Suaraaa Jisung makin lama makin bikin canduuuuuu
Like we just met terbaikkk pokokknyaaa
////////////////////////////////////////////////////////
Kini Haechan sudah membaringkan Jisung di atas kasur nya dan tidak lupa menaikkan selimut sebatas dagu Jisung lalu berjalan ke arah pintu kamarnya. Saat membuka pintu,, Haechan melihat ternyata tidak hanya Jeno yang berdiri disana.
Ada Chenle yang masih menggunakan seragam sekolah nyaa dan tampak datar namun dapat Haechan lihat bahwa saudara nya itu sebenarnya sangat khawatir pada Jisung. Karna jika dilihat dari penampilan nya yang sedikit berantakan dan nafasnya yang lumayan pendek menandakan bahwa Chenle memang langsung buru-buru pulang untuk melihat kondisi Jisung yang demam.
Berbeda dengan Chenle yang sedang mengatur nafasnya Haechan beralih pada satu orang lagi yang hanya diam dengan aura yang tidak mengenakkan.
JAEMIN
Ya...
Jaemin berdiri dibelakang Jeno dengan aura yang siap membunuh siapa pun yang mengganggu nya.
Kesal marah dan merasa di abaikan.
Itulah yang Jaemin rasakan sekarang ini karna adek kesayangannya itu.
"Apa kau akan terus menghalangi pintu mu ini?"
Haechan yang sadar karna suara Jeno lalu menggeser badannya membukakan pintu untuk mereka masuk.
Jeno, Jaemin, dan Chenle pun masuk lalu dapat mereka lihat bahwa sekarang Jisung sedang tertidur dengan tenang.
Jeno juga Chenle langsung mendekati Jisung dan dapat mereka rasakan suhu panas pada kening juga leher Jisung yang mereka sentuh.
Berbeda dengan Jaemin yang hanya berdiri di depan kasur Haechan sambil mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Apa tidak sebaiknya di infus saja bang?"
"Aku baru saja menggantikannya pakaian kering lalu kalian masuk jadi aku belum sempat melakukan yang lain Chenle" jawab Haechan.
"Baiklah,, aku harap kau merawatnya dengan baik dan beritahu kami jika ada sesuatu"ujar Jeno sambil mengusap kepala Jisung.
"Hemmmm"
Mereka bertiga pun meninggalkan kamar Haechan,, tidak lupa mengecup kening Jisung bergantian dengan Jisung yang tidurnya tidak terganggu sama sekali.
"Jaemin"panggil Haechan pada Jaemin yang keluar paling belakang.
Langkah Jaemin pun terhenti di ambang pintu tapi tidak membalikkan badannya.
"Jangan terlalu keras jika ingin menghukumnya......
.......Atau kau akan berurusan denganku"
Tanpa mengucapkan sepatah katapun Jaemin melangkahkan kembali kaki nya lalu pergi ke kamarnya yang berada disamping kamar Haechan.
Setelah itu Haechan pun melanjutkan tugasnya jika sebagai seorang dokter pada adek kesayangannya itu.
Haechan memasangkan infus dan plester penurun panas pada kening Jisung.
"Cepatt sembuh adek Abang"
Cuppp
Haechan mengecup kening Jisung lalu pergi membersihkan diri dan akan membangunkan Jisung lagi saat waktu makan malam.
🐹🐹🐹
Hari telah berganti malam di dapur sebuah mansion megah itu ada 2 pemuda yang meminta para maid nya untuk pergi setelah menyiapkan beberapa hidangan untuk makan malam.