S2, 0.11; Tell Me About Your Feeling.

454 33 37
                                    

Sesuai pengumuman aku kemarin, fanfict ini akan aku publikasikan 2 kali dalam seminggu, tepatnya pada malam Jum'at dan malam Minggu. Semoga kalian suka!

Happy reading!! ^^

CONTENT WARNING!!! Sex scene, dirty talk, pussyboy.

_________________________

"Sialan!"

Boleh saja bibirnya mengumpat, tapi pipinya bereaksi luar biasa, panas nan memerah. Jeongin merasa seperti tengah terkena penyakit demam. Beberapa kali Jeongin menepuk pipi demi menyadarkan diri. Dalam hati bertanya-tanya, mengapa mimpi dari sang iblis datang lagi? Apa karena ia sedang menginjakkan kaki di tanah kekuasaan milik Hyunjin?

Jeongin menggelengkan kepala, coba enyahkan pikiran liar yang sempat menghantui. Kepalanya menoleh pada Riki yang masih tertidur lelap. Setelah memastikan putranya tertidur, ia bangun lantas mengendap-endap menuju kamar mandi. Jeongin ingin membasuh muka untuk menyadarkan diri. Sebab entah mengapa vaginanya terasa becek seolah ada cairan yang menetes menuruni, menjalar hingga ke paha.

Karena penasaran, Jeongin melepas celana tidur serta dalaman yang ia kenakan. Menyisakan piyama kebesaran tanpa menggunakan bawaham apapun. Entah pemikiran apa yang merasukinya, Jeongin duduk di dalam bathup. Membuka kedua pahanya hingga terpampang vagina segar kemerah-merahan yang tak henti-hentinya keluarkan air yang merangsang hormon untuk segera bersenggama dengan pasangan.

"Ah—mhh," lenguh Jeongin tertahan. Berusaha agar suaranya tidak terdengar sampai ke luar. Wajahnya kian memanas, Jeongin merasa bahwa malam ini hormonnya teramat menggebu tanpa bisa ia kontrol.

Dalam gairah yang berkecamuk, Jeongin menggumam setengah sadar.
"Hyunjin—brengsekhh, keluar kamu pengecut! Ayo setubuhi aku seperti kamu menyusup ke dalam mimpiku!"

Hawa dingin seolah menggerayangi tubuh Jeongin, Lucifer muncul seperti yang ia harapkan. Di hadapan Jeongin, dengan tatapan penuh kerinduan mendalam. Jeongin terpaku, menggigit bibirnya menahan jeritan kala iblis itu langsung mengukungnya di dalam bathup. Menatapnya lamat lalu mulai menciumi leher Jeongin hingga meninggalkan tanda.

"Saya merindukanmu, sayang." Ia berbisik hingga membuat bulu kuduk Jeongin berdiri.

Malam itu Jeongin kehilangan akal. Entah setan macam apa yang telah merasukinya, Jeongin menarik kerah kemeja Hyunjin, mengikis jarak hingga bibir mereka bersentuhan, bercumbu dengan ganas; saling mendominasi satu sama lain.

Jemari lentik Jeongin pun tak tinggal diam, ia bergerilya membuka kancing baju Hyunjin, lalu turun menanggalkan celana demi menuju penis yang tak disangka-sangka telah mengacung tegak, siap untuk menyodok vagina Jeongin sampai sang submissif melolong bak binatang buas. Jeongin menyentuhnya, mulai dari kepala penis yang paling sensitif. Hyunjin menarik diri, menyudahi ciuman. Membiarkan Jeongin memanjakan batang kemaluannya sembari saling tatap penuh kerinduan.

Sepenuhnya, naluri Jeongin telah dikuasi oleh Hyunjin yang teramat rindu serta haus belaian hingga nafsu birahinya kian menguar.

Sembari mengurut penis Hyunjin, tangan Jeongin satunya tak tinggal diam. Jemari lentik itu mengelus vagina yang kian basah, menusuk-nusuk ke dalam sembari melenguh, coba menggoda dominan yang tengah meneguk ludah susah payah. Terutama dari bagaimana tatapan Jeongin tertuju padanya, nampak sayu, menunggu untuk dijamah lebih jauh.

𝘽ecaꪊse 𝙔ou 𝙒ouꪶd 𝘽e 𝙈ine! - S1&S2, [hyunjeong].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang