Beberapa hari setelah kejadian hampir dimakan Acromantula, Harry, Ron dan Rainy pergi bersamaan menjenguk Hermione dan Edmund.
Rainy masih cemberut menatap saudara kembarnya yang belum juga kembali seperti semula, terakhir kali Edmund berbicara saat ia meminta ditemani mencari Harry.
Si Pevensie itu baru sadar kalau kemarin tangan kembarannya itu menggenggam sesuatu, dia dengan cepat mencoba membuka kertas dari genggaman tangan Edmund dan melihat isinya.
Sebuah halaman dari buku perpustakaan terpampang didepan matanya, Rainy membawa Ron dan Harry menjauh untuk mengetahui isi halaman itu.
"Ini yang membuat mereka berdua berada di perpustakaan, sampai mereka akhirnya diserang." Rainy kemudian menyerahkan kertas itu kepada Harry.
"Of the many fearsome beasts that roam our land, none is more deadly than the Basilisk. Capable of living for hundreds of years, instant death awaits any who meet this giant serpent's eye. Spiders flee before it..." Harry menatap kedua rekannya dan kembali berseru.
"Rainy, Ron, ini dia, Monster yang tinggal di Chamber of Secret, seekor Basilisk. Ini lha kenapa aku bisa mendengarnya berbicara, dia masih kerabat ular." ujar Harry. Matanya memancarkan binar semangat karena mereka akhirnya hanya perlu satu langkah lagi untuk mengakhiri teror ini.
Rainy dan Ron terlihat mencerna setiap ucapan Harry yang masih agak sulit dipahami mereka berdua.
"Tapi jika hewan ini membunuh dengan menatap orang, mengapa tidak ada satupun yang mati?" tanya Ron, kebingungan masih menyelimuti pikiran mereka.
"Mungkin mereka tidak melihatnya secara langsung." Celetuk Rainy dan kemudian mengajak keduanya untuk sedikit berjalan-jalan.
Harry mengangguk setuju dengan Rainy, "Colin saw it through his camera. Justin... Justin must've seen the Basilisk through Nearly Headless Nick. Nick got the full blast of it, but he's a ghost. He couldn't die again. And Hermione and Edmund... had the mirror. I bet you anything she was using it to look around corners in case it came along."
"Bagaimana dengan Mrs. Norris? Dia saja tidak bisa memegang cermin." Ron bertanya kembali, Harry memikirkan jawaban yang sekira-kiranya tepat.
Rainy menjentikkan jarinya dan menatap kedua temannya yang terlihat penasaran dengan jawabannya, "Genangan air, mrs. Norris pasti melihat bayangannya di air."
Mereka masih membicarakan segala macam kemungkinan yang terjadi dan mengapa bisa Basillisk itu berkeliaran keluar dari kandangnya.
Tiba-tiba suara Professor McGonagall terdengar bergema, "All students are to return to their house dormitories at once."
Mereka bertiga tadinya ingin kembali ke asrama masing-masing, "All teachers to the second floor corridor immediately." hal ini membuat mereka penasaran dan langsung menuju lokasi yang diberitahukan tadi.
Ketika sampai, mereka melihat ada pesan lain dari Heir of Slytherin, dia menuliskannya dengan darah seperti saat pertama kali mereka menemukan korban.
"Our worst fear has been realized, a student has been taken by the monster, into the Chamber itself." Professor McGonagall menatap rekan-rekannya dengan risau.
"The students must be sent home. I'm afraid this is the end of Hogwarts." Rainy tidak suka keadaan ini, mau kemana mereka nanti jika semua murid dipulangkan?
Terdengar langkah kaki yang datang, saat Rainy mengintipnya dia langsung mendengus kesal, Ron menatapnya seolah bertanya siapa yang barusan datang.
"Nearly Brainless Lokchart." Harry menahan tawanya ketika mendengar nama itu, dia ingat bagaimana professor Pertahanan Ilmu hitam itu menghilangkan tulang tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Lost
FanfictionPertama kali ketika Lucy masuk ke dalam lemari, dia melihat sekelilingnya di penuhi oleh salju, namun kenapa tempatnya berubah menjadi hutan belantara yang tak mereka kenali sama sekali saat dia mengajak seluruh kakaknya untuk ikut? Ketika mereka me...