50. Benalu di Inangnya

401 37 1
                                    

Baca sesuai urutan judul.
Vote dong tukhon:)

𝐃𝐀𝐔𝐍𝐀𝐑𝐀

Felix merangkul pundak Wei dan mencoba menenangkan orang tua dari sahabat putranya yang ternyata juga pernah menjadi orang istimewa untuk Felix.

"Entah gimana takdir mereka, kita ga bisa maksa mereka milih jalan kaya kita." kata Felix.

"Dulu rasanya susah banget pisah dari lo, tapi buktinya gue bisa, lo juga bisa. Maaf kalo gue egois tapi gue berharap Daun pun sama."

"Egois itu juga perlu, gue juga berharap Laut bisa pisah sama Langit. Tapi gue ga mau memaksa mereka kaya dulu ortu kita yang maksa kita."

"Iya bener, bahkan lo sampe dikira ngejar Acel padahal nyatanya lo dipaksa deketin Acel sama bokap lo dulu hahaha dan di saat itu gue terpuruk ga tau mau gimana terus Meyra yang dateng."

"Lucu juga kisah kita, bahkan masih kerasa sakitnya sampe sekarang."

"I'm good, u're good, we're good, but our time is not good Fel."

"Semoga anak-anak kita bisa nemuin jalan yang benar dan yang mereka mau. Kalo pun kesalahan ini yang bikin mereka bahagia ya sudahlah, biar itu jadi urusan yang di atas."

"Iya Fel. Jaman sekarang juga lebih terbuka ga kaya dulu. Semoga kalo ada apa-apa sama mereka, pandangan masyarakat ga sebegitunya. Kalo pun terlalu parah mending mereka pindah aja ke negara lain."

"Iya, ada baiknya pindah. Siapa tau mereka dapet beasiswa kuliah ke negara tetangga yang lebih terbuka untuk mereka."

"Iya."

Di sisi lain Jonas sudah ditodong dengan ribuan pertanyaan dari empat lainnya. Angin menahan diri untuk tidak memukuli wajah songong dari anak pengacara itu.

"Lo itu kaya benalu tau ga? Benalu yang merusak inangnya." kata Daun.

"Gue emang ga bisa sama lo, tapi pernah ga gue ngucap kata-kata kasar ke lo?"

"Gue ga pernah ngucap kata kasar ga berarti gue ga akan ngucap. Lo keterlaluan banget, lo bikin kita berempat dalam masalah. Gue, Angin, sama Langit jadi dipukuli sama ortu."

"Maaf Da."

"Kalo ga gini lo ga akan ngerti Jo, sesuka apapun lo ke kopi kalo kopi itu udah jadi milik orang lain lo ga akan bisa ngambil kecuali orang itu yang ngasih."

"Gue suka sama lo Daun."

"Suka? Gue rasa itu cuma obsesi lo aja ke gue. Kalo lo suka gue ya biarin gue milih apa yang gue mau bukannya nempatin gue di posisi yang buruk."

"Sorry Da."

"Siapa yang lo suruh?" tanya Laut membuat Jonas terdiam.

"Siapa?!" Angin hendak meninju muka Jonas tapi ditahan oleh Langit.

"Please Jo, siapa?" Daun ga bisa nahan dirinya lagi, dia terduduk di lantai di depan Jonas dan yang lainnya. Dia takut fotonya kesebar dan berpengaruh ke pendidikannya.

"Daun.."

"Please Jo gue mohon ke lo suruh dia hapus semuanya. Gue takut Jo, takut banget." Daun menangis.

"Daun..."

Angin hendak memeluk pacarnya tapi dihalangi oleh Langit dan Laut. Sepasang kekasih itu menarik paksa Angin untuk menjauh meninggalkan Daun dengan Jonas.

"Biarin mereka bicara, kalo Daun yang minta pasti Jonas mau kasih." kata Laut.

"Tapi-"

"Percaya aja sama Daun, Ngin." kata Langit, Angin pun menurut dan membiarkan pacarnya berbicara empat mata dengan Jonas.

𝐃𝐀𝐔𝐍𝐀𝐑𝐀 >>NetJamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang