182. 'alarm'

4 1 0
                                    

Tangan Thalita seketika bergetar, ia menjadi kedinginan begitu melihat notifikasi pesan dari seseorang yang beberapa waktu belakangan ini mengganggu hidupnya.

Dia berusaha mendiamkan, mengatur napasnya yang tiba-tiba memburu, juga mendongak agar air matanya tidak luruh.

Namun setelah ia merasa sedikit tenang, satu notifikasi terakhir membuatnya kembali terguncang karena ternyata Elvan sudah berada di sekitar rumahnya.

"Ya tuhan" desis Thalita.

Detak jantungnya berdetak kencang sampai menimbulkan sesak.

Thalita bergegas keluar menghampiri pak ucup yang tengah bersantai di teras depan.

"Pak, tolong bilangin pak ..satpam" Thalita berusaha mengingat nama securitynya namun kesulitan.

"eh kenapa non?" tanya Pak Ucup yang langsung berdiri begitu Thalita menghampirinya dengan wajah sedikit panik.

"bilangin jangan sampe ada yang masuk, siapapun itu, kecuali Jeno, Chenle, Jie dan Mama"

"atuh itumah udah pasti non, kan biasanya juga gitu" jawab pak ucup bingung.

Thalita menggeleng "tolong pak bilangin, pokoknya apapun alasannya, kalo orang asing jangan boleh,"

Pak ucup mengangguk "iya non, ini saya kesana ya bilangin, non Thalita lagi takut ya? abis nonton film?"

Thalita menggeleng ribut lalu tangannya mengibas menyuruh pak Ucup segera pergi.

"i-iya non ini saya otw"

Begitu pak Ucup bergegas, Thalita sedikit menghela napas, ia masuk lagi kedalam sambil mengigit bibirnya cemas.

Thalita melihat ponselnya, dia tidak mendapatkan pesan lagi, namun gemuruh ditubuhnya belum juga mereda, rasanya masih sangat dingin, pening, dan sesak.

Memilih memasuki kamarnya, Thalita merebahkan tubuhnya dan menyelimuti dirinya padahal diluar masih sangat panas namun tubuhnya menggigil hebat.

"Ma.." panggil Thalita.

Setidaknya nama itu yang selalu ia sebut untuk mengadu.

Matanya mulai memejam namun ilustrasi menyeramkan malah datang menghampiri membuat iya kembali membuka mata dan menangis dengan kencang.

Ia menutup kedua telinganya yang seketika berdengung, dadanya terasa sesak dengan dingin yang menjalar di seluruh tubuhnya.

Thalita memeluk tubuhnya dengan isaknya yang memilukan

Ternyata,

Gadis yang selama ini berusaha mengabaikan, menganggap tidak pernah terjadi apa-apa pada dirinya,

Memiliki ketakutan sebesar ini.

Hal yang selama ini ia hindari datang lagi,

Hari ini, tubuh yang ia abaikan memberinya alarm bahwa selama ini ternyata ia tidak baik-baik saja, bahwa selama ini tubuhnya tidak menerima perlakuan 'itu', bahwa tubuhnya ketakutan, jiwanya tidak tenang, semua belum baik-baik saja namun ia berhasil melindungi dirinya dengan harapan baik, dengan kebohongan bahwa "aku baik-baik saja"

-------___--------
published on July 13, 2024

keep me company Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang