"Adam, boleh aku pinjam ponselmu sebentar?"
Adam melirik Hana sekilas lalu memberikan ponselnya kepada gadis itu. Hana mengambil ponsel itu dengan senang lalu menyeringai samar. 'Kita lihat, kau pikir kau saja yang bisa membuatku cemburu? Aku pun bisa melakukan hal yang lebih darimu!'
Hana mengetik sesuatu di ponsel Adam. Adam nampaknya tidak mencurigai sama sekali maksud Hana meminjam ponselnya. Hana mengembalikan benda itu lagi ke pemiliknya.
"Adam, jangan antar aku pulang ke rumah. Kakak bilang sedang ada urusan di luar. Orang tuaku juga sedang ada pekerjaan di luar kota, aku tidak mau sendirian di sana. Bawa aku ke apartemenmu, ya?"
Adam mendengus. Sebenarnya dia ingin melakukan sesuatu dengan Iris selepas dia pergi bersama Hana, namun sekarang harus pupus karena gadis itu juga. Tanpa bicara, Adam memutar balik mobil itu menuju apartemennya.
Sementara itu, Iris yang baru saja belajar membuat kue melihat ponselnya yang terus menyala di sampingnya. Iris mencuci tangannya yang penuh tepung itu lalu mengambil ponsel dan membaca beberapa pesan yang di kirim oleh Adam.
"Kejutan apa yang ingin Adam tunjukkan padaku sehingga aku harus menunggunya di luar gedung apartemen? Kalau begitu, aku harus segera membereskan ini!"
Iris memasukkan adonan yang belum jadi itu ke dalam kulkas, meletakkan peralatan membuat kuenya yang kotor ke bak pencuci piring, lalu Iris pergi keluar. Iris melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 9.30 malam. Sudah dua jam kepergian Adam bersama Hana.
Iris menunggu dengan tenang kedatangan Adam di luar gedung. Iris menunggu dengan sabar meskipun sudah sekitar sepuluh menit dia berdiri di sana. Mata Iris tak sengaja menangkap seekor kucing kecil seorang diri mencari makan di tempat sampah tak jauh dari tempatnya berdiri. Kucing kecil tersebut berhasil merebut perhatian Iris hingga sekarang gadis itu berjalan menghampirinya.
"Oh, kucing kecil yang malang. Kamu hanya seorang diri? Mau ikut denganku ke apartemen, aku akan merawat-- ... Mungkin tidak bisa. Aku tidak tahu di apartemen itu kita boleh memelihara hewan peliharaan atau tidak. Sebaiknya aku tunggu Adam dulu."
Iris terlalu asik bermain dengan kucing kecil itu sampai dia tidak menyadari akan kehadiran seseorang di belakang tubuhnya. Luke tersenyum menyeramkan. "Mangsa berhargaku ... Rupanya kau di sini. Aku sudah mencarimu selama ini!"
Iris sontak berdiri dan menatap sosok Luke dengan wajah ketakutan. Iris mengambil langkah mundur saat Luke berjalan mendekatinya. Seluruh tubuh Iris gemetar. Tidak ada seorang pun yang lewat di tempat pembuangan sampah ini dan sialnya dia tidak terpikirkan membawa senjata.
"Sudah cukup, j--jangan mendekat! TOLO--- ...!"
Luke segera membungkam mulut Iris dan membawa gadis itu pergi dari sana ke suatu tempat dengan kekuatan vampirnya. Luke membuat Iris tidak sadarkan diri. Tak lama setelah kejadian penculikan Iris, mobil Adam terlihat berhenti di sana atas keinginan Hana.
Hana menatap sekitar luar gedung apartemen itu, mencari keberadaan Iris namun tak kunjung ia temukan. Adam kebingungan dengan sikap Hana itu dan mencoba bertanya, "apa yang sedang kau cari?"
Hana menoleh ke arah Adam sebentar lalu kembali menelusuri sekitar. Tidak dapat jawaban dari pertanyaannya, Adam memilih diam tidak ingin ikut campur urusan gadis itu. Sekarang dia akan sabar menunggu Hana menemukan sesuatu yang dicarinya.
'Apa dia tidak melihat pesan yang aku kirimkan?' batin Hana. Hana menunggu beberapa menit lagi, namun Iris tak kunjung datang. Hana mendengus karena rencananya gagal. Hana menyuruh Adam membawa mobilnya ke tempat parkir.
Di tempat Iris berada, Luke mengamati Iris yang menutup matanya di ranjang kamar di sebuah rumah kosong. Jangan harap ranjang luas dan nyaman untuk Iris, itu hanyalah ranjang kecil dan kotor. Luke mendekatkan tubuhnya ke ranjang, tempat Iris berbaring tak sadarkan diri lalu menghirup dalam-dalam aroma darah gadis itu. Kening Luke berkerut saat hidungnya menangkap bau seseorang yang tak asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)
VampireKota tempat tinggal gadis bernama Iris Jennifer sedang tidak baik-baik saja. para vampir menyerang kota tempat tinggalnya, banyak korban berjatuhan. Namun, kebanyakan masyarakat tidak menyadari keberadaannya disekitar mereka karena penyamaran para v...