11

2.1K 145 4
                                    

Di tempat lain tepatnya di suatu mansion yang tidak kalah besar dari milik Mark dan para sepupunya, mansion yang sedikit tersembunyi di tengah sebuah hutan.
Mansion itu adalah milik seorang pria paruh baya yang masih memiliki aura kejam dan penuh rasa dendam.

"Apa kau sudah bertemu dengan nya...

......Max?"

Ucap pria itu kepada seorang pemuda yang saat ini sedang berdiri didepannya.

"Sudah, dan apa tugasku?"

Mendengar jawaban pemuda itu si pria paruh baya yang sedang duduk di kursi kebesarannya tersenyum tipis.

"Bawa dia padaku"

"Membosankan"gumam pemuda itu pelan.

Setelah mendengar tugas yang di berikan, pemuda itu lantas melangkah pergi dari ruangan itu.

S

K

I

P

P

P

Max sekarang sedang berada di dalam kamarnya di atas ranjang sambil membaca data lengkap tentang seseorang yang menjadi targetnya kali ini.
Max sebenarnya adalah pembunuh darah dingin yang sering di tugaskan oleh pria paruh baya tadi dengan berbagai penyamaran yang dengan mudah dia perankan.
Max melakukan itu semua bukan tanpa sebab, itu semua karna dia memiliki hutang budi pada pria itu.

Dulu sewaktu Max masih kecil, dia bersama keluarganya mengalami penyerangan secara tiba-tiba saat mereka dalam perjalanan pulang berlibur.

Kedua orang tua Max di habisi dan ia terluka cukup parah lalu di tinggal begitu saja. Sampai beberapa saat kemudian sebuah mobil Mercedes AMG GT 63s berhenti dan seorang pria keluar dari mobil tersebut lalu mengambil dirinya untuk kemudian dibawa ke rumah sakit.

Max sejatinya masih berumur 17 tahun namun dirinya sudah menjadi alat pembunuh para lawan tuannya.

"Park Jisung"

🐹🐹🐹

"Jwiii pulanggggg"teriak Jisung sambil lari memasuki mansion.

"Jangan teriak Babyyyy"

"Hehehehe maaf Kakakk"

"Sekarang ganti bajumu lalu istirahat okee"

"Tapii Jwi bosen Kakkk,, Jwi pengen berenang bolehh?"

"Tidak Babyy kau baru saja sembuh dan keluar dari rumah sakit"ucap Jaemin.

"Kakakk jahat Jwi udah nggak papa kokk" ucap Jisung memelas sambil memanyunkan bibirnya.

"Tidakk sekarang Babyy,, masuklah ke kamarmu sekarang,, Kakak harus kembali ke rumah sakit"

Cup

Setelah mencium Jisung singkat Jaemin pun berjalan kembali ke mobil nya menuju rumah sakit.

"Kenapa sihh haruss di larang terusss,, ini di larang itu dilarang" omel Jisung sambil masuk ke dalam lift namun saat pintu lift terbuka ia mendapat sebuah ide.

Cepat-cepat Jisung menuju kamarnya lalu berganti pakaian, jika kalian berfikir dia berganti pakaian untuk
istirahat kalian salah.

Jisung berganti pakaian untuk berenang, ya berenang.

Saat keluar lift tadi Jisung teringat bahwa dia sedang di mansion sendirian sekarang tanpa Abang dan Kakak nya.

Hanya maid dan bodyguard yang pasti tidak akan berani melarangnya.

BYURRR

"WAHHHHH segarrr sekaliii kkkkkk Jwi sukaaa"

"Tuann kecil kamii mohon tuan nanti kami bisa dihukum para Tuan mudaa"

"Tidakk pamann tenang sajaa,, wahhhh,, asal paman tidakk mengadu tidak akan ketahuan"

"Ta tapi Tuan kecil" ucap salah satu bodyguard yang meminta Jisung untuk tidak berenang lagi.

Jisung pun menghiraukan bodyguard tadi lalu kembali berenang bersama mainan bebek nya.

Tanpa Jisung ketahui bahwa ada tiga orang pemuda yang memasuki mansion dengan tatapan tajam serta amarah yang siap meluap.

"Sudah puas bermain Babyyy"

"A aa Abang K Kk Kakak"ucap Jisung kaget lalu berjalan mundur menjauhi Mark, Haechan, dan Renjun yang berada di pinggir kolam.

Haechan yang geram adek nya itu tidak kunjung naik,, ia pun masuk kedalam kolam lalu menggendong Jisung ala koala.

"Kau memang lebih suka dengan paksaan ya sayang,Cup" ucap Haechan pada Jisung yang terlihat kedinginan lalu mencium bibir Jisung.

"Hatchiuuuu,,, ma maaf Abangg"ucap Jisung lalu menyembunyikan wajah nya diceruk leher Haechan dan kepalanya yang tiba-tiba terasa pening.

"Bawa Baby ke kamarnya"

"Tidak Bang,, aku akan membawa Baby ke kamarku,, dia sepertinya akan demam" ucap Haechan yang merasakan nafas hangat pada sang adek di lehernya.

"Aku akan buatkan bubur nanti"ucap Renjun lalu mencium kening Jisung yang hangat.

Lalu mereka masuk kedalam mansion karna cuaca mulai dingin.

Haechan pun meletakan Jisung yang ternyata sudah tidur ke sofa yang ada di walk in closet miliknya lalu mengganti pakaian Jisung yang basah.
Haechan tertegun pada bekas luka pada perut putih dan mulus adeknya.

Tanpa sadar diusapnya luka itu dan semakin mendekat kan dirinya sampai bibirnya menyentuh kulit perut Jisung.

Haechan sebenarnya sangat kesal saat melihat bekas luka pada kulit cantik Jisung apalagi itu bukan karyanya. Rasa ingin menghilangkan bekas luka bajingan itu sangat besar.

"Eunghhhh Abanghhh"

Kegiatan Haechan terhenti karna lenguhan Jisung.

"Maafkan Abang Babyy,, kamu pasti kedinginan yaa"kekeh Haechan lalu melanjutkan kegiatan menggantikan baju basah Jisung yang tertunda.

Cringg cringg cringg

"Haechan apa Baby belom selesai?"

Suara itu adalah suara Jeno.

See you......

ParkJisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang