⚠️143. I hope it's all just a bad dream

7 1 0
                                    


pagi hari yang terasa dingin sebab hujan yang mengguyur sejak malam tadi. Jeno menyesap kopi dengan kepulan asap yang menyeruakkan aroma kepenjuru rumah.

Saat ini Jeno tengah menunggu Thalita yang masih bersiap, sambil menunggu, Jeno kepikiran untuk minum kopi dan melihat halaman belakang rumah Thalita.

"No, gue udah rapih" panggil Thalita.

Jeno menoleh mendapati Thalita yang tampak rapih dengan dress berwarna coklat susu dan rambut yang dikepang dua.

"Sebentar kopi gue belom habis"

Thalita menghampiri Jeno "mau"

"dikit aja" kata Jeno memberikan gelasnya.

Thalita menyesap kopi itu lalu menjulurkan lidahnya "pait!"

"gue kasih gula dikit doang" jawab Jeno.

buru-buru Thalita mengambil air putih dan meminumnya di samping Jeno, ikut memperhatikan hujan yang terus turun membasahi halaman.

"apa gausah jadi aja ya? gue beneran mager, mending tidur gasih No?" ujar Thalita.

"yeh ngaco, udah pada nungguin"

ya, siang ini mereka akan ke Bandung, karena ada acara arisan seperti biasanya, namun yang berbeda, hari ini ada acara tambahan yaitu ulang tahun eyang putri atau nenek si kembar.

"udah yuk ntar makin kena macet" ajak Jeno.

Thalita mengangguk lesu lalu mengikuti Jeno menuju garasi. Sebenernya Thalita malas sekali karena hari ini pasti lebih ramai dari arisan biasanya, tentu saja, karena eyang yang ulang tahun.
Singkatnya, eyang alias Mama Om Satya berulang tahun dan turut mengundang Thalita juga Jeno karena mereka berdua mengenal eyang uti sejak kecil.

Jeno melajukkan mobilnya, hujan sudah tidak sederas tadi sehingga pandangannya tidak terlalu tertutupi. Thalita memandang keluar jendela, "kadoin apa ya, No? lo apa?" tanyanya.
"ngikut lo aja"

"kalung kali ya? lo gelangnya"

Jeno menoleh dan mengangguk setuju.

****
Setelah mendapatkan kado, Thalita dan Jeno langsung menuju Bandung.

"No tadi beneran bagus kan kalungnya??" tanya Thalita untuk kesekian kalinya.

Jeno tertawa lalu menepuk kepala Thalita "pasti suka Ta, berhenti nanya ya" kata Jeno dengan senyuman yang menenangkan.

setelah melewati kemacetan akhirnya mereka sampai dengan kondisi hampir gelap, dan sepertinya acara sudah dimulai.

Mereka lekas turun dan memasuki rumah villa.

"Bunda!" panggil Thalita.

Airin yang sedang melihat ponselnya langsung menoleh dan tersenyum "baru mau bunda telpon"

Thalita dan Jeno menyalimi Airin.
"Arisan dulu ya Bun?" tanya Thalita.

"Iya, kalian ke kamar aja dulu nanti Bunda panggil kalo ulang tahun eyang udah mulai"

"Ada cemilan apa tuu?" Jeno melongok pada meja.

Bunda Airin mengambil satu toples cookies lalu memberikannya pada Jeno "bawa nih bawa"

Jeno tertawa mengambil cookies itu, kemudian membawanya ke kamar si kembar.

sedangkan Thalita mengikuti Airin untuk menyalimi sanak saudara yang lain sebab mereka semua mengenal Thalita. Setelah itu barulah Thalita menyusul Jeno keatas.

"Selamat malam, bintang tamu datang" ujar Thalita begitu membuka pintu kamar.

Chenle berhenti mengobrol dengan Jeno dan keduanya menoleh malas pada Thalita.

keep me company Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang