15. Pak haji 🧀🧀

1.9K 166 9
                                    

Hai hai semua nya, ahahaha sebelum nya aku mau minta maaf buat kalian yang bingung sama sosok yang muncul di chapter kemarin. Sebenarnya aku juga bingung mau bilang alter ego atau hantu soal nya aku sendiri kurang paham sama maksud alter ego😭 so ya buat chapter kemarin kalian jangan terlalu di pikirin ya? Ambil lucu nya saja okey? Kemarin juga itu spontan aja dapet ide kek gitu, jadi aku gak mikirin gimana ke depan nya. Anggap lah sosok itu sesuka kalian, mau hantu atau alter ego suka-suka kalian ya? Kalian bebas berimajinasi di sini😍 jangan terlalu serius buat yang kemarin okey? Itu lucu-lucu aja ya? Aku takut kalian sakit kepala karena bingung sama sosok itu😭😭 kemarin jujur itu tu spontan dapet ide ahaha. So karena masih masa liburan aku mau sering-sering up ehehe dari pada banyak cincong mending langsung aja di vote bisa juga komen kalau mau😁 jangan jadi pembaca goib ya onty ku👻 oke selamat membaca...

Let's read!
___

Lili sedang duduk santai di taman bersama teman-teman nya, keadaan nya sudah membaik sehingga sang buna mengizinkan nya bermain di taman. Namun seperti nya ia salah memilih hari di karena kan hari ini benar-benar panas lebih panas dari biasa nya sehingga ke tujuh anak-anak itu terdiam merasakan panas nya siang ini.

Lili menyandarkan kepalanya di bahu Januar, angin sepoi-sepoi mulai Lili rasa kan karena Januar mengipasi wajah nya. "Nu, yang kencang dong kipas nya." Ujar Lili sambil mendekatkan wajah nya, Januar menghela napas tapi tetap menuruti mau nya Lili.

Ivan membuang bungkus es nya ke sembarang arah, lelah sudah tiga bungkus es ia minum tapi masih terasa panas. "Ini panas banget ya? Setiap kita ke taman selalu gini." Ujar Ivan berkacak pinggang perut nya sampai kembung karena terlalu banyak minum es.

Uky mengangguk menyetujui ucapan Ivan. "Apa kita panggil pawang hujan ya supaya dia turunin hujan." Ujar Uky yang kini sedang tidur di pangkuan Januar, ya kalau kalian lihat Januar seperti duda beranak dua.

Lili yang bersandar di bahu nya dan Uky yang tertidur di paha nya, tangan kecil Januar terus mengipasi ke dua gadis kecil itu. "Siapa yang bisa jadi pawang nya?" Tanya Januar membuat Uky mengangkat bahu nya, entah lah Uky hanya asal bicara saja lagi pula mana ada yang seperti itu di sini.

"Lili lapar tau." Ujar Lili dengan memegangi perut nya, gadis kecil itu belum makan apapun karena pagi ini Lili hanya minum susu.

Ella mengangguk ia juga lapar. "Kita makan apa ya?" Tanya Ella sambil meletakkan tangan nya di dagu.

Ellza menjentikkan jari nya. "La! Kamu inget jambu pak haji gak? Kan udah berbuah!" Tanya Ellza dengan riang, Ella mengangguk antusias mengingat hal itu.

"Iya buah jambu pak haji udah ada buah nya, kita ke sana minta yu!" Ajak Ella menarik tangan Ellza.

Mereka menatap kepergian si kembar dengan bingung tapi setelah nya mereka menyusul, Lili terpikirkan sesuatu yang harus ia coba sekarang. Kemarin gadis kecil itu menonton video lucu bersama ayah Tama dan menemukan kata-kata bagus.

"Kamu pikir aku gak bingung Jo? Semua orang juga bingung nanti gak bingung kalau udah di surga." Ujar Lili secara tiba-tiba sambil mengguncang kan bahu Jordy.

"Li kamu gak kesurupan lagi kan?" Tanya Jordy dengan suara bergetar akibat tubuh nya di guncang.

Lili berdecak kesal. "Kamu norak! Itu tu trend kata ayah." Ujar Lili dengan wajah sombong nya.

Jordy menggeleng heran, seperti nya virus Uky sudah mulai menyebar ke Lili. "Jangan ke banyakan bicara sama Uky ya? Nanti kamu ikutan stres." Ujar Jordy sambil mengelus rambut Lili, ia tidak siap jika gadis kecil nya ikut gila.

Uky langsung mencubit lengan Jordy yang sedang berdiri di samping nya. "Aku dengar ya!" Dengan marah Uky mengeraskan cubitannya.

Jordy yang ke sakitan langsung menghempaskan tangan Uky. "Sakit tau!" Ujar Jordy lalu mengusap tangan nya yang memerah akibat cubitan Uky.

Lili Si Bocil《On Going》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang