
                                    

Setelah mobil biru tadi terparkir dengan baik, George, Fred, Ron dan juga Harry langsung masuk ke dalam rumah mereka. Takut jika ibu mereka memergoki.

Harry mengagumi segala perabotan yang bergerak sendiri karena sihir, perhatiannya teralih ketika ada suara orang menuruni tangga.

Para Weasley menghela nafas lega ketika melihat Lucy dan Rainy yang ternyata turun dari tangga.

"Harry?" sapa Rainy ragu karena takut salah lihat.

Harry menoleh kepada Rainy, "Oh, Hai Rai." balasnya sambil melambaikan tangannya, dia melihat seseorang di belakang Rainy, "Hai juga Lucy." 

"Hai Harry." balas Lucy dengan senyum yang begitu lebar.

"Kalian habis menjemput Harry?" tanya Rainy, seingatnya tadi malam Edmund bilang juga ingin ikut menjemput Harry.

Si kembar Weasley mengangguk, "Yup, kita baru saja menjemputnya." ujar George.

"Dengan mobil terbang ayah." timpal Fred sambil menyodorkan tangannya untuk high five dengan kembarannya, George.

"Where have you been?!" tanya seorang wanita yang tiba-tiba muncul di antara mereka dengan nada marah, dia adalah nyonya Weasley atau Molly Weasley, ibu para Weasley.

Fred, George, Ron, Rainy, Lucy dan Harry terlonjak kaget ketika melihat Mrs Weasley yang tiba-tiba muncul dan berteriak kepada para Weasley.

Mrs Weasley melihat Harry lalu menghampirinya, "Oh Harry, senang sekali bisa melihatmu." ujarnya, senyum termanisnya diukir dengan begitu apik.

Ibu para Weasley itu berbalik dan menatap anak-anaknya, "Tempat tidur kosong, tidak ada catatan, mobil menghilang, you could've died! You could've been seen!" kembali lagi suara marahnya terdengar.

Rainy yang masih disitu bersama Lucy langsung menutup telinga adik bungsunya, "Sorry Mrs Weasley, lebih baik nanti saja memarahi merekanya." ujar si Pevensie dengan takut-takut.

Molly berbalik dan menatap gadis Pevensie tersebut, "Sorry Rainy, Lucy, aku hampir saja lupa, dan Harry aku tentu bukan memarahimu." ujarnya sambil mengusap rambut Lucy.

"They were starving him, Mum! There were bars on his window!" Tutur Ron sambil menunjuk Harry.

"Well, you’d best hope that I don’t put bars on your window, Ronald Weasley!" balas Molly dengan nada marah yang masih sedikit terdengar.

"Well, this time to spot a breakfast." Molly langsung menggiring anak-anak menuju meja makan untuk sarapan.

Para Pevensie yang masih di atas tadi pun sudah turun ke bawah bersamaan dengan Percy yang masih memakai piyama.

Seorang gadis berambut merah turun dengan tergesa-gesa dari tangga kemudian menghampiri Molly, "Lihat jumperku ada dimana tidak, Mum?" tanyanya.

"Tentu, itu ada di atas Kucing." jawab Molly yang masih sibuk menyiapkan sarapan.

Ketika gadis itu berbalik, dia terpaku pada Harry yang duduk di sebelah kakaknya, Ron. Entah apa yang membuatnya langsung berlari ketika Harry memanggilnya.

Harry terperangah, "Ada sesuatu yang salah denganku?" tanya Harry pada semua orang di meja makan. Sebagian isi meja makan tertawa kecil melihat si bungsu Weasley yang langsung lari saat melihat orang yang dia ceritakan selama musim panas kepada mereka.

"Dia membicarakanmu selama kami tinggal disini dan musim panas berakhir." ujar Peter yang kemudian menutup mulutnya karena menguap, rambutnya belum disisir dengan benar sehingga akan terlihat seperti singa.

"Kalian sejak kapan disini? Aku kira kalian pulang ke rumah kalian." Tutur Harry penasaran.

"5 hari yang lalu, dan ini adalah hari keenam, luar biasa sekali." komentar Susan yang sudah rapi dan cantik, sudah seperti ingin pergi ke sebuah kencan.

We Lost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang