"Bisa kau jelaskan, mengapa kau sampai berani menampar adikmu?! Papa sudah membiarkanmu mengurung Hana di dalam gudang tanpa memberitahu Papa dan mama alasan kau melakukan itu. Tapi sekarang, Papa tidak akan membiarkanmu menyakiti adikmu lagi!"
"Jika tindakanku salah, lalu apa yang pantas diterima bagi seseorang yang telah membuat orang lain hampir kehilangan nyawanya!?"
"Papa tidak mengerti perkataanmu. Siapa yang membuat orang lain hampir kehilangan nyawanya?!"
"Anak yang tadi Papa puji sebagai anak manis, tetapi kenyataannya sifatnya buruk!"
Leon beralih menatap Hana dengan tajam, begitupun Rose yang kini mendorong Hana untuk menjauh darinya. Hana menangis semakin kencang. "Berhenti di sana Hana, jangan mendekati Mama! Mama sangat kecewa padamu!"
Rose mendekati Stevan dengan berlinang air mata. Dia meminta penjelasan pada Stevan. Stevan pun menjelaskan semuanya secara detail perlakuan buruk Hana terhadap Iris. Rahang Leon mengeras, tanpa berbicara apapun dia langsung menarik tangan Hana menuju kamar gadis itu.
"JANGAN, PAPA! HANA TIDAK MAU DIKURUNG LAGI! KAKAK BOHONG, HANA TIDAK PERNAH MELAKUKAN HAL ITU! PEREMPUAN JAHAT ITU TELAH BERHASIL MENGHASUT KAKAK, PERCAYA PADA HANA!"
Leon seakan tuli dan terus menarik kasar tangan putrinya. Leon mengurung Hana di kamarnya lalu berteriak dari luar kamar itu. "KAMU AKAN MENDEKAM DI SANA SAMPAI KAMU MENYADARI KESALAHANMU DAN MEMINTA MAAF PADA IRIS! TIDAK ADA MAKAN DAN UANG UNTUKMU!"
Teriakan Leon sampai ke telinga Rose dan Stevan yang berada di lantai bawah rumah itu. Stevan menghapus air mata Rose yang terus mengalir itu dan memeluk mamanya. "Mama tenang saja, Stevan yakin setelah ini Hana pasti akan berubah. Stevan juga salah karena terlalu memanjakannya hingga menjadi gadis egois dan keras kepala."
"Mama minta tolong padamu, Stevan. Tolong beri tahu Mama tentang kabar dari perempuan itu setelah dia sadar nanti. Mama rela jika harus mendekam di penjara menggantikan Hana!"
"Sstt ... Itu tidak akan terjadi. Aku yakin, Iris akan baik-baik saja. Tidak ada satupun yang akan masuk penjara, Mama maupun Hana karena aku mengenal siapa itu Adam."
Stevan masih terus mencoba menenangkan mamanya, sampai ayahnya datang dan mengajak Rose ke kamar mereka. Stevan memperhatikan punggung kedua orang tuanya dalam diam. Stevan memutuskan kembali ke markas untuk memantau perkembangan Iris.
Dalam perjalanan menuju markas pun, dia masih tidak bisa tenang. Stevan sangat tidak menyangka kalau adik yang begitu ia sayangi akan berbuat hal seperti ini. Peristiwa ini akan menjadi pelajaran baginya untuk menyayangi adiknya itu dengan batas wajar, dalam artian tidak selalu menuruti keinginannya.
Stevan memasuki markas itu dan langsung menuju ruangan khusus tempat Iris di rawat. Dari balik kaca, Stevan mengintip Iris yang masih terbaring manis di sana, belum menunjukkan tanda apapun. Adam berdiri di belakang Stevan.
"Jadi, kau apakan Hana?"
"Aku menghukumnya, dia juga mendapat hukuman dari papa."
"Maafkan saja dia, Van. Sekarang Iris sudah ketemu."
"Apa kau bilang? Memaafkannya dengan semudah itu!? Meskipun dia adikku, tapi jika dia membuat kesalahan besar seperti ini yang menyangkut keselamatan nyawa orang lain, itu tidak pantas dimaafkan tanpa memberinya hukuman!"
Adam mendengus. Sebenarnya ia setuju dengan perkataan Stevan, tapi ia takut Hana akan semakin membenci Iris setelah semua ini dan ia juga takut suatu saat Hana dapat bertindak lebih dari ini untuk mencelakai Iris. Adam memilih diam dan duduk di kursi sambil mengecek ponselnya.
Emma mengirimi beberapa pesan padanya, namun belum ada satupun yang ia balas. Memikirkan Iris sudah menguras begitu banyak tenaga, dia tidak bisa memikirkan hal lainnya. Adam meletakkan ponsel di sampingnya lalu memijat pangkal hidungnya. Tidurnya kemarin malam bukanlah tidur yang nyenyak, malah semakin membuat kepalanya sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)
VampireKota tempat tinggal gadis bernama Iris Jennifer sedang tidak baik-baik saja. para vampir menyerang kota tempat tinggalnya, banyak korban berjatuhan. Namun, kebanyakan masyarakat tidak menyadari keberadaannya disekitar mereka karena penyamaran para v...