Part 9

936 66 1
                                    

Sebelum Iris melayangkan omelannya, bibirnya lebih dulu terbungkam oleh sesuatu yang kenyal milik Adam. Ciuman lembut yang terjadi cukup lama. Mata Iris membulat lebar. Tangan Iris mendorong lemah dada Adam. Adam memejamkan matanya seolah menikmati ciuman itu. Cubitan keras mendarat keras di paha Adam membuat pria itu menghentikan tindakannya dan menatap Iris tidak terima.

"kenapa kau mencubitku?!"

"Itu bayaran atas kelancanganmu! Dasar kau, pria mesum!"

Iris dengan kesal masuk ke kamarnya. Dapat ia dengar suara tawa pecah Adam. Iris berdiri di depan cermin. Tangannya menyentuh bibirnya sendiri, bekas bibir Adam yang masih terasa. 'Apakah dia juga sering melakukan ini dengan pacarnya?'

Mengingat Adam yang pernah pergi berdua dengan seorang gadis, membuat hatinya berdesir. Iris tidak bisa mengungkapkannya, tapi sesuatu itu sedikit membuat sesak dadanya.

Iris merebahkan tubuhnya di kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Memikirkan perasaannya tentang pria itu yang mungkin saja mulai tumbuh perlahan. Iris mengacak-acak rambutnya dengan kesal lalu menutup wajahnya dengan bantal. 'Sepertinya aku mulai tidak waras! Aku harus cepat tidur dan kembali bekerja besok. Aku tidak boleh berpikiran yang tidak-tidak!'

Ponsel yang ia letakkan di meja, bergetar. Adam segera melihat pesan masuk. Ternyata Joseph menyuruhnya datang ke markas. Jatah libur Adam sudah selesai, jadi pria itu akan pergi beraktivitas sebagai pemburu vampir seperti biasa malam ini.

Adam mengecek Iris yang berada di kamarnya. Adam melihat Iris yang sudah tertidur pulas itu lalu meninggalkannya setelah mengganti celana yang biasa ia pakai saat bekerja. Tak lupa Adam mengunci pintu dari luar dan membawa kuncinya. Selagi ia tidak rumah, Adam tidak akan membiarkan Iris pergi ke mana pun.

Adam pergi ke markas pemburu vampir setelah mendapat pesan rapat dari pemimpinnya. Semua anggota sudah berada di ruang rapat, lalu Joseph menyusul. Mereka semua termasuk Adam menyadari sesuatu tidak beres dari hanya melihat wajah Joseph yang terlihat kaku saat baru memasuki ruangan itu.

"Berita buruk, para polisi menemukan mayat seorang wanita di salah satu bar teramai di kota ini. Di duga wanita itu meninggal akibat kehabisan darah dan mereka menemukan bekas gigitan di leher wanita itu."

Mereka semua menyimak dengan serius perkataan Joseph. Berbeda dengan Adam, pria itu terlihat sangat terkejut mendengar nama tempat di mana wanita itu terbunuh. Bukankah kemarin malam Iris bilang reuni bersama temannya di bar dan bertemu dengan vampir? Mungkinkah bar itu yang di maksud gadis itu?

"Aku tadi pergi ke tempat kejadian bersama Stevan dan berhasil mengambil sempel darah yang kita duga milik vampir yang menewaskan wanita itu. Setelah aku teliti di laboratorium milikku, rupanya darah ini murni milik Ash Brandon! Aku berani berkata begini karena aku masih punya sempel darah miliknya."

Semua orang nampak begitu terkejut. Mereka semua berdiri dari duduknya, menetap Joseph seakan tidak percaya dengan ungkapan pria itu. Anggukan mantap dari Joseph menimbulkan kericuhan di ruangan itu. Adam mengambil ponsel di sakunya, ingin menghubungi Iris tapi dia ingat kalau gadis itu sedang tidur, Adam mengurungkan niatnya.

Joseph mendatangi Adam. "Aku ada pekerjaan untukmu. Pergilah ke rumah kosong bagian selatan kota ini, dulu itu menjadi tempat persembunyian Ash. Pergilah dengan Aaron ke sana!"

Adam mengangguk. Adam dan Aaron bergegas pergi menuju tempat yang di maksud Joseph tadi. Mereka pergi ke sana menggunakan mobil milik Adam. Selang beberapa menit, mereka telah sampai di tempat yang di maksud Joseph.

"Kau yakin ini tempatnya? Sepertinya rumah orang kaya biasa," Tanya Aaron sambil memperhatikan rumah itu dengan ragu.

"Tapi hanya ini satu-satunya rumah yang berada di selatan kota. Tapi rumah ini tidak seperti sebuah rumah kosong, aku yakin ada pemiliknya. Mungkin Ash Brandon pindah tempat persembunyian. Tidak mungkin vampir yang hidupnya selalu suram dan menyukai tempat gelap tinggal di rumah megah itu." Aaron mengangguk, menyetujui perkataan Adam. Mereka berdua kembali memasuki mobil dan pergi meninggalkan tempat itu. Terlihat dari kaca jendela rumah besar itu, sosok Ash yang menatap kepergian mereka dengan raut wajah dingin.

My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang