bagian 20. 🦀

5 1 0
                                    

setelah mengakhiri masa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama bersama.
kini  Jeno, Chenle, Jie dan Thalita akan melangkah ke masa selanjutnya bersama-sama juga.
mereka sudah dinyatakan resmi menjadi Siswa di sekolah menengah atas, Sandaria School.

meninggalkan masa SMP mungkin terasa berat bagi Chenle yang pernah aktif menjadi bagian dari osis dan club' basket. Terasa aneh juga bagi Jeno karena harus meninggalkan sekolah dimana ia menemukan cinta pertama dan cinta cinta monyet lainnya. Juga terasa amat disayangkan karena Jie harus berpisah dengan cireng kuah mas agus yang tidak bisa didapatkan di sekolah manapun.

namun bagi Thalita yang menjalani kehidupan menengah pertama tanpa mengikut ekskul, tanpa teman lain selain ketiga temannya itu, tanpa genre romance dan tanpa jajanan favorit- membuat ia tidak merasakan apapun selain -yaudah life must go on- dan sebenarnya ia berharap di SMA nanti ia memiliki hal yang bisa membekas di hati dan pikirannya.

beralih dari pikiran tadi, sore ini Jeno, Chenle, Jie dan Thalita sudah berada disalah satu mall di kawasan Jakarta Utara.
saat ini mereka sedang memasuki store yang bekerja sama dengan Sandaria School, disinilah tempat mereka bisa membeli seragam dan keperluan sekolah official.

"seragam yang tadi kita pake foto kebesaran di gue" ujar Jie membuka percakapan sambil melihat lihat ukuran seragam yang tergantung rapih.

"tadi tuh satu ukuran semua. berarti lo beli ukuran dibawah itu aja" jawab Jeno yang juga sedang mencocokkan ukuran.

sedangkan Chenle dan Thalita sudah mendapatkan seragamnya, keduanya sedang duduk menunggu sambil memakan es krim yang baru saja mereka beli.

"jadi urusan berkas lo udah selesai?" tanya Chenle pada Thalita.

Thalita mengangguk, "udah ko, Mamanya Jeno ngabarin udah beres, walaupun kayaknya pake jalur yang kalo kata Jeno 'lo punya duit, lo punya kuasa'"lalu Thalita tertawa geli sendiri, Chenle pun ikut terkekeh dan bergidik,

"karena gue rasa beliau ga berhasil hubungin daddy" jawab Thalita.

Chenle menepuk pundak Thalita "It's okey, yang penting semua udah beres, jangan lupa bawain Mamanya Jeno makanan, bilang makasih"

"iya, nanti niatnya sekalian beliin kue kok"

Chenle mengangguk.

"udah yuk cabut" Jeno dan Jie menghampiri, ternyata mereka sudah selesai dengan urusan seragamnya.

*****

Tinggal menghitung hari untuk Jeno, Chenle, Jie dan Thalita memulai aktivitasnya sebagai siswa baru di Sandaria School.

setelah membeli seragam, tas, sepatu dan keperluan lainnya mereka melipir ke restoran seafood, menyusul Satya dan Airin yang sudah berada disana untuk ikut merayakan kelulusan anak-anaknya.

"Halo bundaa!" sapa Thalita kemudian menyalimi Satya dan Airin disusul yang lainnya.

"Hai sayang, sini sini duduk samping bunda" kata Bunda Airin yang langsung angguki oleh Thalita.

"Jeno, mama kamu jadi datang?" tanya Satya pada Jeno yang baru saja duduk di samping Thalita.

"kayaknya engga om, tadi Mama ngabarin mau ada rapat" jawab Jeno.

di sebrang Jeno ada Chenle yang sudah bersiap mengambil makanan di depannya namun pertanyaan Jie menginterupsi kegiatannya.

"Pi, lobster ini ngambil di aquarium yang di bawah tadi kan?" tanya Jie pada papinya.

"Harusnya sih iya" jawab Satya.

"kok harusnya, emang papi ga ambil sendiri?" Jie bertanya lagi.

Satya menggaruk pelipisnya "ya engga lah dek, kenapa emangnya?"

"Pasti dia mau coba ambil sendiri," Chenle menyahut.

"Ohh ya tinggal ambil aja"

"BOLEH?" pertanyaan itu datang dari Jie dan Thalita, membuat Satya sedikit tersentak kemudian tertawa karena merasa lucu.

"Thalita mau?" tanya Satya yang langsung diangguki Thalita dengan cepat.

"Jie juga mau!!" ujar Jie sambil mengacungkan telunjuknya.

Bunda mengusap kepala Thalita dengan tawa kecilnya "yaudah sana, terserah mau ambil apa aja, asal di makan loh ya" kata bunda pada Thalita dan Jie.

"Nanti Jeno yang makan" jawab Thalita asal.

"Lah kok gue?!" Jeno menunjuk dirinya bingung.

lalu mereka semua tertawa melihat ekspresi Jeno.

"gamau ah, ini aja udah banyak belom kemakan semua" kata Jeno menunjuk makanan yang sudah tersaji di meja.

"tau lu makan yang disini dulu tuh" Chenle ikut menimpalinya.

lalu wajah Jie dan Thalita langsung mengangguk lemas.

"Aduh ga seru ah manyun manyun kayak ikan buntal, udah gapapa kalo adek sama Thalita mau coba tangkap sendiri, nanti kepikiran loh gabisa tidur"

"Engga usah gapapa Om" jawab Thalita, namun ekspresinya masih terlihat lesu.

Satya juga melihat Jie yang terlihat murung

lalu Satya berdiri dari kursinya "yaudah gini, semuanya aja ikut kebawah."

"Papi!" keluh Chenle.

"Ayo cepetan semuanya kebawah, kita ambil sendiri seafood yang masih hidup"

"hah? beneran om?" tanya Jeno tak habis pikir.

"loh ya beneran,  kalo kalian mau ikut nanti papi kasih hadiah" jawab Satya menyogok Jeno dan Chenle.

Jie dan Thalita tentu saja langsung sumringah. "AYO!"

kemudian Jie dan Thalita keluar duluan dari ruangan itu, disusul Satya kemudian Chenle dan Jeno yang mengikuti dengan malas.

Bunda hanya menggelengkan kepala saja namun mengikuti mereka semua, sangat pusing mengurus banyak anak pikirnya.

dan ya, mereka semua berakhir melakukan hal yang diluar rencana, baju mereka bahkan sampai basah karena banyak bercanda.

"Ini kepitingnya hamil ya? ko diem aja" tanya Jie pada staff resto disana.

"eh?" staff itu terlihat bingung.

"Ih Je ga gitu! itu dia diem karena takut di ambil" sahut Thalita dengan tangan yang memegang jaring berisi ikan.

Jeno dan Chenle hanya tertawa di belakang mereka, "bodoh banget anjir" ujar Chenle.

sedangkan Satya dan Airin sibuk memotret anak-anaknya itu.

beruntung tidak banyak pengunjung di hari itu, jadi mereka bisa bebas bermain disana.

beruntung tidak banyak pengunjung di hari itu, jadi mereka bisa bebas bermain disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
keep me company Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang