Empat hari kemudian
Ini adalah hari ke empat dimana Jisung tidak bertemu atau bahkan melihat ketiga saudara nya setelah kejadian di ruang tamu.
Kamar Chenle terletak pas disebelah kamarnya, kamar Jaemin pun ada disebelah kamar Chenle tapi kenapa seperti tidak ada tanda mereka di rumah.
Pernah suatu malam ketika Jisung ketakutan untuk tidur sendiri karna hujan yang mendadak turun waktu tengah malam.
Jisung menghampiri kamar Chenle yang letaknya paling dekat dengan kamar miliknya.
Seakan sunyi dan tak berpenghuni beberapa kali Jisung mengetuk pintu kamar Chenle,, Jisung sama sekali tidak mendapat jawaban dari dalam.
"Hiks Abang hiks bu bukak Jisung takut" masih berusaha memanggil Chenle dengan diri nya yang sudah terduduk dilantai.
"Hiks Abang hiks Abang marah sama Jisung yaa" ucap Jisung bersandar pada pintu.
Tanpa Jisung ketahui bahwa Chenle mendengarnya dari balik pintu menahan diri agar tidak membuka pintu kamar nya untuk langsung memeluk Jisung.
Sampai akhirnya Jisung mendengar ada yang memanggilnya.
"Babyy kenapa disitu"
"Abangg Echan hiks" ucap Jisung sambil merentangkan kedua tangannya saat Haechan berjalan mendekat.
Haechan pun membawa Jisung ke gendongan koala dan melangkah menuju kamarnya.
Membawanya tidur bersama malam itu ditemani tangis Jisung yang masih sesenggukan.Jisung tersentak saat tiba-tiba matanya ditutup dari belakang.
"Kak Njun nggak usah iseng deh" Jisung mengira bahwa yang menutup matanya adalah Renjun yang memang sedang bersamanya di ruang makan.
Dari tadi Jisung hanya duduk dan melamun sedangkan Renjun menyiapkan makanan."Iseng apa sih Baby,, Kakak saja sedang pegang panci sekarang"
Jisung yang heran langsung menggenggam lalu menarik tangan yang menutup matanya dan berbalik.
"ABANGG"
Jisung yang melihat Chenle sekarang berada dibelakangnya langsung meloncat ke gendongan Chenle.
Untung Chenle kuat kalok tidak bisa bisa mereka terjatuh dan pantat Jisung yang menyentuh lantai.
Jisung memeluk erat Chenle menyalurkan rasa rindunya.
Chenle terkejut karna bahunya tiba-tiba basah.
"Babyy sstttt jangan menangis,, Abang disini" ucap Chenle sambil menepuk pelan pantat Jisung menenangkan adeknya itu.
"Abang jahat hiks Abang cuekin Jwie malam ituu,, padahal Jwie udah takut pengen pipis"
"HAHAHAHAHAHAHA gemass sekali sihh kamu Babyyy" Renjun tertawa sambil mencubit pipi Jisung saat tidak sengaja mendengar perkataan Jisung.
"Kakakk nggak usah ganggu Jwie yaa,, Jwie masih kemusuhan sama Kakak"
Ucap Jisung sambil menggembungkan pipinya."Hahh? Kok gituu memang Kakak salah apa?"
"Miming Kikik silih ipi? prettt Jwie tau ya Kakak yang sembunyiin majalah Jwie semalam"
Renjun pun melongo dibuatnya.
"Majalah mu apa nya itu majalah Bang Mark yang Baby ambil sembunyi-sembunyi kan,, awas nanti Bang Mark marah sama Jwie baru tau wlekkk" ejek Renjun.
Renjun tidak habis pikir kenapa majalah dewasa milik Mark bisa ada ditangan Jisung malam tadi.
Adek kesayangannya itu memang ajaib.
"Hai Baby,, rindu Kakak?"
"Kak Jaeminnnn"dengan sigap Jaemin menangkap Jisung yang meloncat ke gendongan nya.
"Pelan pelan Baby" ucap Chenle mengingatkan.
"Maafkan Kakak ya Baby kar..."
"Sstttt Kakak nggak boleh minta maaf,, Jwie yang harusnya minta maaf ke Kakak karna buat Kakak marah" kalimat Jaemin terhenti saat telunjuk Jisung menempel di bibirnya.
Jaemin pun mengecup bibir Jisung dan melumatnya sedikit lama.
"Ekhemm"
Haechan yang baru saja datang langsung duduk di meja makan.
"Sudah waktunya sarapan cepat duduk" sahutnya sambil melihat ke arah Jisung
Mereka berlima pun sarapan pagi bersama tanpa Mark dan Jeno.
Saat pagi tadi Mark menerima kabar bahwa saham salah satu anak perusahaan nya dengan Jeno sedikit ada masalah dan mereka terpaksa harus turun tangan padahal sekarang adalah hari libur.
Setelah sarapan Haechan dan Jaemin juga mendapat panggilan darurat dari rumah sakit.
Alhasil hanya ada Renjun dan Chenle yang menemani Jisung di mansion.
Saat ini Jisung sedang bersandar pada Chenle di atas sofa sambil menonton kartun yaitu si cantik penuh kerandoman kesukaannya siapa lagi kalau bukan Anna.(saingan berat)
"Abang tau tidak sekolah kita akan ada perkemahan lohh"
"Iyaa?terus?"
"Bang Chenle masak tidak mengerti? Kita harus ikut kan,, apalagi Jwie yang baru masuk tahun pertama" jelas Jisung sambil memukul pelan tangan Chenle yang berada di perutnya.
"Kita tanyakan pada yang lain dulu Baby,, Abang tidak tahu"jawab Chenle.
Jisung hanya mengangguk mengiyakan perkataan Chenle lalu kembali menikmati filmnya.
Beberapa saat kemudian Chenle merasakan badan Jisung sepenuhnya bertumpu pada nya tertidur.
Chenle melirik jam tangannya yang menunjukan pukul 13.00 siang pantas saja Jisung tertidur.
Chenle pun menggendong Jisung menuju kamarnya lalu membaringkan Jisung hati hati takut membangunkan tidur siang bayi hamster itu.
Menaiki ranjang lalu bergabung dengan Jisung.
Baru saja Chenle menyusul Jisung yang sudah terlelap pintu kamar Jisung di buka oleh Jeno yang baru datang dan langsung mencari Jisung.
Jeno sangat rindu dengan adek kesayangannya,, sudah cukup selama 4 hari lamanya ia tidak memeluk Jisung.
Saat sampai di pintu mansion tadi Jeno mencari Jisung memanggil nya berkali-kali namun saat melihat salah satu maid sedang merapikan ruang tamu.
Jeno pun di beritahu bahwa Chenle baru saja membawa Jisung yang sedang tertidur ke atas.
Jeno pun bergegas menuju kamar Jisung dan benar saja. Jisung sedang terlelap dengan Chenle yang memeluk pinggangnya.
Jeno mendekati ranjang Jisung lalu mencium bibir pipi dan kening Jisung lama.
"Maafin Abang sayang" bisik Jeno di telinga Jisung.
"Abang kangen kamu"
See youuuuu.....