Seorang gadis bernama Iris Jennifer tengah duduk dengan bosan di toko roti tempatnya bekerja dengan hanya ditemani temannya yang waktu kerjanya sama dengannya, Leyna Margaret.
Toko roti tempatnya bekerja ialah milik seorang wanita paruh baya yang telah menolak beberapa pria yang ingin menimangnya dengan alasan ia ingin menyukseskan bisnis toko rotinya ini, Lucyana nama pemilik toko roti itu.
"Iris, apa kau benar-benar sedang memperhatikanku?!"
Iris menatap malas Leyna. Temannya itu hampir setiap hari menceritakan hubungan asmaranya dengan pacarnya. Iris sampai dibuat bosan mendengarnya. Iris mencoba tersenyum demi menyenangkan hati Leyna.
Leyna yang menyadari respon Iris hanya setengah hati, memanyunkan bibirnya dan menatap Iris kesal. Iris menghela nafasnya dan mencoba membujuk Leyna agar kembali melanjutkan ceritanya. Ingat, hanya demi gadis itu tidak jengkel padanya.
Sebelum Leyna hendak membuka mulut untuk melanjutkan ceritanya, seorang anak kecil memasuki toko roti mereka. Iris dan Leyna dengan sigap berdiri dan menyapa anak perempuan tersebut.
Anak perempuan tersebut terlihat terperangah dengan berbagai macam kue yang di sediakan di sana. Dengan polosnya, gadis itu menunjuk salah satu kue yang dipajang sengaja di dekat jendela untuk menarik perhatian pembeli.
Iris mengambil kue yang dimaksud gadis kecil itu, lalu membawanya ke depannya. Mata gadis itu nampak berbinar sekali. Dan dengan polosnya lagi, jari gadis itu hendak mencomot cream coklat yang menjadikan kue itu nampak cantik. Langsung saja Iris menjauhkan sedikit kue itu dari jangkauan gadis kecil tersebut.
Gadis kecil itu nampak tak suka akan tindakan Iris, mulai menangis keras. Iris dan Leyna dibuat panik oleh tangisannya. Buru-buru Iris membawa gadis itu keluar dari toko agar tidak membuat kebisingan di sana.
Iris berjongkok, menyamakan tingginya dengan tinggi gadis kecil itu. Iris tersenyum dengan lembut dan mengelus lembut rambut pirang gadis itu hingga berhenti menangis. "Gadis cantik, kamu mau kue itu?"
Gadis kecil itu mengangguk lemah sambil mengusap air matanya dengan tangannya. Iris melirik sekitarnya guna mencari orang tua dari anak ini, akan tetapi sepertinya gadis kecil ini datang seorang diri.
"Di mana orang tua mu, sayang?" Gadis kecil itu menggeleng. Iris tahu maksudnya, yaitu bahwa gadis kecil itu benar-benar datang seorang diri. Iris tak habis pikir dengan orang tuanya yang berani membiarkan gadis kecil ini berkeliaran seorang diri di tengah kota yang sibuk ini.
Iris terus menampilkan senyum lembutnya dan kembali membawa masuk gadis kecil itu ke toko. Leyna menatap Iris, lalu di balas Iris dengan anggukan saja.
"Tidak apa-apa, Na. Berikan saja kue itu padanya, biar aku yang bayar dengan gajiku bulan ini. Aku akan bilang pada bos untuk memotong gajiku."
"Kau yakin? Ini kue yang cukup mahal."
"Bukan masalah selagi anak ini berhenti menangis. Lagian dia ke sini hanya seorang diri dan aku yakin anak ini juga tidak membawa uang sama sekali."
Leyna menatap dari atas hingga bawah gadis kecil tersebut. Baju dan celananya tidak memiliki saku, dan di kedua tangannya juga tidak terlihat menggenggam uang.
"Baiklah, akan aku bungkuskan. Lalu, mau kau apakan gadis itu setelahnya jika orang tuanya saja tidak ada di sini?"
Iris terdiam. Ia juga bingung dengan itu. Ia tidak tahu dengan cara apa dia harus menolong gadis kecil itu. Lalu, ia mencoba bertanya tentang letak rumahnya. Gadis kecil itu memberitahu alamat rumahnya yang sudah jelas Iris tahu letaknya.
Setelah Leyna membungkus rapi kue itu dan memastikan di perjalanan nanti akan aman, langsung saja menyerahkan kue tersebut ke Iris yang sudah bersiap untuk mengantar gadis kecil itu pulang. Gadis itu terlihat sangat senang sampai melompat-lompat membuat kedua gadis itu gemas sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)
VampireKota tempat tinggal gadis bernama Iris Jennifer sedang tidak baik-baik saja. para vampir menyerang kota tempat tinggalnya, banyak korban berjatuhan. Namun, kebanyakan masyarakat tidak menyadari keberadaannya disekitar mereka karena penyamaran para v...