bagian 7. Siapa?

21 1 0
                                    

Jeno menyandarkan tubuhnya dengan nyaman, disampingnya ada Thalita yang sedang sibuk melihat gumpalan awan dari jendela kabin.

di depannya ada Chenle yang memejamkan mata sambil mendengarkan musik, disamping Chenle ada Jie yang melakukan hal serupa dengan Thalita.

dan didepannya lagi ada kedua orang tua si kembar yang baik hati karena sudah membiayai seluruh akomodasi.
bahkan mereka memesan first class untuk sekedar perjalanan ke Bali yang kurang lebih hanya 2 jam.

"Bang kok gue gapernah liat pelangi dari atas sini ya? atau pelanginya dibawah awan?" suara Jie terdengar sampai kursi Jeno dan Thalita.

Jeno menggeleng, Jie dan seribu pertanyaannya.

"diem jangan berisik" Chenle hanya menyaut seperti itu.

Thalita tertawa, sebenarnya Thalita ingin menanggapi tapi ditahan Jeno karena takut mengganggu kenyamanan orang lain.

ya, memang hanya Thalita yang tahan dengan pertanyaan random Jie, atau karena pemikiran mereka yang sama sampe terkadang mereka mendebatkan hal hal yang tidak bisa di definisikan.

kalau mereka duduk sebelahan, Jeno yakin pasti keduanya tidak ada hentinya untuk membahas topik absurd. tapi beruntungnya mereka sama sama mau duduk di dekat jendela, jadi tidak mungkin keduanya bersebelahan.

"ga tidur?" tanya Jeno pada Thalita.

"Tanggung banget" jawabnya.

"yaudah gue merem ya sebentar"

Thalita mengangguk dan kembali melihat awan.

***
Thalita merenggangkan tubuhnya
mereka sudah sampai di Bandara Internasional Ngurah Rai rai, dan sedang menunggu jemputan.

"gimana sayang, pegel ya?"

Thalita menoleh dan tersenyum kepada Airin, bunda ChenJie .

"Lumayan bunda, padahal cuma sebentar"

Bunda terkekeh "yaudah nanti langsung istirahat. Thalita mau sekamar sama bunda?"

Thalita menggaruk kepalanya bingung, "Terserah sih, tapi nanti Om ngambek kalo dipisahin sama bunda" canda Thalita.

Satya, papi ChenJie menoleh dan langsung merangkul Airin "iyalah enak aja mau pisah pisahin" lalu Satya mencium pipi Airin.

Thalita tertawa sedangkan Chenle, Jie dan Jeno bergidik melihat kebucinan di depan matanya.

"kalian sekamar aja udah papi siapin extra bed, biar ga ribet. gapapa kan?" tanya Satya, menoleh kebelakang bertanya pada Chenle, Jie dan Jeno.

"yauda"

"ih kamu nih, tanyain dulu Thalita mau digabung juga atau kamar sendiri?" ujar Airin.

"Oh iya, ah tapi biasanya juga pada tidur bareng."

Thalita mengangguk "iya gapapa gabung aja,"

"Bilang aja lo takut kalo sendirian" sahut Chenle.

Thalita menoleh dan mencebikkan bibirnya,

"Nah udah dateng nih, ayo ayo papi udah ga sabar mau tiduran" kata Satya ketika 2 mobil sampai.

Satya dan Airin satu mobil, sedangkan anak-anak di mobil satunya. memang dasar bucin.

***

resort milik Satya cukup luas untuk bisa menampung keluarga besar. terdapat halaman yang luas dan juga kolam berenang.

Satya menyiapkan kamar di lantai 3, hanya ada 3 kamar disana, 1 untuknya, dan 1 kamar besar yang akan ditempati anak-anaknya.

"AAAA GUE YANG INI YA" teriak Thalita begitu masuk ke kamar.

keep me company Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang