Malam harinya, Adam pamit padanya sebelum berangkat bekerja. Tentu Iris mendapat peringatan dari pria itu, Iris hanya memutar bola matanya malas. 'Haruskah aku mencatat peringatan itu di sebuah kertas besar dan menempelkannya di dinding!?'
Kini tinggal Iris seorang diri di apartemen itu. Iris mulai bersiap. Iris hanya memakai pakaian casual saja karena menurutnya lebih nyaman. Hana pun sudah menunggunya di depan gedung apartemen ini.
Hana melambaikan tangan padanya dari dalam mobil. Iris masuk ke mobil Hana, duduk di samping Hana yang mengemudikan mobil itu. "Kau sangat cantik malam ini, Hana!"
"Terima kasih, kau juga sangat cantik malam ini!"
"Terima kasih pujiannya. Boleh aku tahu, ke mana tujuan kita?"
"Bukan rahasia lagi namanya jika aku memberitahumu sekarang. Lihat saja nanti, kau pasti akan menyukai tempat itu. Aku yakin!"
"Kalau kau bicara begitu, aku yakin bahwa tempat itu pasti benar-benar menakjubkan!"
"Tentu saja karena aku yang memilihnya!"
Hana melajukan mobilnya dengan santai melewati jalanan kota yang cukup ramai itu. Iris masih tidak menaruh rasa curiga pada Hana ketika yang dilihatnya sekarang adalah pemandangan hutan.
Hana menghentikan mobilnya di samping jalan. Gadis itu turun lalu membukakan pintu untuk Iris. Iris pun turun dari mobil itu dan menatap sekitarnya sedikit takut lalu menatap Hana.
"Aku dulu pernah ke sini bersama kakakku dan aku masih sering datang ke sini seorang diri atau bersama temanku. Di sini biasanya tempat kunang-kunang berkumpul. Jika kita beruntung, kita nanti akan disuguhkan kerumunan kunang-kunang yang indah!"
Mata Iris berbinar mendengarnya. Hana berjalan lebih dulu memasuki hutan diikuti Iris. Mereka mengandalkan cahaya bulan purnama malam ini. Hana menyeringai dalam diam. 'Tersenyumlah yang indah, Iris. Tersenyumlah untuk terakhir kalinya!'
Hana menghentikan langkahnya. Iris berdiri di samping Hana yang hanya diam. "Kita sudah sampai?"
"Harusnya di sini tempat kunang-kunang itu berkumpul. Kenapa malam ini tidak ada satu pun?"
"Tidak apa-apa, Hana. Kita tunggu sebentar lagi."
"Ya, kau benar. Kita akan menu--- ...!"
"Ada apa?"
"PONSELKU! Aku lupa meletakkannya di mana!? Iris, bisa kau tunggu aku sebentar di sini? Aku akan ke mobil untuk mengeceknya di sana!"
"Kau ini ceroboh sekali! Baiklah, aku tunggu di sini. Kau cepatlah pergi dan carilah ponselmu!"
"Terima kasih. Tetaplah di sini, aku segera kembali!"
Hana lari kencang menuju mobilnya dan tertawa puas saat dia berhasil meninggalkan Iris sendirian di tengah hutan. Hana kembali pulang tanpa Iris. Gadis itu memutar musik dengan kencang di dalam mobil, menggambarkan betapa bahagiaannya dia malam ini. "IRIS, BERSENANG-SENANGLAH DI SANA DENGAN VAMPIR-VAMPIR YANG HAUS DARAH ITU!"
Iris masih menunggu Hana dengan tenang di sana. Gadis itu mulai merasa takut lantaran Hana tak kunjung datang. Ditambah sekarang dia merasa tengah diperhatikan seseorang dari jauh. Iris melangkah mundur dan terjatuh karena tersandung batu. Tangannya berdarah akibat tergores ranting pohon. "Aw, perih!"
Bunyi patahan ranting pohon yang terinjak, membuat Iris semakin waspada. Iris bangkit berdiri langsung berlari namun tiba-tiba tubuhnya terhempas hingga menabrak pohon di sana. Seseorang menahan tubuh Iris dari belakang. Iris tidak bisa melihat wajah orang di belakangnya yang sekarang menghimpit tubuhnya. Iris mencoba memberontak tetapi sia-sia saja karena orang di belakangnya tidak bergerak barang seinci pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)
VampireKota tempat tinggal gadis bernama Iris Jennifer sedang tidak baik-baik saja. para vampir menyerang kota tempat tinggalnya, banyak korban berjatuhan. Namun, kebanyakan masyarakat tidak menyadari keberadaannya disekitar mereka karena penyamaran para v...