Anggota pertama yang datang ialah Adam, disusul Wiliam dan Frank lalu anggota lainnya. Mereka berkumpul di ruang pertemuan. Joseph, Berlando lalu Iris memasuki ruangan itu. Adam reflek berdiri dan berlari ke arah Iris. Memeluk gadis itu di hadapan para rekan-rekannya.
"Adam, lepas dulu! Semua orang melihat kita!"
"Aku tidak peduli!"
Deheman keras dari Joseph, terpaksa membuat Adam melepas pelukannya pada Iris. Iris terkekeh pelan melihat reaksi tak terima Adam. Adam duduk di tempatnya lagi, matanya tak lepas dari Iris barang sedetik pun. Joseph mulai menjelaskan maksud dan tujuan dirinya mengumpulkan para anggotanya. Banyak dari mereka sulit mempercayai berita itu tetapi berkat Iris, mereka semua langsung ricuh.
"Mulai hari ini, para anggota yang bekerja di dalam markas akan aku latih khusus seperti anggota yang turun ke lapangan, kecuali Jenni karena dia seorang perempuan dan dia sedang hamil. Aku juga akan menghubungi organisasi pemburu vampir di kota lain untuk membantu kita dalam peperangan yang kapan saja bisa terjadi. Jadi aku harap kalian semua selalu siap!"
Joseph keluar dari ruangan itu diikuti para pemburu vampir yang akan berlatih bersama Joseph, terkecuali Adam. Pria itu melanjutkan hal tertunda tadi yaitu meluapkan rasa rindu dan penyesalannya kepada Iris. Diam-diam Stevan mengintip dari pintu tanpa mereka berdua sadari.
"Aku dibutakan cemburu waktu itu, tolong maafkan aku! Aku tidak akan melakukannya lagi, aku janji! Tolong jangan tinggalkan aku lagi, Iris!"
"Tidak, Adam. Aku yang harusnya minta maaf padamu. Ash tidak sebaik yang aku pikirkan, harusnya aku menyadari itu. Dia vampir yang memang diciptakan tanpa memiliki perasaan. Meskipun dia tidak pernah menyakitiku, tetapi dia merencanakan sesuatu yang buruk terhadap para manusia!"
Adam tersenyum, mengelus puncak kepala Iris dan membawa kembali tubuh itu ke dalam rengkuhannya. Iris membalas pelukan itu, menyamankan dirinya di dalam pelukan yang ia rindukan. Stevan masih setia mengintip pasangan itu, diam-diam juga mengepalkan tangannya. Pria itu melangkah pergi dari sana. 'Harusnya aku menyadari posisiku. Iris hanya mencintai Adam, begitu pun sebaliknya. Aku tidak sejahat itu dengan memisahkan mereka demi egoku sendiri!'
Adam membawa Iris pulang setelah dia melakukan latihannya bersama Joseph. Meskipun Adam sudah menguasai semua jenis senjata dan ilmu bela diri, tetapi dia masih melakukan latihan dengan rutin. Semua anggota lain pun banyak yang pulang, kecuali Joseph tentunya. Pria itu tengah memikirkan strategi perang.
Adam hanya punya waktu bersama Iris sampai matahari terbit saja, selain itu dia habiskan di markas. Malam itu, menjadi malam yang panjang bagi keduanya dan hanya mereka yang tahu. Mereka menyelesaikan aktivitas mereka dini hari.
Tidur Iris sangat nyenyak malam ini, begitu pun Adam. Saling menyalurkan kehangatan dalam pelukan malam ini. Mata keduanya terbangun mendengar alarm keras dari ponsel Iris yang mendekam lama di atas meja nakas, tak tersentuh sang pemilik beberapa hari terakhir.
Adam bangun dan memakai pakaiannya yang tercecer di lantai, lalu pergi ke kamar mandi di kamar Iris. Dia hanya menyiapkan air hangat buat gadis itu, setelahnya Adam pergi ke kamarnya sendiri, bersiap untuk bekerja. Iris menyusul bangun tak lama. Meraba tempat di sampingnya yang kosong. "Di mana Adam?"
"Aku di sini. Cepatlah mandi lalu sarapan. Masakanku sebentar lagi selesai."
"Ya."
Adam menutup pintu kamar itu, membiarkan Iris menyelesaikan urusannya. Adam menyelesaikan acara masaknya lalu pergi sebentar ke supermarket, membeli stok minuman sachetnya yang habis. Kopi hitam adalah minuman favoritnya sejak dulu.
Iris mandi dengan air hangat yang sudah disiapkan Adam tadi. Melakukan ritual mandinya dengan santai. Iris keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk. Mengambil pakaian di lemari dan memakainya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)
VampirKota tempat tinggal gadis bernama Iris Jennifer sedang tidak baik-baik saja. para vampir menyerang kota tempat tinggalnya, banyak korban berjatuhan. Namun, kebanyakan masyarakat tidak menyadari keberadaannya disekitar mereka karena penyamaran para v...