Vampir berpakaian pelayan itu pun menarik kaki Iris memasuki kamarnya. Teriakan Iris berhasil mengalihkan perhatian Ash. Vampir yang tengah bertarung dengannya, mengambil kesempatan itu untuk membalas serangan Ash.
"Ugh ... Cih, sial! Aku akan menyelesaikan ini secepatnya!"
Ash berhasil merobohkan mereka semua dan memenggal kepala para vampir itu dengan tangan kosong. Ash bergegas melesat menuju kamar Iris. Mendobrak pintu dan membunuh vampir pelayan yang sudah menindih Iris.
"Sudah, tenanglah! Aku di sini, kau sudah aman!" Tubuh Iris bergetar hebat, pakaiannya berantakan dan luka cakaran terukir di sepanjang lehernya. Ash menyentuh luka itu dan luka itu pun langsung hilang. Ash memeluk erat Iris, mencoba menenangkan gadis itu dari ketakutan hebatnya.
Ash dan Iris sama-sama belum menyadari kedatangan seseorang yang melihat mereka berdua dari ambang pintu. Orang itu bersiul guna membuat keduanya tersadar akan keberadaannya.
"Isac ...?! KAU, APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI!?
"Ck ck ck ... Kakakku yang malang. Tertarik pada seorang manusia yang kebetulan saja memiliki aroma darah yang lezat."
"Tutup mulutmu sebelum aku menarik lidahmu dari tempatnya!"
"Ow, kau membuat adikmu ini takut! Mau kah kau memelukku seperti kau memeluk gadis itu?"
Habis sudah kesabaran Ash. Pria itu melepas pelukannya pada Iris dan langsung melayangkan serangan pada Isac, adik kandungnya. Isac tidak mudah untuk dikalahkan Ash begitu saja karena level Isac sama sepertinya, tetapi kekuatan Ash masihlah berada di atas Isac. Dan juga, Isac tidak mampu bertahan terhadap sinar matahari.
Mereka bertarung membabi buta. Barang-barang di kamar Iris sudah tidak beraturan lagi, bahkan dindingnya pun retak di mana-mana. Iris menyembunyikan wajahnya dan menutup telinganya erat-erat. Pertarungan terjadi cukup lama hingga Ash berhasil memojokkan Isac.
"Jangan menguji kesabaranku, Isac! Meskipun kau adalah adikku, aku tidak akan segan untuk membunuhmu saat ini juga! Cepatlah pergi dari sini!"
"Cih, kau pikir luka ini menyakitkan bagiku? Tentu tidak, Ash! Aku vampir kelas atas, kemam--- ... UGH!"
Isac batuk darah. Ash menyeringai puas, lalu melepaskan Isac dari cengkramannya. Isac terus terbatuk darah. Tidak tahu bagian mana yang lucu sampai-sampai membuat Ash tertawa kencang. "Dan kau pikir aku bodoh sepertimu? Aku mengeluarkan racun yang paling mematikan bagi vampir di cakarku! Sehebat apapun kemampuanmu menyembuhkan diri, kau tetap akan tersiksa karenanya!"
"K--kau ... Seberapa tangguh kekuatanmu sekarang?!"
"Kau tidak tahu apa saja efek yang dirasakan vampir ketika berhasil meminum darah bangsa mermaid murni?"
"A--apa ...!?"
"Hah, memang benar kau masih bodoh seperti dulu. Sayang sekali, waktumu untuk hidup sudah habis. Sekarang, bersiaplah untuk mengakhiri kehidupan abadimu!"
Dalam sekejap mata, kepala dan tubuh Isac telah terpisah. Darah muncrat di mana-mana. Ash menjilat darah adiknya di tangannya yang tadi telah memisahkan anggota tubuh itu. Meskipun kepala itu sudah terputus, tetapi sang pemilik belum benar-benar mati. Isac masih bisa melirik Iris berganti melirik Ash dan berucap, "Felix Brandon, kakakku itu akan datang ke sini dan akan melenyapkan vampir-vampir sepertimu yang menyalahi aturan bangsa kami!"
"Berisik! Sudah mati pun kau masih bisa menceramahiku?!" Ash menendang kepala adiknya hingga keluar dari jendela dan membakar tubuh adiknya dengan api yang ia buat. Terlalu lama menunggu sinar matahari kembali muncul untuk membakar tubuh itu.
Ash mendengus melihat kekacauan yang ia buat di kamar gadis itu, menggendong Iris dan memindahkannya ke kamar pribadinya. Ash menurunkan Iris di ranjang kamarnya. Kamar Ash bernuansa gelap tetapi tidak menghilangkan kesan mewah di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)
VampireKota tempat tinggal gadis bernama Iris Jennifer sedang tidak baik-baik saja. para vampir menyerang kota tempat tinggalnya, banyak korban berjatuhan. Namun, kebanyakan masyarakat tidak menyadari keberadaannya disekitar mereka karena penyamaran para v...