bagian 11. last day?

7 0 0
                                    

Thalita bangun terlebih dahulu, ia menoleh mendapati ketiga temannya yang masih terlelap, semalam mereka kembali sudah larut malam.

lalu ia teringat ponselnya, dan benar saja ponsel itu berada di nakas samping tempat tidur, padahal ia sudah berpesan kepada Jeno untuk mengisikan baterai ponselnya.

"ish bener bener ya" gumam Thalita lalu bergegas untuk mencharge,

semalam ia menonton YouTube sampai ketiduran, jadi sekarang ponselnya mati.

kemudian Thalita beranjak untuk mandi. selesai mandi ternyata mereka belum bangun juga.

Thalita memilih membangunkan Jie terlebih dahulu.

"Je bangun Je mandii" Thalita menggoyangkan punggung Jie. tak lama anak itu menggeliat dan bangun.

"hngg? jam berapa ini?" tanya Jie dengan suara berat khas bangun tidur.

"jam 8, udah lo mandi duluan terus bangunin Lele sama Nono ya? gue laperr mau sarapan"

lalu Jie mengangguk.

Thalita mencabut ponselnya yang baru terisi 30% lalu keluar dari kamar untuk sarapan.

disaat yang bersamaan Jaemin juga keluar dari kamar, keduanya berpandangan selama beberapa detik.

"mau sarapan?" tanya Jaemin.

Thalita mengangguk "Iya ka,"

"ayo bareng"

lalu keduanya turun bersama. sedikit bingung karena di lantai bawah tidak ada siapa siapa, atau mungkin semua orang sedang jalan-jalan di sekitar.

hanya ada mbak mbak yang sedang mengupas buah di dapur, beliau yang membantu memasak dan menyiapkan makanan sedari kemarin.

"Pada kemana mbak?" tanya Thalita.

"Eh non, tadi abis pada sarapan langsung pada keluar katanya mau ke pantai sama nyari oleh-oleh"

Thalita beroh ria lalu menyusul Jaemin yang sudah duduk di meja makan.

"Yang lain pada kemana?" tanya Jaemin sambil mengambil nasi ke piring nya.

"belom pada bangun"

lalu Thalita membuka ponselnya dan mencari tontonan untuk menemaninya makan,

semua tak luput dari pandangan Jaemin.

*****
Siang ini semua keluarga Satya-Airin sudah meninggalkan resort, untuk kembali kerumah masing-masing.

sekarang hanya tersisa Satya-Airin yang sudah bersiap mau keliling Bali, dan juga 4 anak yang memiliki agenda sendiri.

rencananya mereka mau ke pantai Melasti.
Satya sudah memberikan mobil beserta supir untuk mengantarkan anak-anaknya.

"Bunda berangkat ya, kalian hati-hati kalo ada apa apa langsung telpon bunda" pesan Bunda.

ke empatnya mengangguk kompak.

Satya mengeluarkan kartu dan memberikannya pada Jeno "Ini buat jajan kalian"

"dih papiii, yang anaknya siapa si? kok ngasih nya ke Jeno" ujar Jie

Jeno terkekeh dan mengambil card Satya. "oke om thank you"

"Ya papi percayanya sama Jeno" jawab Satya.

lalu Satya dan Airin memasuki mobil dan segera meninggalkan tempat.

"langsung cabut nih?" tanya Jeno

"LESGOWWW" teriak Thalita lalu berlari duluan menghampiri mobil yang sudah siap.

"gass" kata Jie lalu ikut berlari.

Jeno pun menyusul dan terakhir Chenle yang menggeleng melihat tingkah temannya lalu ikut menyusul ke mobil.

Chenle duduk di depan, sedangkan di kursi belakang ada Jie, Thalita dan Jeno.

Thalita langsung meminta dibukakan moonroof ketika mobil melaju, melepas alas kakinya dan berdiri, menyembulkan tumbuhnya dari panel kaca tersebut.

"Haloooo" Thalita melambaikan tangan kepada anak kecil yang sedang berdiri di tepi jalan yang juga membalas lambaian.

lalu Jeno ikut berdiri. "wihh seru"

"No badan lu gede jangan diri diri" kata Chenle.

"Yehh bilang aja lo pengen kan" sahut Jeno. tapi kemudian dia duduk kembali.

sekarang gantian Jie yang ikutan di samping Thalita.

"Ta ini kalo gue duduk disini bisa gasi? jadi kaki gua gantung" tanya Jie sambil menepuk atap mobil.

Thalita berpikir sebentar "Bisa aja sih, coba aja" jawab Thalita.

lalu benar saja Jie langsung menopang kedua tangannya di atap dan naik.

"Eh eh anjir lo ngapain bangsat?" panik Jeno melihat Jie naik.

Chenle menoleh "Eh goblokkk turun ga!"

Jie dan Thalita tertawa tawa "Seru anjai, sini Ta naik,"

Thalita hampir menurut karena penasaran, namun mobil melewati jalan berbelok sehingga tubuh Jie hampir kehilangan keseimbangan.

"EH EHHH" Thalita memekik sambil menahan tangan Jie lalu keduanya kembali tertawa.

"Turun den, bahaya" pak supir ikut berbicara.

"Jen tarik Jen" kata Chenle.

lalu Jeno menarik kaki Jie "Turun ga lo!"

setelah terjadi kerusuhan akhirnya Jie dan Thalita kembali duduk masih dengan tawa yang belum mereda.

"stop jadi norak, atau gue turunin lo berdua" ujar Chenle galak.

"Yehhh iri boss?" sahut Thalita.

"Tapi seru tau bang, lo coba aja sendiri"

"ga dulu."

tak lama mereka sampai di lokasi.
ketika turun dari mobil, mereka langsung di sambut pemandangan tebing yang menjulang serta deburan ombak yang terdengar riuh.

kondisi pantai tidak terlalu ramai, namun mereka tidak berniat langsung kesana, karena terik matahari masih terlalu menyengat.

mereka memilih berjalan di sekitar, berbelanja souvernir dan bersantai, untuk menikmati pemandangan sambil menunggu matahari mulai menghangat.

mereka memilih berjalan di sekitar, berbelanja souvernir dan bersantai, untuk menikmati pemandangan sambil menunggu matahari mulai menghangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





keep me company Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang