Leyna membuka toko itu sendirian. Leyna melihat keluar toko berharap menemukan Iris yang lari terbirit-birit menuju toko, namun yang ia temukan justru sebaliknya. Iris berdiri tak jauh dari toko dan membelakanginya. Leyna menghampiri Iris dan menepuk bahu gadis itu.
Tepukan di bahunya berhasil membuat gadis itu kembali ke alam sadarnya. Iris terlihat seperti orang bodoh di mata Leyna saat ini. Leyna menarik tangan Iris menuju toko dengan Iris yang masih memproses semuanya.
Leyna merebut tas Iris di tangan gadis itu dan meletakkannya di loker milik Iris. Leyna menyuruh Iris untuk duduk, Iris menurut dan hanya menatapnya polos.
"Kau tahu, kau sudah telat datang ke toko dan aku berhasil menemukanmu melamun di tengah jalan seperti itu. Sebenarnya, apa yang sedang kau lakukan?!"
Iris mencerna pertanyaan Leyna lalu dia mengangguk. Leyna memejamkan matanya dan menarik nafas, mencoba merendam kekesalannya pada Iris. Dia ingin jawaban dari mulut gadis itu, bukan anggukan yang tidak nyambung sama pertanyaan yang dia berikan.
"Hah, sepertinya kau sedang sakit. Lebih baik kau pulang saja, biar nanti aku yang meminta izin ke bos."
Iris baru tersadar dan melotot ke arah Leyna. Iris merebut ponsel Leyna yang hendak di gunakannya untuk menghubungi Lucyana. "Tidak, tidak. Aku baik-baik saja, tidak sakit sama sekali!"
"Terus, kenapa tadi sikapmu begitu?"
"Bukan apa-apa ... Mungkin." Leyna mendengus, meninggalkan Iris di sana menuju dapur. Leyna jadi kesusahan sendiri mengurus toko sebelum buka tadi sampai ada beberapa kue yang belum ia pajang. Leyna sendiri juga hampir telat tadi.
Iris sendiri juga merasa dirinya linglung semenjak bertemu Ash. Sejak pria itu menunjukkan kekuatannya yang dapat menghentikan waktu juga perkataan Ash tadi masih terngiang di kepalanya. "Aku tahu dia hanya berbohong, tapi kenapa aku merasakan sesuatu dari tatapannya itu padaku?"
Di tengah lamunannya, datang seorang anak yang sedang menggeret tangan ibunya memasuki toko itu. Suara cempreng sang anak menyadarkan Iris. Iris berdiri dan menyambut ramah pelanggannya.
"Ibu, dia kakak baik yang sudah memberiku kue gratis!"
Iris tersenyum malu mendengar perkataan gadis kecil yang dulu datang ke tokonya. Ibu dari gadis kecil itu berjalan mendekati Iris dan menggenggam lembut tangannya. "Terima kasih atas kebaikanmu, Nona. Waktu itu dia kabur saat guru lesnya datang ke rumah. Dan pada saat dia pulang, dia sudah membawa sebuah kue. Lalu dia cerita tentang dirimu yang berbaik hati memberinya kue gratis."
Iris tidak tahu harus bicara apa. Dia merasa dirinya terlalu di puji. Iris melirik gadis kecil itu yang terlihat sibuk melihat-lihat kue di sana. Ibunya datang menghampirinya.
"Ibu, aku mau kue itu. Belikan itu untukku!"
"Lily, kue yang Ibu buatkan kemarin masih ada di rumah belum kamu habiskan. Habiskan kue mu itu dulu, lalu Ibu akan membelikanmu kue itu."
"Tidak mau! Lily mau kue itu, warnanya sama seperti baju Lily!"
Melihat anaknya yang mulai merengek, membuat ibu dari gadis kecil itu menyerah dan mau tidak mau membelikan anaknya kue yang diinginkan. Iris mengambil kue itu dan membungkusnya. Wanita itu membayar dan menggandeng tangan anaknya keluar dari toko itu namun sang anak menarik kembali tangannya dan berlari ke arah Iris.
"Kakak cantik, Lily bawa hadiah untukmu. Ini permen kesukaan Lily, sekarang kakak boleh memilikinya!"
"Terima kasih, Lily. Lily tahu, ini juga permen kesukaanku. Sepertinya kita punya selera yang sama!"
Iris mengambil permen lolipop dari tangan gadis kecil itu dan menepuk lembut puncak kepala Lily. Gadis itu terlihat kegirangan dengan perlakuan Iris. Lily berlari kembali ke sang ibu. Iris menatap kepergian mereka dengan senyuman. Leyna datang dari dapur membawa kue yang nampak baru matang itu dan meletakkan di tempatnya. Leyna duduk di samping Iris yang sibuk menulis sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)
VampirKota tempat tinggal gadis bernama Iris Jennifer sedang tidak baik-baik saja. para vampir menyerang kota tempat tinggalnya, banyak korban berjatuhan. Namun, kebanyakan masyarakat tidak menyadari keberadaannya disekitar mereka karena penyamaran para v...