2

3.2K 203 1
                                    

"Okehhhh Jisung sekarang mari kita istirahat karna besok hari pertama sekolah mu benar-benar dimulai" ucap Jisung kepada diri nya sendiri sehabis pulang dari cafe tempat ia bekerja.

Dia pun melanjutkan aktivitas nya dengan membersihkan diri kemudian sedikit merapikan tas yang akan dia pakai besok untuk sekolah. Disaat sedang asik menyiapkan keperluan sekolahnya Jisung dikejutkan dengan suara dari pintu kostnya.

"Ya sebentarrr"

Jisung pun melangkah menuju pintu depan dan betapa terkejutnya dia saat mendapati pemuda berkulit putih yang kemarin ia temui di depan pintu aula. Jisung sangat takut dan tubuhnya pun bergetar karna ketakutan. Didalam fikiran nya dia sangat takut jika pemuda itu akan menghajarnya karna sudah menghalangi jalannya.

Jisung tidak bodoh untuk tahu siapa pemuda berkulit putih ituu,, apalagi waktu itu dia punya 2 bodyguard dibelakangnya pastilah pemuda itu salah satu anak orang berpengaruh di sekolah barunya. Jisung takut jika beasiswa yang sudah ia perjuangkan terbuang sia-sia.

Jisung memejamkan matanya saat pemuda didepannya itu mengangkat kedua tangan nya dan siap menerima pukulan. Tapi bukannya pukulan yang dia rasakan melainkan sebuah pelukan hangat dan erat dari pemuda berkulit putih ituu.

"Akhirnya Abang bisa dapetin kamu lagi baby" ucap pemuda putih itu

Jisung yang bingung dan ingin protes karna dipanggil baby mengurungkan niatnya karna merasakan hangat di bahu kanan nya. Dia yakin bahwa pemuda yang sedang memeluknya ini sedang menangis.

SKIPPP

Dan disinilah mereka sekarang, duduk di ruang tamu milik Jisung. Jika dibilang ruang tamu sebenarnya tidak, karna hanya terdapat 1 sofa panjang dan meja kecil.

Cukup lama mereka terdiam sampai akhirnya Jisung yang memulai percakapan.

"Maaf sebelumnya jika boleh tau ada keperluan apa anda datang kesini, ini sudah larut malam dan muphhhhh"

Tanpa aba-aba pemuda berkulit putih ituu mencium bibir Jisung dan membawa Jisung kepangkuan nya serta melingkarkan lengannya ke pinggang Jisung.

Pemuda itu hanya menempelkan bibirnya tanpa lumatan. Sampai akhirnya terputus karna Jisung mendorong bahunya.

"Hiks hiks anda ini sebenarnya siapa kenapa sangat lancang berbuat ini" ucap Jisung disertai tangisnya.

"Aku Zhong Chenle,, Abang sepupumu" jawab Chenle sambil mengeratkan pelukannya pada pinggang Jisung. Karna kalau boleh jujur Chenle sangat gemas dan ingin melahap Jisung yang sekarang.

"Bagaimana bisa? Aku bahkan tidak tau dimana orang tua dan keluargaku. Mereka mungkin sudah melupakan aku dan membenciku,, mereka bahkan membuang ku ke panti waktu itu" ucap Jisung.

Chenle yang mendengarnya mencium lagi sekilas bibir Jisung.

"Tidakk baby,, kami bahkan sudah hampir gila karna mencarimu kemana-mana. Dan kami tidak pernah sekalipun membenci atau membuangmu,, semua itu terjadi karna kejadian itu"

"Kejadian dimana kami harus kehilangan permata kami,, kejadian yang juga merenggut nyawa orang tuamu,, kejadian yang merubah kami menjadi gila dan lebih gila. Apa kamu tau baby di mansion itu semua orang menjadi semakin tidak terkendali,, dan jika kamu ingin tau sebenarnya kamu masih punya 5 Abang sepupu yang semakin gila karna mencarimu lebih dari aku" ucap Chenle

"Jadi orang tua Jwi sudah nggak ada yaa"ucap Jisung sedih

"Sutsss tenanglah baby kami akan selalu menjagamu dari sekarang dan kami berjanji tidak akan melepaskan mu lagi" ucap Chenle mencoba menenangkan Jisung.

🐹🐹🐹


Setelah Chenle menerima map yang berisikan data diri pemuda manis yang ia temui saat di sekolah milik keluarga nya. Dia pun melangkahkan kaki nya ke meja tempat ia berdiam diri tadi. Membuka map tersebut lalu membacanya, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui bahwa pemuda itu bernama Park Jisung.

Nama yang selama ini dia dan keluarganya rindukan, ia semakin yakin bahwa pemuda itu adalah baby laki-laki keluarganya yang telah lama hilang. Karna didalam salah satu foto yang diambil asisten Chenle,, pemuda itu terlihat menggunakan liontin yang hanya dimiliki keluarga mereka.

Tanpa berpikir panjang dan memberi tahu para sepupunya Chenle bergegas menuju alamat yang tertera. Katakanlah Chenle egois untuk saat ini karna ya memang itulah sifat ia sesungguhnya. Ia tidak ingin pertemuan pertamanya dengan Jisung diganggu oleh yang lain.

Dengan motor kesayangannya Chenle menancap gas penuh agar cepat bertemu dengan Jisung.

Tok tok tok

Pintu berwarna coklat itu diketuk oleh nya dengan tidak sabar.

"Yaaa sebentar" sahut suara laki-laki dari dalam rumah.

Tak berselang lama pintu itu terbuka menampakkan pemuda manis yang ia rindukan. Chenle melihat Jisung yang terkejut dengan tubuh yang bergetar.

"Akhirnya Abang bisa dapetin kamu lagi baby" Chenle lalu memeluk Jisung dengan erat.

Chenle sangat sangat senang dan bahagia karna telah menemukan kembali permata keluarga nyaa,, di dalam hati ia berjanji untuk tidak akan melepaskan Jisung lagi untuk kedua kalinya.

Pay pay.......

ParkJisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang