Epilog (END)

2.7K 170 27
                                    

"Sampai bertemu di lembar usang kehidupan Tanukala selanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sampai bertemu di lembar usang kehidupan Tanukala selanjutnya."

- EPILOG -

Alunan irama lagu nasional menggema seantero sekolah. Suasana khidmat baru saja selesai setelah dilangsungkan upacara. Waktu tanpa terasa silih berganti begitu cepat. Sudah lima bulan berlalu sejak Naskara dan Bastara berpulang. Selama limabulan itu, komunikasi antara Tanukala dan Bentala semakin merenggang bahkan hampir tidak pernah berkomunikasi.

Terlebih dua hari setelah Naskara dikebumikan, orangtua Bentala memutuskan untuk pindah mengikuti sistem kantor Ibu Bentala yang dimutasi ke Kalimantan. Dan selang sebulan kemudian, orangtua Bentala memutuskan untuk cerai. Sementara untuk hak asuh anak jatuh ke tangan Astri. Alhasil mau tidak mau Bentala harus ikut bersama sang Mama.

Selama lima bulan itu, seluruh komunikasi yang sebelumnya dipegang oleh Bentala kini juga sudah dihandle oleh Astri. Wanita itu menginginkan putra semata wayangnya untuk bisa fokus selama masa penyembuhan trauma Bentala. Sosial media yang berhubungan dengan sahabat-sahabatnya bahkan diblokir dan dihapus tanpa jejak, seolah Bentala tidak pernah mengenal mereka.

Sementara di Jakarta, Tanukala tetap meringkuh pada kesendiriannya. Masih dengan cerita yang sama. Tentang bagaimana seluruh teman sekelasnya yang masih menganggap Tanukala tidak memiliki hati nurani, tentang Tanukala yang egois, tentang Tanukala yang lebih mementingkan nilai daripada persahabatannya sendiri. Semua seakan berjalan di tempat.

Waktu yang terasa bergulir terlalu cepat tidak berlaku di radar kehidupan Tanukala. Dunianya seakan melambat. Waktu seakan tercekat oleh satu titik tempat ia berjalan di garis yang sama. Tidak ada satupun keadaan yang bisa membuat cowok itu membaik.

Dalam perjalanannya, Tanukala semakin ditekan untuk terus belajar dengan tambahan waktu les dan belajar di rumah. Belum lagi porsi makan Tanukala yang setiap hari semakin sedikit dan semakin jarang. Hevano sengaja memberikan porsi tertentu untuk Tanukala dengan alaan, agar putranya itu tidak mengantuk saat belajar.

Padahal jauh dari kata itu, nyatanya Tanukala adalah orang yang paling membutuhkan makanan yang cukup. Dan skenario terparah yang Tanukala lalui, cowok itu enggan untuk terus berkonsultasi dengan Jerlando sebagai dokternya.

Ia tidak mau bertemu dengan Ayah dari sahabatnya. Rasanya terlalu menyakitkan. Jujur saja setiap kali Tanukala amelihat Jerlando, ada perasaan sesak yang tidak bisa ia definisikan. Wajah Jerlando yang terkesan mirip dengan Naskara, selalu membuat Tanukala teringat akan kejadian lima bulan lalu.

Setelah hari-hari kelam yang tidak kunjung memberikan cahaya untuk kehidupan Tanukala. Cowok itu memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanannya--mengikuti arus semesta dan ketentuan ketat yang ditetapkan oleh sang Papa.

Cerita Tanukala tidak akan berhenti sampai di situ. Sebab masih banyak hal yang harus dia lalui. Seorang diri tanpa adanya dukungan dari seorangpun. Mungkin semesta memang terkesan jahat untuk takdirnya.

Dan mau tidak mau Tanukala dengan terpaksa harus mengikuti alurnya. Tidak peduli sesulit apapun itu, semesta hanya menginginkan Tanukala untuk tetap kuat. Kuat yang entah sampai kapan bisa ia tahan.

Hari-hari yang mengabu di dalam hidupnya masih tetap berjalan. Mungkin dalam beberapa tahun ke depan Tanukala tetap akan terjebak di labirin yang gelap. Berjalan tanpa adanya kesan bermakna.

Semua tentang hidupnya hanyalah elegi yang jauh dari kata suka cita. Elegi yang entah sampai kapan akan berakhir. Di lembaran usang selanjutnya, akan ditorehkan olehnya goresan tinta baru yang nanti akan menjadi lambang pertahanannya.

- SELESAI -

Next bakal ada season berikutnya 🙏

maaf banget kalau gantung endingnya 🙏

Terima kasih untuk kamu yang sudah mengikuti alur kisah Elegi Nabastala

Mohon maaf apabila dalam penulisan masih banyak typo yang bertebaran

Mohon maaf apabila dalam penulisan masih banyak typo yang bertebaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you again

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you again

Sampai bertemu di karya aku yang selanjutnya

Elegi Nabastala [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang