59. Tiga Tahun

490 37 1
                                    

Baca sesuai urutan judul.
Vote dong tukhon:)

𝐃𝐀𝐔𝐍𝐀𝐑𝐀

"Ah sial! Jangan digigit!" protes Daun saat merasakan rasa amis di bibirnya.

"Maaf hehe lagian gemes."

"Bilang gitu aja terus, bibirku ga pernah ga luka karena kamu."

"Hehehehe, ga papa, luka di bibirmu bikin kamu makin seksi tau ga?"

"Mesum."

"Cuma ke kamu."

Angin menyatukan kembali bibirnya dengan bibir Daun, meskipun sudah mendapat protesan dari Daun dia tetap melanjutkan kenakalannya. Dia mengajak lidah Daun beradu bersama menukar saliva, ciuman Angin selalu ganas, tidak heran jika bibir Daun tidak pernah mulus seperti dulu.

Tidak disangka hubungan mereka bertahan sampai tahun ke tiga. Skinship di antara mereka sudah terlalu banyak, ciuman bagi mereka sudah menjadi hal yang wajib dilakukan saat bertemu baik di rumah Daun maupun di kosan.

Selama tiga tahun berhubungan tidak mungkin semuanya berjalan lancar. Tentu mereka juga pernah bermasalah, berantem, diem-dieman, tapi keduanya akan saling merenung lalu kembali lagi untuk mendekap satu sama lain.

"By kamu jadi ambil matkul tambahan?"

"Iya buat memperbaiki nilai."

"Udah mulai garap skripsi?"

"Udah sih, kalo kamu?"

"On process."

"Langit gimana?"

"Ambil matkul tambahan juga, untung nilaiku aman-aman aja."

"Enak ya yang aman."

"Ehehe sombong dikit boleh lah."

"Serah."

"Utututuu jangan iri gitu dong, sini cium lagi."

"Ngedeket seinchi aja aku pukul palamu."

"Ih kok gitu sih?" Net cemberut.

"Bibirku udah perih ini."

"Nanti kan baikan lagi bibirnya."

"Ga mau."

"Ya udah deh di sini aja."

"Akh!"

Angin dengan tidak tau malunya menggigit leher Daun dan menyesapnya sedikit hingga meninggalkan tanda kemerahan.

"A' apa-apaan sih?"

"Cuma dikit doang kok, udah tiga tahun masa masih ga boleh aja."

"Kan aku bilang aku belom siap."

"Kapan atuh siapnya?"

"Lima tahun lagi ahaha, kenapa? Udah capek nunggu?"

"Mana ada, ga kok, mau sepuluh tahun juga bakaln aku tunggu, tadi cuma khilaf hehe."

"Khilaf terus alasannya."

"Beneran lho cuma khilaf."

"Iya deeeee."

"Kalo ga boleh cium yaudah peluk aja."

"Boleh." Daun merentangkan tangannya lalu menerima dekapan erat dari sang kekasih.

"Aku sayang kamu." kata Angin.

"Aku juga."

"Tetap bertahan kaya gini ya by."

"Iya lah harus, kan janjinya sampe 100 tahun, udah janji jadi harus ditepati."

"Iya, bakal ditepati." Angin menjauhkan dirinya lalu mengganti posisi menjadi tiduran di paha Daun.

𝐃𝐀𝐔𝐍𝐀𝐑𝐀 >>NetJamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang