chapter 4.

8.9K 696 28
                                    

Pagi POV.

Perlahan mata Alice terbuka, ia bangkit lalu duduk di pinggir ranjang.

"Hoammmmmm, udah pagi ya?" Gumam Alice sambil mengucek ngucek matanya yang masih mengantuk.

Perlahan ia bangkit, lalu berjalan kearah cermin full body yang berada di kamar itu. Ia pun mengaca di sana.

Alice mengernyit saat menyadari kalo bajunya telah berganti, padahal kan ia nggak ngerasa ganti baju.

"Kok bisa berubah ya?" Gumam Alice bingung, tapi berhubung dia orangnya bodo amatan, dia pun memutuskan untuk keluar kamar saja.

Saat sudah di bawah, ia melihat Nathan tengah sarapan sendirian di meja makan.

"Pagi Nat!" Sapa Alice riang.

"Hm, pagi." balas Nathan tanpa menoleh ke arah Alice.

Alice pun ikut duduk di samping Nathan, ia menatap Nathan yang sudah rapi dengan seragamnya.

"Lo mau sekolah Nat?" Entah bagaimana bisa Alice bertanya seperti itu, padahal udah jelas jelas Nathan sudah rapi dengan seragamnya. Ya, walaupun nggak rapi rapi banget sih.

"Nggak." jawab Nathan malas, apakah setan di depanya ini buta, hingga tak melihat seragam yang dipakainya?

"Lah terus mau kemana?" Bingung Alice.

"Sawah,"

Alice mendelik, menatap Nathan tak yakin. Masa iya udah rapi rapi make seragam, perginya ke sawah? Kan nggak lucu.

"Masa udah pake seragam mau kesawah?" Heran Alice, Nathan pasti ngibul! Alice yakin itu.

"Udah tau mau ke sekolah, ngapain nanya?" Alice diam, kenapa Nathan nyolot? Ngomong santai kan bisa.

"Nat, gue boleh iku-"

"Nggak." potong Nathan.

Alice mendelik "gue aja belum selesai ngomong Nat!"

"Bodo."

"Ish, Nathan boleh ya?" Mohon Alice mengeluarkan pupy eyesnya.

"Kalo gue bilang enggak ya enggak!"

Alice berdecak, sesusah itukah membujuk Nathan agar memperbolehkan nya ikut ke sekolah di mana alur novel di mulai?

"Ya ampun Nathan, lo tega bener sama gue." dramatis Alice, yang hanya ditatap malas Nathan.

Jika dia tega, udah dari kemarin ia ngusir mahluk jadi jadian didepannya ini.

"Lo nggak kasian sama gue?"

"Gue juga masih pengen ngerasain sekolah."

"Lo nggak tau rasanya jadi setan Nat." Nathan semakin mendatarkan ekspresinya, ucapan Alice semakin ngelantur saja.

"Lo nggak tau rasa-"

"Hm, Lo ikut." potong Nathan, kupingnya sudah panas karena Alice.

Mata Alice berbinar mendengar itu, Nathan beneran ngizinin dia kan?

transmigrasi ghost alice [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang