Guys, boleh aku minta tolong?
Tolong ramein fanfict ini, ya? Biar aku semangat lanjutin ini sampai tamat. Karena 1 vote dan 1 komentar dari kalian sangat amat berarti banget buat aku. Terus kalau ada 1 org yg sering ngasih vote dan komen tetiba ngilang, aku rasanya kayak hampa gitu dan nyariin, "Si itu kok belum muncul ya? Ah, mungkin lagi sibuk." Gitu terus tiap kali cek notif wp.Aku minta tolong kayak gini bukan cuma buat karya aku aja, tapi buat author HyunJeong lain juga. Karena...seperti yg kalian tau, makin ke sini, makin dikit aja peminat HyunJeong. Malah shipper sebelah yg lebih banyak.
Jadi aku mau kita saling support biar kapal kesayangan kita ini gak jadi karam 🙏. Jadi tolong ya, sama² kita hype biar rame kayak dulu lagi!!!
Semangat and happy reading!! 😁😁😁
WARN!!! SEX IN THE WATERFALL.
_________________________
.
Tubuh Jeongin gemetaran, antara senang dan takut. Senang sebab ada seorang laki-laki yang menyatakan cinta padanya, takut karena laki-laki itu bukanlah manusia. Ia terus berpikir saat Hyunjin kembali nyatakan cinta dengan pandangan tulus terhadap sifat Jeongin yang lembut. Perlahan jemari Jeongin bergerak mengamit pergelangan tangan kekar Hyunjin, terbersit keraguan dalam gerakannya. Nampak serasi. Kedua tangan mereka bak pinang dibelah dua, mirip tapi tak sama. Jeongin seolah telah menemukan takdir kekal hidupnya, muara yang menyatukan dalam belenggu. Hyunjin tersenyum, benar-benar tersenyum, bukan seringai ngeri seperti yang biasa ia tunjukkan pada musuh. Pemuda iblis itu seolah menegaskan jika ia tidak main-main terhadap perasaan ingin menjaga Jeongin seumur hidup. Hingga kelak mereka kekal dalam neraka abadi.
Harusnya, Jeongin hari itu mengabaikan bisikan iblis dari lidah berbisa Hyunjin. Namun semua sudah terlanjur. Bahkan hari dimana seharusnya ia sibuk berkutat dengan tugas KKN malah disusul oleh Hyunjin yang sudah menunggu dirinya di air terjun.
Ciuman mereka terputus, ada kilatan tak yakin di mata Jeongin. Namun, Hyunjin kembali meramu bibir merekah milik pasangan jiwanya.
"Hahh...hahh." Nafas saling menyaru, bisikan iblis jauh lebih berisik ketimbang suara jangkrik di keheningan malam ini.
"Jeongin...jangan ragu, saya tidak akan menyakitimu." Hyunjin menaruh afeksi pada kedua pipi tirus cinta-nya. Membelai dengan penuh daksa kehangatan.
Detik itu Jeongin mengindahkan ragu, ditariknya tengkuk sang iblis untuk kembali menghisap bilah yang menjadi candu. Sekejab mata terbuai oleh cumbunarasa nan menggebu.
Malam yang kelabu, menghantarkan temu pada pembuktian bahwa Jeongin kini telah dimiliki seutuhnya. Secara nyata dan sadar. Mereka bergumul hebat disaksikan pepohonan serta angin yang berdesir lirih.
"Ahhh mnghhh," lenguh Jeongin manakala penis tak manusiawi itu terobos analnya di dalam air. Menimbulkan bunyi yang lumayan berisik sebab diiringi cipratan basah menggerubungi.
"Jeongin, ahhh sayanghh." Hyunjin berbisik dengan suara rendah tepat di telinga Jeongin. Ia kemudian mengulum cuping telinga itu sembari kedua lengan kekarnya menaik turunkan tubuh Jeongin biarkan lubang anal sempit meremas kemaluannya yang mengacung tegak perkasa.
Jeongin mengerjab, matanya juling dengan bibir terbuka serukan desah-desahan erotis. Makin lama permainan mereka kian anarkis. Hyunjin nyatanya tidak mampu menahan nafsu yang sudah merangkak hinggapi ubun-ubun. Dibaliknya posisi Jeongin hingga menungging berpegangan pada pinggiran air terjun lantas kembali ia setubuhi dengan semangat menggebu-gebu. Bunyi cipratan air yang terdengar nyaring sebagai pertanda bahwa keduanya tengah diselimuti gairah tinggi. Ingin saling menguasai tubuh masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘽ecaꪊse 𝙔ou 𝙒ouꪶd 𝘽e 𝙈ine! - S1&S2, [hyunjeong].
FanfictionTAMAT • HYUNJEONG Pijaraya semesta rasanya sulit untuk digapai. Sebab sosokmu tak pernah berhenti berdamai dengan keadaan. Dunia kita berbeda. Kamu adalah temaram yang dijauhi umat manusia sepertiku, tidak seharusnya kamu sembunyikan aku dari dunia...