Panggil saja dia jwi pemuda manis dan lucu itu bernama lengkap Park Jisung. Pemuda yang sudah harus merasakan pahit dan kerasnya kehidupan orang dewasa di usia nya yang masih 15 tahun. Jika kalian bertanya pada nya kemana orang tua dan keluarga nya,, jawabannya pun ia tidak tau.
Sedari kecil Jisung hidup dan besar di sebuah panti, dia pun pernah mencoba bertanya kepada ibu panti yang merawatnya sedari kecil.
"Ibu sebenarnya aku ini siapa? Dan dimana keluargaku? Apa mereka tidak ingat padaku" pertanyaan yang keluar dari bocah manis nan lugu dengan mata yang memancarkan kerinduan akan keberadaan keluarganya sendiri.
"Adekk,, adek percaya sama ibu kan,, suatu saat nanti pasti adek akan bertemu sama keluarga adekk, dan adek harus janji sama ibu kalok adek harus jadi anak baik dan penurut sama keluarga adek" ujar ibu panti sambil mengusap halus kepala Jisung kecil.
"Dan jangan pernah adek lepas liontin ini,, karna ini pemberian dari keluarga adek,, adek harus tetap jaga sampai kapanpun"
Sambil memegang liontin yang selalu berada di lehernya, Jisung kecil berdoa didalam hati agar suatu saat di pertemukan kembali dengan keluarganya.
Jisung pun menghela nafas setelah mengingat kembali percakapan singkat nya bersama ibu panti.
Kemudian berjalan menuju meja belajar dan kembali berkutat dengan buku-buku tebalnya.Jisung adalah pemuda pintar yang sedari kecil mampu untuk tetap melanjutkan pendidikan nya sampai sekarang dari berbagai beasiswa yang ia dapat.
Dia sekarang tinggal di sebuah kost yang ia dapat dari uang kerja partime nya di sebuah cafe saat malam hari. Jisung tidak ingin menjadi beban lagi untuk ibu panti, jadi saat menginjak umur 13 tahun Jisung memutuskan untuk keluar dari panti dan menghidupi kebutuhannya sendiri dari pekerjaan paruh waktu nya.
🐹🐹🐹
Dan disinilah Jisung berada, Jisung menatap kagum bangunan tinggi nan megah di depannya. Yaa untuk pertama kalinya ia memasuki bangunan yang sedari dulu menjadi sekolah impiannya. Sekolah yang sebenarnya hanya mampu di masuki oleh orang-orang golongan atas. Tapi Jisung mampu untuk mendapatkan beasiswa yang terbilang tidak mudah ini dengan segala usaha yang ia tekuni sejak lama.
Setelah acara berdiam diri mengagumi sekolah baru nya,, Jisung melanjutkan perjalanan nya masuk kedalam sekolah dan tujuan utamanya adalah ruang aula. Di ruangan itu semua murid baru akan diberikan arahan untuk pengenalan lingkungan serta jajaran petinggi-petinggi sekolah,, mulai dari guru, kepala sekolah serta para donatur dan tidak lupa pemilik sekolah megah itu.
"Permisi,, apa saya boleh tau letak ruangan aula" tanya Jisung sopan kepada security yang kebetulan lewat.
"Aden murid baru yaa,, mari saya antar"
Kemudian Jisung pun masuk kedalam ruangan dengan tidak lupa berterima kasih pada security yang mengantarnya tadi.
Dan terjadi lagii untuk kedua kalinya Jisung terkagum akan bangunan sekolah nya sendiri.
"Wahhh indahh sekalii, apa aku sedang bermimpi?" Ucap Jisung yang sebenarnya masih berdiri di depan pintu aula.
"Minggir" suara deep yang berasal dari belakang Jisung sukses membuat nya kaget dan merasa bersalah.
Ia pun berbalik dan mendapati seorang pemuda tinggi berkulit putih tapi memiliki mata tajam yang ia yakini siapapun yang melihatnya akan merasa takut dengan dua pria yang sepertinya bodyguard dibelakangnya.
Dengan tubuh bergetar Jisung melangkah mundur untuk memberi jalan pada pemuda itu.
"Ahh maaf silahkan" ucap Jisung lalu pemuda itu melanjutkan kan langkah nya dengan sedikit menatap ke arah Jisung yang masih tertunduk karna malu.
"Huh lucu" ucap pemuda putih itu dalam hati.
"Cari tau data lengkap bocah tadi dan berikan padaku malam ini" ucap pemuda putih itu setelah melangkah jauh ke dalam aula.
SKIPPP
Acara perkenalan lingkungan sekolah pun selesai, namun yang paling disayangkan adalah para petinggi inti serta pemilik sekolah tidak bisa hadir. Kepala sekolah menyampaikan bahwa mereka tidak dapat hadir karna kepentingan pribadi dan hanya mengirimkan asistennya untuk menggantikan mereka.🐹🐹🐹
Di sebuah mansion megah yang memiliki desain ala Eropa ini terdapat pemuda berkulit putih bermata tajam sedang duduk di meja yang biasa ia jadikan tempat belajar,bermain,dan bekerja. Di usianya yang masih 17 tahun, ia memang sudah turut serta terjun dan bermain di dunia kerja bersama saudara dan para sepupunya. Namun jika kalian berfikir pemuda itu adalah pemuda yang baik kalian salah besar.Zhong Chenle pemuda berkulit putih yang sebenarnya miliki sisi gelap pada diri nyaa. Diusianya yang masih sangat muda ia memutuskan untuk sudah bergabung dengan para saudara nya di dunia bawah. Dunia para mafia yang didalamnya selalu terdapat kekerasan, penyiksaan, bahkan pembunuhan bagi siapapun lawan mereka.
"Abang akan terus cari kamu dimana pun itu,, dan nggak akan pernah Abang lepas lagi" ucap Chenle saat menatap sebuah foto yang di dalamnya terdapat bayi pria kecil,, sambil mengepalkan kedua tangannya.
Ia berjanji dalam hati bahwa ia akan menemukan bayi pria didalam foto itu yang terdapat huruf PJS dibaliknya.
Tok tok tok
Chenle berjalan menuju pintu kamar nya dan mendapati asisten nya yang ia perintah tadi.
"Ini yang anda minta tuan" ucap asisten Chenle.
"Kerja bagus Mike" ucap Chenle lalu melangkah kembali ke meja belajarnya.
Setelah membaca map yang di berikan asisten nyaa,, Chenle sangat terkejut dengan apa yang dia baca dan lihat sekarang.
Dengan bergegas dia langsung mengambil kunci motor miliknya menuju suatu tempat untuk memastikan hal itu.
SEE YOU.....
KAMU SEDANG MEMBACA
ParkJisung
Fiksi Penggemarmasih amatir belom tau mau gimana langsung baca aja ya