"AMBIL BELATI INI, ADAM!"
Adam menangkap belati perak lemparan Aaron dan langsung menancapkan tepat ke jantung vampir yang menindihnya. Vampir tersebut berteriak kesakitan. Dari arah belakang, Stevan menebas kepala vampir itu.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Stevan khawatir melihat kondisi tubuh Adam. Adam berdiri dan lanjut menghabisi vampir lainnya, mengabaikan Stevan yang mendengus pasrah. Joseph mendatangi Adam, membantu pria itu yang terlihat kewalahan melawan tiga vampir sekaligus. Adam juga tidak tahu, mengapa hanya dirinya yang sering dikeroyok vampir-vampir itu. Jadilah sekarang Joseph selalu di dekat Adam.
"Apa kau melihat keberadaan Ash?"
"Belum. Aku tidak melihatnya sama sekali di sini!"
"Cih, pengecut! Dia sembunyi sementara menyuruh para pasukannya untuk menyerang kami. Tidak aku sang---"
"Siapa yang kau bilang pengecut?"
Ash sudah berdiri di depan Joseph dan Adam yang sudah siaga. Para anggota di sana pun sontak melingkar di sekitar Ash. Ash hanya tersenyum miring. "Aku berada di pihak kalian saat ini, apa kalian masih mau menyerangku?"
Semua orang mendengar itu lantas menertawakan Ash. Ash hanya berekspresi datar dan dingin. Joseph menyahut, "terima kasih, Ash. Berkat leluconmu, semua anak buahku terhibur!"
"Kau tidak percaya?"
"Tentu saja tidak!"
Ash melesat dengan kecepatan kilat dan menyerang semua vampir bawahannya. Mereka semua tumbang oleh serangan brutal Ash. Ash kembali ke tempat semula dengan tangan membawa kepala Felix yang berhasil ia bunuh tadi. Semua orang terkejut bukan main. Ash menyeringai kejam.
"Kau salah mengatakan kalau aku sembunyi dan takut pada kalian. Aku tadi bertarung dengan vampir ini." Ash melempar kepala Felix ke arah Joseph tetapi Joseph menghindar. Joseph menatap ngeri wajah Felix yang mengenaskan. "Aku melakukan ini semata ingin gadis yang aku cintai mau mengakui kebaikanku."
Adam mengerutkan alisnya lalu berkata, "maksudmu ...Iris?"
"Benar."
"Cih, apapun yang kau lakukan, dia tidak akan pernah mengakuimu! Kalian para makhluk supernatural hanya bisa membuat kekacauan saja!"
"Maka dari itu aku ingin menjadi satu-satunya makhluk supernatural yang berbeda dari yang lain di matanya. IRIS, KAU SUDAH MELIHATNYA SENDIRI, AKU SUDAH MEMBUNUH PASUKANKU DEMI DIRIMU! KELUAR DARI TEMPAT PERSEMBUNYIANMU DAN MENGHADAP DIRIKU SEKARANG JUGA!"
"Heh, untuk apa kau berteriak memanggilnya? Dia tidak ada di sini!"
"Kau yakin? Lantas, siapa yang berada di balik pohon itu bersama salah satu dari kalian?"
Mereka semua mengikuti arah telunjuk Ash. Sosok Iris dan Wiliam keluar dari sana. Keterkejutan kembali mereka semua rasakan. Mereka berpandangan satu sama lain, kecuali Adam yang langsung berlari ke tempat gadis itu.
"Iris, sedang apa kau di sini!?"
"Adam ...a--aku hanya, aku ..."
"Kau tahu di sini sangat berbahaya, kan!? Kenapa kau nekat sekali!?"
"Aku hanya terlalu khawatir padamu! Aku tidak bisa hanya duduk diam di markas menunggu kabar darimu selagi kau berjuang keras agar tetap hidup! Apa aku salah!?"
"Kau salah, sangat bersalah! Kau pikir aku senang melihatmu berada di sini!? Aku sudah berjanji padamu sebelumnya kalau aku akan pulang padamu dengan selamat!"
Mata Iris berkaca-kaca. Ash menengahi perdebatan mereka berdua dengan menarik Iris sedikit menjauh dari Adam. Ash menghapus air mata yang menggenang di pelupuk mata gadis itu lalu memegang pundak gadis itu. "Bagaimana sekarang? Kebaikanku bukan omong kosong saja, kan? Kau sudah mau mempercayaiku mulai sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)
VampirKota tempat tinggal gadis bernama Iris Jennifer sedang tidak baik-baik saja. para vampir menyerang kota tempat tinggalnya, banyak korban berjatuhan. Namun, kebanyakan masyarakat tidak menyadari keberadaannya disekitar mereka karena penyamaran para v...