Mata itu terbuka setelah mendapat gangguan dari sinar matahari yang menembus gorden kamarnya. Iris memperhatikan wajah tidur Adam. Adam membuka matanya. Mata mereka saling terkunci.
"Sarapan atau mandi dulu?"
"Mandi. Badanku terasa lengket."
"Baiklah, akan aku siapkan air hangat untukmu."
Adam bangkit dari ranjang, melangkah menuju kamar mandi yang ada di kamar Iris. Iris berjalan ke arah jendela dan menyibak gorden. Membuka jendela itu dan membiarkan angin pagi menerpa tubuhnya.
Lengan kekar melingkari perutnya dan Iris tahu siapa pelakunya. Adam meletakkan dagunya di bahu gadis itu. Memejamkan matanya saat angin pagi menerpa tubuhnya juga.
"Aku akan membantu membersihkan tubuhmu."
"Tidak perlu, aku bisa mandi sendiri. Lagi pun, bagaimana mungkin aku membiarkanmu melihat tubuh telanjangku! Jangan kony---"
"Kau bicara begitu seolah aku belum pernah melihat tubuhmu saja. Kau lupa?"
Tidak bisa dipungkiri, Iris merasa malu sekarang. Gadis itu melepas lengan Adam di perutnya lalu memasuki kamar mandi. Iris membiarkan pintu kamar mandi terbuka, tanda Iris mengizinkan Adam membantunya. Adam tersenyum tipis.
Adam masihlah seorang pria normal yang gairahnya mudah terpancing ketika melihat tubuh telanjang wanita, apalagi wanita itu orang dicintainya. Tetapi Adam menepati ucapannya dengan hanya membantu Iris membersihkan tubuhnya, tidak lebih.
Adam menelan ludahnya susah payah saat tangannya bersentuhan dengan bahu mulus Iris. Iris masih tidak menyadarinya dan memainkan busa-busa sabun. Adam menggosok punggung gadis itu cepat-cepat. Berada lama di sana bersama Iris, sangat tidak aman buatnya.
Selesai dengan pekerjaannya itu, Adam langsung pergi keluar menuju dapur. Dia yang akan memasak sarapan untuk mereka berdua. Tapi sebelum itu, Adam sudah menyiapkan pakaian hangat yang akan dikenakan Iris nanti saat gadis itu selesai mandi.
Iris duduk di meja makan menunggu Adam menghidangkan masakannya. Iris melongo melihat Adam memasak begitu banyak. Adam mengambil sedikit dari makanan itu lalu memberikan semuanya kepada Iris. Iris sempat protes, namun setelah mendapat lirikan tajam dari Adam, dia pun menurut.
Iris menyerah, dia tidak bisa menghabiskan makanan sebanyak itu seorang diri. Adam mengerti dan menyimpan sisa makanan yang masih banyak itu untuk Iris makan nanti. Izin cuti dari Joseph masih tersisa beberapa hari lagi, Adam menyibukkan dirinya mengurus Iris.
"Aku seperti seorang tuan putri saja. Adam memperhatikanku melebihi aku memperhatikan diriku sendiri!"
Adam keluar dari kamarnya, sudah berganti pakaian dan mencukur kumisnya. Tampilan Adam yang seperti itu, berhasil membuat jantung Iris terpacu cepat. Iris bangga karena pria itu adalah orang yang mencintai juga dicintainya.
"Ayo, Emma dan bibi Emily sudah menunggu kita di rumahnya."
Adam menggandeng Iris menuju tempat parkir. Adam mengajak Iris mengunjungi rumah bibinya yang letaknya cukup jauh dari sana. Adam baru bisa menemui bibinya sekarang karena terlalu banyak masalah yang menimpa dirinya.
Emily, bibinya Adam menyambut kedatangan mereka dengan gembira. Sayang, Emma tidak ada di sana karena gadis itu sedang kuliah. Henry pun, berteriak senang dan langsung memeluk Adam saat pria itu baru menginjakkan kaki di rumahnya.
"Paman Adam, Henry sangat merindukan paman!"
"Paman juga merindukan Henry. Bagaimana sekolahmu?"
"Paman tahu, Henry kemarin mendapat nilai A+!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is A Vampire Hunter (END)
VampireKota tempat tinggal gadis bernama Iris Jennifer sedang tidak baik-baik saja. para vampir menyerang kota tempat tinggalnya, banyak korban berjatuhan. Namun, kebanyakan masyarakat tidak menyadari keberadaannya disekitar mereka karena penyamaran para v...