24

1.7K 114 10
                                    

DUA HARI KEMUDIAN

Pagi telah tiba membawa surya menjalankan tugas nya. Udara sejuk dan segar membuat langkah siapapun terasa ringan dan menyenangkan.

Acara perkemahan akan diselenggarakan pada hari ini, sejak pagi si bungsu bahkan sudah sibuk dengan berbagai keperluan yang akan dia butuhkan selama 3 hari 2 malam berkemah.

Untuk letak perkemahan nya sendiri berada disebuah pinggir hutan yang tidak terlalu jauh.

"Baby? semua sudah siap?"tanya Chenle yang baru saja datang karna tadi membantu Jisung beberes.

"Sudah Abang semua yang Abang siapkan tadi sudah Jwie masukkan ke ransel kok"jawab Jisung.

Mereka saat ini tengah sarapan bersama.

"Baby ingat kata-kata Abang, jangan pergi kemanapun sendiri, jangan terluka, jangan pergi tanpa ijin Chenle, jangan ceroboh, jangannnmpp" ucapakan Mark terpotong karna ada tangan kecil Jisung yang menutup mulutnya.

"Iyaa Abangg Jwie ingattttttt bangett kokk, Abang tenang saja yaa, Jwie janji Jwie akan baik-baik aja, kan ada Abang Chenle, ada Hyukjin dan Junbin,dan juga bodyguard yang Abang siapkan buat jaga Jwie jadi Abang tenang saja"ucap Jisung dengan pipi yang menggembung.

Mereka yang melihatnya tersenyum gemas karna tingkah Jisung.

Namun berbeda dengan Haechan.

Entah mengapa rasa gelisah nya kembali muncul.

Ia hanya terdiam dan memandangi Jisung dalam.

Perasaan hancur seperti pada saat untuk pertama kalinya ia lalai dalam menjaga keselamatan Jisung, menjaga agar Jisung selalu aman, menjaga Jisung untuk tidak terluka.

Haechan khawatir? Tentu.
Haechan takut? Sangat.

"Apa tidak sebaiknya dibatalkan saja?"tanya Haechan tiba-tiba.

Mereka pun langsung menoleh ke arah Haechan yang juga menatap mereka.

"Abang Haechan kok gituu sihh?"tanya Jisung.

"Bang pleasee, Jeno please"ucap Haechan pada Mark dan Jeno tanpa menoleh ke arah Jisung sama sekali.

"Abang Haechan jahat"

Jisung yang merasa sebal langsung meletakkan sendok nya kasar dan pergi meninggalkan ruang makan menghiraukan panggilan Chenle.

"Babyyy"
"Biar aku susul dia" ucap Chenle langsung menyusul Jisung.

Setelah kepergian Jisung mereka pun kembali hening.

"Kenapa?"tanya Mark singkat namun mereka semua tahu pada siapa Mark bertanya.

"Entahlah Bang mungkin hanya perasaanku saja"ucap Haechan.

"Jangan membuat Baby kecewa Haechan, bukankah Bang Mark sudah menyiapkan segala nya" ucap Renjun.

"Aku tau tapii"

"Kau tenang saja Haechan, semua pasti baik-baik saja"ucap Mark mengatasi kekhawatiran adek nya itu.

"Terserah,, aku selesai" ujar Haechan langsung meninggalkan meja makan menuju kamar nya.

Haechan pun memasuki kamar nya menuju ke arah balkon lalu menyala menyalakan sebatang rokok untuk menenangkan pikirannya.

Ia sangat ingin mengurung Jisung di kamarnya saja agar tidak pergi namun di sisi lain ia juga tidak ingin menghancurkan kebahagiaan Jisung sekarang.

Bunyi deru suara mesin mobil yang dinyalakan membuat Haechan berjalan mendekati pagar balkon nya, dari arah balkon ia dapat melihat bagaimana senyum gummy Jisung mengembang saat akan memasuki mobil Mark yang akan mengantarnya dan Chenle.

Namun sebelum masuk ke dalam mobil Haechan sempat melihat Jisung menjulurkan lidah ke arahnya.

Haechan lagi-lagi hanya mampu tersenyum gemas dengan tingkah Jisung.

Setelah Chenle selesai memasukan bawaannya dan Jisung kedalam bagasi, mobil Mark pun berangkat meninggalkan halaman mansion.

"Abang pegang janjimu Baby"ucap Haechan.

Setelah beberapa saat mobil Mark membelah jalanan Seoul pagi ini.
Mereka pun akhirnya sampai di halaman sekolah yang sudah dipadati oleh para siswa yang lain.

Dan juga ada beberapa bus sleeper mewah yang akan mengantarkan mereka ke tempat perkemahan.

"Semua barang kalian sudah ada di dalam, dan sekali lagi ingat kata Abang Baby, tetaplah aman dan jangan terluka, beritahu Chenle jika Baby ingin kemanapun"ucap Mark sambil mengusap kepala Jisung.

Jisung yang mengerti kekhawatiran Abang nya pun langsung memeluk Mark erat.

"Iyaa Abang,, Jwie janji,, Jwie pasti pulang dengan aman tunggu Jwie yaa"ucap Jisung masih memeluk Mark.

Sebenernya Mark pun merasakan apa yang Haechan juga rasakan.
Perasaan gelisah entah mengapa seketika menguap saat ia memeluk Jisung kali ini.

"Perhatian bagi seluruh siswa, kita akan berangkat, dimohon untuk memasuki bus masing-masing"

Jisung pun melepas pelukan hangat Mark saat pengumuman itu terdengar.

"Abang Jwie berangkat ya"

Cup

Mark cukup terkejut saat Jisung tiba-tiba menciumnya sebagai yang pertama. Jika bisanya dia yang akan lebih dulu mencium Jisung tapi ini berbeda.

Mark menahan tengkuk Jisung serta menarik pinggang nya untuk memperdalam ciuman mereka.

Menyalurkan segala perasaan gelisah nya dalam ciuman itu.

Jisung yang hampir kehabisan nafas memukul dada bidang Mark cukup keras. Tapi seakan tidak peduli Mark sama sekali tidak melonggarkan pelukannya ataupun menghentikan ciumannya.

"Banggg cukup"tegur Chenle yang mulai cemburu.

Mark yang tidak rela pun melepas pelukannya lalu mencium kening Jisung lama.

"Hati-hati Baby"

"Ehmmm iya Abangg byeeee" ucap Jisung lalu berlari menuju bus yang berisikan namanya.

"Chenle, jaga Baby" ucap Mark

"Tanpa kau minta pun aku sudah mengerti"

"Hmmm, yang lain sudah Abang siapkan untuk kalian, jangan sampai Baby terluka"ucap Mark menepuk bahu Chenle lalu memasuki mobilnya.

Chenle pun beranjak dari tempat nya namun sebelum memasuki bus ada tempat lain yang menjadi tujuannya.

Berbeda dengan Chenle, Jisung yang sangat bersemangat langsung memasuki bus nya.

"Jisunggggg"panggil Hyukjin didalam bus melambaikan tangan nya.

"Kami senang kau jadi ikut Jisung"ucap Junbin.

"Surpriseee hehehe maaf Jwie tidak memberi tahu kalian hehehe"ucap Jisung tersenyum gummy.

Hyukjin yang gemas lalu mengusap kepala Jisung gemas.

"Dasarr,, lain kali beritahu kami dulu,, lalu apa kau sudah tau letak tempat duduk mu?"tanya Hyukjin.

"Hemm belum aku belom mencarinya tadi"jawab Jisung.

"Baiklah ayo kita cari bersama"

Mereka bertiga pun mencari letak tempat duduk Jisung.

"Disini,, Jisung tempat duduk mu disini,, tapi kenapa ada namamu saja? Apa kau meminta duduk sendiri?"tanya Hyukjin.

"Entah aku juga tidak tau,, lalu apa Max juga ikut?"tanya Jisung balik.

"Dia ikut, dia duduk pas dibelakang mu dan sepertinya dia juga sendirii" tunjuk Junbin pada nama Max.

Jisung pun mengangguk mengerti.

Saat mereka tengah berfikir tiba-tiba bahu Jisung ditepuk oleh seseorang.

"Baby"

See youuu.....

Maaf yaa baru dikit bgt hehehe✌️

ParkJisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang