(S2). 15. When the Rain Comes

975 78 247
                                    

        "AAA GAK MAU PERGI!!" rengek Gojo sembari bergelayut manja di lengan sang istri.

Sekarang ini usia kandungan (Name) sudah memasuki bulan ke tujuh. Gojo jadi semakin mogok berangkat ke kantor setiap hari karena ia lebih suka menemani istrinya di rumah.

Sejujurnya (Name) capek karena punya suami terlalu manja setiap saat. Belum lagi Gojo juga paling sering mengidam dibandingkan dengannya, mana ngidamnya random.

Padahal sekarang ini Gojo ada urusan kerjaan penting dimana ia tidak bisa menolak berangkat tapi entah kenapa ia seperti ketakutan sendiri untuk berangkat kerja, makanya dia terus merengek pada istrinya hari ini.

        "Astaga Satoru, udah dong kamu berangkat kerja aja.. Kasian disana sama Nanami-san! Kamu juga udah ditungguin Nanami-san kan? Udah berangkat kerja aja ya?" bujuk (Name) berusaha sabar.

Mau tak mau Gojo menatap nyalang, ia menunduk sedih. Tidak seperti biasanya Gojo bersikap aneh begini, (Name) tidak mau ambil pusing, mungkin aja mood pria itu sedang buruk.

        "Aku pengen nemenin kamu disini... Soal kerjaan biar Nanami aja yang urus deh" kata Gojo berusaha bernegosiasi.

        "Gak bisa gitu, kamu bilang sendiri kan kalo kerjaan kali ini menyangkut nama baik perusahaan? Masa kamu mau lepas tanggung jawab sebagai CEO? Gak boleh gitu ya?"

        "Tapi-tapi kamu serius gapapa aku tinggal?" tanya Gojo memelas.

       "Gapapa sayang, kamu ini kebiasaan deh lebay nya! Aku juga gak kemana-mana kok, nanti kamu pulang kerja aku bikinin kue deh" kata (Name) diakhiri usapan lembut pada pucuk kepala Gojo.

Gojo tersenyum tipis menanggapinya. Tanpa berkata lagi ia langsung memeluk tubuh (Name) erat seakan ia tidak rela melepaskan pelukannya. (Name) sedikit khawatir kalau perutnya sampai tergencet oleh Gojo.

         "Satoru? Heh jangan kekencangan!" ucap (Name) sembari menepuk-nepuk pundak Gojo.

(Name) melepas paksa pelukan mereka dimana Gojo nampak sedih tidak seperti biasanya. (Name) tidak tau kenapa tapi ia berusaha agar Gojo tidak sedih lagi dengan menyatukan bibir mereka singkat.

         "Udah ya jangan sedih gitu dong! Kan sebentar lagi bakalan punya dede bayi" Gojo mengangguk setuju.

Ia kemudian mensejajarkan wajahnya di perut (Name). Seperti biasa Gojo akan selalu pamitan dan tak lupa juga ia mengecup perut (Name) berharap bahwa bayi mereka ikut merasakannya.

        "Sayang, tunggu Papa pulang" pamit Gojo.

Terlihat bahwa permukaan perut (Name) bergerak seakan menyahuti ucapan Gojo. Pria itu tersenyum lebar menyentuh perut (Name) yang menonjol.

        "Baik Papa" jawab (Name) diakhiri senyuman manis. Gojo jadi terkekeh seketika.

        "Aku berangkat ya sayang, kamu jaga diri baik-baik disini! Pokoknya kamu gak boleh kecapean! Kalo ada apa-apa kabarin aku secepatnya!" kata Gojo sembari mencium bibir (Name) singkat.

         "Iya iya udah sana berangkat" balas (Name).

.
.
.
.

Sesuai janjinya tadi, (Name) sibuk membuat kue untuk Gojo pulang kerja nanti. Sebenarnya karena (Name) gabut gatau mau ngapain jadi dia memilih untuk membuat makanan kesukaan suaminya.

Sepanjang mengadoni kue, (Name) bersenandung kecil. Perut yang sudah membesar tidak membuatnya merasa kelelahan sama sekali. (Name) jadi tidak sabar untuk menyambut kedatangan bayinya.

        "Aduh"

Sesekali (Name) meringis karena perutnya ditendang terlalu kuat dari dalam oleh bayinya. (Name) bersyukur karena anaknya itu aktif didalam kandungan, tapi ia juga sedikit tersiksa karena linu rasanya.

My Protective Senpai [Gojo Satoru x Reader] | [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang