195. Please stop.

5 0 0
                                    

Thalita berjalan dengan paperbag yang penuh dengan belanjaannya, ia berjalan sendirian sambil sesekali melihat langit yang tampak cerah dengan bulan sabit tergantung disana.

Memasukan tangannya kedalam saku hoodie, Thalita menunduk sambil menggembungkan pipinya, ia mengedarkan pandangan pada jalanan komplek yang sangat sepi padahal belum jam 9 malam.

Langkah Thalita berhenti ketika notifikasi ponselnya berbunyi, nomor tak dikenal menghubunginya, namun Thalita tau itu ulah Elvan.

Thalita melanjutkan langkahnya lagi dengan tangan membuka bungkus ice cream.

Baru ia menggigit eskrimnya, langkahnya langsung terhenti karena seseorang yang ia hindari berada di hadapannya dan tersenyum lebar.

Thalita menjatuhkan eskrimnya dan mundur perlahan.

"Mau kemana"

Napas Thalita tercekat ketika pergelangan tangannya dengan cepat ditarik oleh cowok itu.

"Kenapa block gue? kenapa ga angkat telpon gue? mau alesan gatau itu gue?"

Thalita menggeleng "K-kak tolong lepas"

Elvan tersenyum miring, "lepas? gue pernah bilang ga akan ngelepas lo"

jantung Thalita berdegup, kakinya mendadak lemas dan matanya berair menahan tangis.

"gue mau pulang" kata Thalita.

Elvan melepas genggaman tangannya namun dengan cepat berpindah posisi merangkul bahu Thalita "iya ayo gue anter"

Thalita berusaha menarik napasnya, Elvan membawanya berjalan menuju mobil yang terparkir dipinggir taman.

Sepanjang jalan Elvan tak berhenti berusaha mengendus pipi Thalita, membuat Thalita semakin risih.

"Masuk" perintah Elvan begitu membuka pintu penumpang.

Thalita masuk, ia meremas jemarinya sambil berhitung dalam hati,

begitu Elvan menutup pintu dan berlari menuju pintu sebelah, Thalita langsung membuka pintu dan berlari sekencang mungkin, "ANJING!" teriak Elvan.

Thalita bahkan tidak memperdulikan lagi belanjaan yang tertinggal di mobil Elvan,
Thalita hanya berlari, pikirannya tertuju untuk kembali ke minimarket karena disana pasti masih ramai.

"BERHENTI BANGSAT"

Thalita menangis dan menggeleng, ia tidak berani menoleh, ia hanya berusaha berlari sekuat tenaga.

Sampai Thalita melihat cahaya dari lampu minimarket dan jalan raya membuatnya memiliki harapan,

Dengan napas tersenggalnya Thalita menoleh, ia melihat Elvan yang masih mengejarnya,

Brugh!

Thalita terjatuh lalu meringis karena sadar ia habis menabrak bumper mobil.

"Astaga mbakkk-hahh? Thalita?"

Thalita melihat Elvan yang sudah berhenti mengejarnya, kemudian ia mendongak pada suara yang terus memanggilnya.

Lalu Thalita menangis begitu matanya bertemu pada Jaemin yang masih mematung di pintu mobilnya.
"Kak Nana" adu Thalita.

Jaemin langsung keluar dari mobil dan mengangkat tubuh Thalita, membawanya masuk ke mobil.

Thalita menangis kencang, rasa takut dan lega menjadi satu.

Jaemin menjalankan mobilnya dulu lalu menepikannya, kemudian ia mengulurkan sebotol air yang langsung ditenggak habis oleh Thalita dengan tangisnya yang belum berhenti.

keep me company Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang