S2, 0.18; Rampung yang Rumpang.

197 30 33
                                    

Selama napasku berhembus,
Hanya kamu didoaku.
Selama mataku memandang,
Hanya kamu cinta matiku.

Dengarlah dunia, rintihan hatiku.
Yang terbalut dalam doaku.
Inilah sumpahku, dengarlah dunia.

Sumpah matiku hanya untukmu.

_________________________

Malam hari kala nyanyian hewan malam terdengar bising, suasana rumah di pedalaman milik Hyunjin nampak sangat sepi. Terdengar bunyi ketukan pintu berulang kali hingga sang tamu mendengus gusar. Tamu tak diundang yang beralasan mampir untuk silaturahmi rumah baru, katanya.

"Kemana perginya iblis keparat itu, sih?!" geram Haewon kepalang kesal.

"Mungkin mereka tidak ada di rumah?" Felix berasumsi.

"Tenangkah Haewon. Tolong bersikap normal selayaknya tamu yang datang berkunjung ke rumah saudara angkatmu," timpal Changbin

"Sialan! Aku baru bersaudara dengannya ketika dia memutus hubungan pertemanan dengan Leviathan dan Mammon asal kamu tahu! Peduli iblis! Mundur kalian berdua!"

Haewon menggertakkan jari jemarinya, kepalanya mereng ke kanan dan kiri berusaha melemaskan urat-urat di sana. Terakhir, ia mengambil ancang-ancang untuk menendang pintu kayu rumah Hyunjin dengan kekuatan maksimal.

Brak!

Debuman kekerasan menggema seantero kampung. Beberapa unggas malam seperti burung hantu dan burung gagak berkicau takut seraya mengepakkan sayap meninggalkan pohon tempat mereka bertengger nyaman. Haewon melenggang masuk ke dalam rumah besar nan sederhana lalu mulai mencari keberadaan keluarga pemilik rumah.

Changbin dan Felix mengekor pasrah, ikut mencari-cari keberadaan dua sejoli beserta seorang anak yang baru-baru ini tinggal di sana. Semua kamar mereka cek satu persatu, hingga tibalah Haewon di dalam kamar ujung yang begitu berantakan. Botol parfum, vas bunga, retakan kaca, serta sprei yang sudah tidak berbentuk. Seolah telah terjadi bencana angin topan yang menggelegar.

Haewon berjongkok di bawah ranjang. Ia menemukan kejanggalan. Changbin dan Felix yang tidak menemukan kecurigaan apapun di dalam kamar itu ikut masuk menghampiri Haewon, lantas berjongkok di kanan kiri sang gadis iblis.

"Apa kamu menemukan sesuatu, nona Veela?" tanya Felix mengernyitkan dahi.

Tanpa menjawab pertanyaan Felix, Haewon menoleh pada Changbin. Ia menyerahkan sebuah jarum suntik yang ditemukan di bawah ranjang tempat tidur.

"Enduslah baunya dan terawang. Apa yang terjadi ada dua keparat itu!" perintah tegas Haewon.

"T-tapi saya belum terlalu-"

"Apakah perintahku kurang jelas, Changbin?" Haewon melotot, tidak menerima bantahan.

Dengan gemetaran, Changbin mengambil jarum suntik, lalu mengendusnya. Sebagai skinwalker dengan bentuk anjing liar yang berbeda dengan Bahutai, Changbin memiliki kelebihan mengendus bau bak anjing pelacak untuk menemukan masa lalu yang terjadi pada suatu benda. Akan tetapi, kelebihannya ini belum terasah betul sehingga membuatnya tidak yakin bisa menemukan keberadaan melihat masa lalu secara tepat.

Changbin melaksanakan perintah Haewon dengan patuh, mulai menerawang apa yang sebenarnya telah terjadi.

Sekelebat bayangan memenuhi kepala Changbin. Ia melihat peristiwa bagaimana Jeongin diculik oleh pria yang tidak asing bagi Changbin. Pria yang pernah berselisih dengan Hyunjin di gereja setan. Di sana Jeongin berteriak, namun Juyeon memaksa menarik pergelangan tangannya. Lalu tergesa menyuntikkan obat bius di pinggang pemuda itu. Lantas mereka berdua menghilang dari pandangan. Tak lama kemudian, Hyunjin datang dengan raut panik mencari keberadaan Jeongin. Sang iblis keluar dengan raut tegang.

𝘽ecaꪊse 𝙔ou 𝙒ouꪶd 𝘽e 𝙈ine! - S1&S2, [hyunjeong].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang