Bab 13 - Keadaan yang Semakin Kacau

1.7K 192 44
                                    

⚠️trigger warning⚠️
please correct me if i wrong

Happy Reading (⌒o⌒)

"Titik terdalam kekecewaan seseorang adalah ketika dia tidak bisa lagi berujar dengan orang yang sudah menorehkan luka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Titik terdalam kekecewaan seseorang adalah ketika dia tidak bisa lagi berujar dengan orang yang sudah menorehkan luka."

- Elegi Nabastala Bab 13 -

Malam yang semakin gelap di langit yang sepi tidak lagi membuat pikiran Jerlando tenang. Setelah mendapatkan kabar dari pihak rumah sakit, pria itu langsung bergegas mengemudikan mobilnya. Tidak lupa di sebelahnya ada Naskara yang masih tidak tahu sebab akibat di balik kepanikan sang Papa.

Lima belas menit yang lalu, Jerlando memutuskan untuk pulang terlebih dahulu untuk mengambil pakaian Bastara. Dan tepat saat pria itu pulang, Naskara langsung menghampiri Papanya sambil menceritakan banyak hal.

"Pa, Bas hari ini bolos lagi. Dari tadi siang Nas udah telepon tapi gak diangkat. Tas nya juga dia tinggalin gitu aja, Pa," beritahu Naskara dengan lugu.

Jerlando tak menggubris. Pria itu dengan cepat melangkah menuju kamar Bastara lalu mengambil tas besar utnuk mengepack beberapa pakain Bastara. Di belakang, Naskara mengikuti.

"Loh Papa kenapa ngepack pakaian Bas? Bastara dimana Pa?" taya Naskara bingung.

"Diem dulu sebentar, Nas. Papa lagi sibuk," jawab Jerlando.

Naskara langsung menurut. Cowok itu dengan sabar menunggu sang Papa mengepack pakaian Bastara. Ia berdiri di dekat pintu sambil menatap punggung sang Papa.

Menit kemudian saat Jerlando hendak keluar, netranya menatap langsung mata Naskara.

Jerlando menghela napas panjang.
"Bas ada di rumah eyang, sementara dia akan tinggal di sana. Tadi Eyang sakit, makanya Papa langsung suruh Bas pulang tanpa bawa tas. Kamu nggak perlu khawatir," jelasnya.

"Eyang sakit? Tapi kenapa Eyang nggak kabarin Nas juga? Nas kan juga mau ke sana, Pa."

"Sudah malam, sebaiknya kamu istirahat."

"Loh, Papa mau langsung berangkat gitu aja? Nas tadi udah bikin makan malam buat Papa sama Bas padahal."

Tangan Jerlando terulur untuk kemudian mengelus puncak kepala Naskara.

Merasa ada yang janggal dengan raut wajah sang Papa, perasaan Naskara jadi tidak enak. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Papa nya itu.

"Bas nggak apa-apa kan Pa di rumah Eyang?" tanya Naskara secara perlahan.

Mendengar itu, entah bagaimana mata Jerlando langsung berkaca-kaca. Sebisa mungkin ia menampilkan gurat senyum di hadapan Naskara.

Elegi Nabastala [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang