Bab 5 - Melebur Dalam Kenyataan

1.7K 193 24
                                    

⚠️cw//tw + harsh words⚠️

Happy Reading (⌒o⌒)

"Kenyataan memang selalu memiliki arus balik yang berlawanan dengan ekspektasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenyataan memang selalu memiliki arus balik yang berlawanan dengan ekspektasi. Dan kenyataan selalu memiliki cara untuk menyadarkan kita dari ekspektasi yang tinggi."

- Elegi Nabastala Bab 5 -

Malam selalu menjadi musuh paling sulit untuk dilalui bagi setiap orang yang memiliki insomnia. Langit yang semakin gelap diiringi dengan jam yang berdenting detik demi detik membuat seorang pemuda bernama Bastara itu masih terjaga.

Ia tengah terduduk di dekat jendela yang dibiarkan terbuka. Sudah lebih dari setengah jam Bastara temenung di sana sambil menatap lagit malam. Tatapannya terlihat teduh dan memiliki kesedihan yang tersirat.

"Ma, Bas kangen." Ia bergumam lirih.

Ia tatap bintang paling terang di antara bintang redup yang tersebar di langit.

"Kata Mama kalau lagi sedih liat aja langit, kalau ada bintang ataupun bulan anggap aja orang yang kita kangenin lagi natap kita dari atas. Habis itu Mama nyuruh Bas buat ngomong seolah-olah Mama lagi ada di sebelah Bas biar kangennya hilang." Ia melanjutkan perkataannya di dalam hati.

"Tapi tetep aja rasa kangen Bas nggak bisa hilang, Ma. Soalnya Bas udah nggak bisa lihat Mama lagi sampai kapanpun itu."

Bastara menghela napas panjang.

"Bintang malem ini banyak banget Ma. Jadi, Bas nggak tau Mama liat Bas dari langit sebelah mana."

Secara perlahan kedua kelopak mata Bastara terpejam menikmati hembusan angin malam yang bertiup sepoi menelisik pori-pori wajahnya. Dalam pejaman itu, sebisa mungkin Bastara selalu mengingat senyum cantik di wajah sang Mama.

Dalam diamnya Bastara memang selalu mengenang setiap waktu yang pernah dilalui bersama sang Mama. Kenangan hangat dirinya bersama sang Mama selamanya akan selalu tersimpan rapih di dalam ingatan.

Kedua manik hitam itu terbuka secara spontan ketika tiba-tiba saja ponsel yang sedari tadi ia genggam bergetar. Pada layar terlihat satu notifikasi pesan masuk dari Tanukala.

Tan
| Tes
| Ceklis dua berarti masih bangun, tumben begadang
| Udah mau jam setengah tiga. Mikirin apaan lo?
| Btw makasih banyak Bas
02.27

Bastara hanya membaca sekilas tanpa berniat untuk membalas pesan tersebut. Energinya sudah terlalu habis.

Gelenyar rasa nyeri masih saja berdenyut di sekitar wajah Bastara. Pipi sebelah kanan cowok itu terasa kebas. Sudah ia coba mengompres luka lebam di wajahnya dengan batu es, tapi tetap saja hasilnya tidak terlalu membaik.

Elegi Nabastala [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang