bagian 25. J-C-J-T

13 0 0
                                    

akhirnya masa perkenalan lingkungan sekolah sudah berakhir, 2 hari ini terasa sangat melelahkan walaupun tidak separah dibandingkan saat masuk smp dulu dimana masih menerapkan sistem ospek.

hari ini diakhiri dengan drama karena Thalita ngambek sama Chenle, dan berakhir Thalita meminta di traktir cemilan dan mengadakan barbeque sebagai syarat jika Chenle ingin di maafkan.

sebenarnya tanpa perlu berdrama pun mereka tetap mau ngumpul di rumah Thalita untuk barbequean sepulang sekolah ini.

"Je Je buru ini dagingnya keburu gosong" suara Jeno terdengar ketika Thalita dan Chenle membuka pintu kaca yang menghubungkan dapur dengan halaman belakang.

Chenle menenteng paper bag berisikan cemilan dan minuman yang baru saja dibelinya dengan Thalita.

keriuhan Jeno dan Jisung yang sedang memasak menyambut kedatangan mereka.

"Weh weh ambilin mentega Ta disitu" perintah Jeno sambil membalikkan sosis yang terlihat gosong. Thalita langsung membantu Jeno yang kewalahan.

Chenle menaruh belanjaan di gazebo dan menyusul. "itu apinya kegedean goblok gimana ga cepet gosong" kata Chenle lalu menempeleng kepala Jeno membuat Jeno bergeser.

Jeno mencibir lalu mengecilkan api, tapi bukannya mengecil, malah Jeno mematikan kompornya, tentu saja Chenle kembali menempeleng kepala Jeno.

Jie tertawa, ia berdiri di belakang Jeno dengan membawa plate berisi slice beef dan sosis yang sudah matang.

Thalita menyiapkan selada dan juga saus.

setelah semua matang, mereka duduk melingkar di gazebo yang terdapat di halaman itu.
suara gemercik dari kolam yang tak jauh dari sana menghidupkan suasana makan malam mereka.

"Lo udah daftar basket?" tanya Jeno pada Chenle.

Chenle mengangguk dengan mulut penuh makanan.

"Ini tuh wajibnya di kelas 10 ini doang kan?" tanya Thalita.

"Katanya sih gitu, lo jadi ambil bultang?" tanya Jie.

Thalita menggidikan bahunya "belum tau. tadinya mau, tapi ntar ada yang julid gara gara gue cuma ikut ikutan" jawab Thalita menyindir.

Chenle langsung mendelikkan matanya "ni udah gue traktir ya!"

Jeno tertawa. kemudian Thalita menyengir "hehe becanda elah"

"udah ikut bultang aja sama gue daripada bingung kan, nanti kalo emang ga nyaman jarang jarang aja datengnya" kata Jeno.

tiba tiba Jie tertawa membuat semuanya menoleh bingung, "gue jadi inget dulu pas ospek smp si Tata nangis gamau ditinggal sama Mama lo gara-gara pisah kelas sama kita"

Thalita menaruh sumpitnya dan bercak pinggang "maksudnya apa nih tiba-tiba bahas itu?!"

Chenle seketika ikut tertawa "Udah gitu hari terakhir demam saking ga maunya sendirian"

Jeno juga tertawa "Mama gue ampe di usir satpam gara gara nungguin dia di pinggir lapangan. aslik itu gokil si"

"berenti ga!" Thalita mendorong bahu Jeno.

ketiganya semakin tertawa geli
"abistu bokap gue bikin kita jadi sekelas terus sampe lulus" ujar Jie menggelengkan kepalanya.

Thalita mencebikkan bibirnya, memberengut malas. sampai tawa mereka mereda.

"untung mpls ga minta di tungguin juga" ujar Chenle.

"Itu dulu ya anjir, sekarang gue berani." jawab Thalita

keep me company Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang